HAPPY READING...
Taman hijau nampak begitu indah dihiasi berbagai pernak pernik bergaya vintage, tak lupa berbagai macam jenis bunga yang ditata begitu indah menambah kesempurnaan dari tempat itu.
Seorang gadis tersenyum memandang pantulan dirinya dari cermin 'cantik' batinnya, bukan ia terlalu percaya diri tapi semua orang juga akan setuju jika melihat dirinya saat ini. Dengan mengenakan kebaya putih dengan bawahan rok motif yang begitu pas ditubuhnya, riasan makeup dan hiasan mahkota ala Sunda yang menambah kecantikannya.
LUNA ANDARA, gadis yang tengah menatap dirinya sendiri lewat pantulan cermin, hari ini adalah hari pernikahannya dengan seseorang yang sangat ia cintai, GALANG PRADIPTA. Setelah lamaran Galang lima bulan lalu akhirnya waktu yang mereka tunggu tiba, pernikahan mereka.
Dengan segala persiapan yang cukup singkat karena ini bukan rencana awalnya, mereka berencana menikah saat Luna lulus sarjana, tapi dengan segala pertimbangan Galang memilih mempercepat pernikahan mereka.
Luna masih menatap dirinya, sungguh ia tak menyangka jika dirinya nampak begitu cantik. Ditemani seorang wanita paruh baya yang dari tadi ikut tersenyum melihatnya. Nyonya anita atau Luna menyebutnya mamih, ibu dari Satya, kakak angkatnya. Yang sudah menganggapnya sebagai putrinya.
"Kamu cantik sekali sayang" Ujar mamih anita mengusap bahu Luna
"Mamih bisa aja, Luna gugup sekali mih" Ujar Luna menggenggam tangan mamihnya yang ada dibahunya.
"Semua akan baik-baik aja sayang, jangan gugup yah" Ujar mamihnya dan Luna tersenyum mengangguk.
"Waktunya sudah tiba, calon pengantin harus menuju ketempat acara" Ujar salah satu panitia acara
Luna menghela napas kembali merasa gugup, saat akan melangkah menuju taman tempat akadnya dilangsungkan.
Seorang pria paruh baya sudah menunggunya didepan pintu, Luna tersenyum pria paruh baya itupun tersenyum
Tuan Pratama pria paruh baya itu yang tak lain adalah ayah dari Satya, yang sudah menganggap Luna sebagai putri bungsunya dan akan menjadi walinya.
Luna melangkah dengan didampingi mamih papih Satya, ia tersenyum tak menyangka dihari pernikahannya ia mempunyai keluarga yang lengkap.
Dari kejauhan ia memandang seorang pria yang sebentar lagi akan menjadi pasangan hidupnya, dengan mengenakan setelan jas hitam Galang nampak begitu tampan, membuat hatinya berdegup kencang menambah kegugupannya.
Galang yang dari tadi tak bisa diam dari duduknya, nyatanya ia tak kalah gugup dari Luna. Ia bangkit dari duduknya saat melihat gadisnya dari kejauhan. Dengan gaun dan riasan yang begitu pas membuat gadisnya nampak cantik dan anggun, ia makin tak sabar untuk segera menjadikan Luna sebagai istrinya.
Luna duduk disebelah Galang ada orang tua mereka, ada para sahabat dan teman-temannya yang akan menjadi saksi pernikahan mereka.
"Saya Terima nikahnya Luna andara binti bapak Muhammad rizal dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan seberat lima ratus gram dibayar tunai" Ucap Galang dengan tegasnya
"Bagaimana para saksi" Tanya pak penghulu
"SAH" Jawab para saksi serempak
Luna menitikan airmatanya haru, akhirnya ia telah sah menjadi milik Galang seutuhnya dimata Tuhan dan negara, Galangpun tersenyum lega akhirnya Luna akan menjadi miliknya selamanya.
Sisil dan Riko ikut terharu melihat sahabatnya kini memiliki seseorang yang akan menjaga, melindungi dan selalu ada untuknya, Luna tak sendiri lagi
Satya tak kalah terharu, bahkan matanya ikut berkaca melihat sang adik yang ia temui tanpa sengaja dulu, kini telah sah menjadi pendamping hidup seseorang, Satya amat bahagia karena adiknya menikah dengan orang yang dia cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA LUNA (END)
RomanceCOMPLETED Luna amat mencintai Galang, tapi Galang sangat membencinya. Luna mengharapkan Galang, tapi Galang mengharapkan gadis lain. Mampukah Luna mendapatkan cinta Galang ketika hati Galang yang masih mencintai mantan kekasihnya. Mampukah Luna teru...