TANPAMU

145K 6.4K 358
                                    

HAPPY READING...

Semua tak berjalan seperti yang mereka inginkan khususnya untuk Galang dan aurel. Galang yang berpikir jika hidupnya akan lebih baik jika tanpa kehadiran Luna, nyatanya malah sebaliknya. Aurel ia berharap dengan kepergian Luna akan membuat hubungannya dan Galang kian dekat nyatanya semua sama saja tak ada perubahan yang berarti.
.
.
.
.
Dengan langkah sempoyon Galang memasuki rumah. Tampilan kacau dengan mata merah dan bau alkohol yang sangat menyengat
Ia menghabiskan malamnya di sebuah club malam, entah sudah berapa botol minuman yang ia habiskan hingga membuatnya mabuk berat. Terus merancau tak jelas melangkah menuju kamarnya. Sang mamah yang melihat keadaan anaknya seperti itu tersentak langsung menghampirinya.

"Kamu kenapa sayang?"panik sang mamah

"Dia pergi mah, dia udah pergi mah"gumam Galang setengah sadar

"Siapa yang pergi sayang?"tanya mamahnya lagi

"Jelek mah, jelek pergi ninggalin aku. Harusnya aku bahagia tapi kenapa disini rasanya sakit sekali"Galang memukuli dadanya, terus merancau membuat mamahnya mengernyitkan dahinya.

"Ya udah sekarang kita kekamar ya sayang"mamahnya memapah Galang masuk kedalam kamar, kemudian membantu putranya itu merebahkan tubuhnya, membuka sepatu dan menyelimutinya.

"Gue benci lu jelek, gue seneng lu pergi gak ada yang ganggu gue lagi gak ada yang buat masalah dalam hidup gue lagi gue senang. Ya harusnya gue senang tapi kenapa hati gue sakit kenapa gue ngerasa sepi tanpa gangguan lu. Ada apa dengan gue jelek kenapa lu selalu hadir dalam pikiran gue kenapa lu menuhin pikiran gue kenapa jelek, kenapa, jawab gue jelek, lu dimana jelek"Galang terus merancau membuat mamahnya merasa miris dengan keadaan putranya saat ini, ia duduk di tepi ranjang memperhatikan wajah sang putra yang masih terus merancau. Mamahnya melihat sebuah airmata di sudut mata Galang dan menghapusnya 'ada apa dengan Galang kenapa dia kacau seperti ini' batin mamahnya sebelum meninggalkan kamar Galang.
.
.
.
.
Galang kembali melangkahkan kakinya kedalam kampus, penampilannya kian terlihat miris tubuhnya semakin kurus, matanya selalu berkantung, bahkan bakal janggut dan kumis tipis yang tumbuh tak ia hiraukan.

Aurel menghampiri Galang yang duduk sendirian dalam kelas.

"Hey Lang"sapanya dengan senyum manis

"Hey Rel"jawab Galang singkat, Aurel memilih duduk disebelahnya

"Kekantin yuk"ajak Aurel menyentuh pundak Galang

"Gak, makasih Rel"tolak Galang

"Ayo lah, Galang. Aku tau kamu akhir-akhir ini pasti jarang makan, ayo kekantin biar aku yang teraktir"bujuk Aurel sedikit memaksa, Galang hanya menggeleng

"Ayo lah Lang kamu harus banyak makan biar tubuh kamu kembali kaya dulu lagi, aku ga suka liat kamu kaya gini kamu kaya orang yang gak urus"Aurel terus memaksa dengan nada manjanya.

"Aku bilang ga mau!!ya ga mau!!"bentak Galang menepis tangan Aurel, membuat gadis itu terperanjat syok, bukan hanya Aurel tapi yang lain juga karena bukan hanya mereka yang berada dalam ruangan itu. mereka tak menyangka jika Galang bisa bersikap kasar pada Aurel, gadis yang mereka tau masih Galang cintai.

Aurel mulai berkaca dia benar-benar tak menyangka Galang bisa bersikap sekasar itu, dari awal mereka kenal, pacaran hingga saat ia berselingkuh. Galang tetap bersikap baik dan lembut. Tapi, hari ini pria itu berani membentaknya didepan teman-temannya. Ia bukan hanya merasa sedih tapi juga malu, memilih berlari meninggalkan kelas.

"Aaaaaarrrghhhh"teriak Galang mengacak rambut frustasi, teman-temannya menghampiri mencoba menenangkan.

"Sabar Lang sabar"Bimo menepuk bahunya, Galang tak menjawab ia hanya memijit kepalanya yang serasa mau pecah.
.
.
.
Aurel berada di belakang kampus, ia masih menangis tersedu-sedu saat seseorang menghampirinya.

SETULUS CINTA LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang