CINTA vs BENCI

84.5K 4.3K 189
                                    

HAPPY READING...

Galang duduk termenung diatap kampus tempat ia terbiasa menyendiri, hari ini Luna tak masuk kuliah.

Melamun, mengingat kejadian saat dirinya membiarkan Luna kehujanan.

'Ntah kenapa gue selalu nyakitin dia, ntah kenapa gue selalu merasa kesal saat ada dia, gue juga selalu marah-marah sama dia' Galang menghela napas saat memikirkan perlakuannya pada Luna

'Jelek, sebenarnya gue pengen banget nanya sesuatu sama lu, apa bener lu cinta gue? kenapa? padahal gue selalu nyakitin lu? kenapa lu bertahan padahal lu terluka? kenapa lu trus berjuang padahal gue ga pernah peduli sama lu? kenapa lu ga cari cowo yang lebih baik dari gue?seperti Riko, dia lebih baik dan pengertian kenapa lu ga milih dia?' entah kenapa hatinya tak rela saat menyebut nama Riko.

"Gue masih sayang dan cinta sama Aurel dan itu ga pernah berubah, gue ga bisa gantiin dia dengan orang lain, termasuk lu"Galang berbicara sendiri

"Rasa cinta lu mungkin mampu mengubah rasa benci gue, tapi ga akan pernah bisa berubah menjadi cinta, ga bisa jelek. Jadi sia-sia aja waktu yang udah lu pinta, bahkan berapapun banyaknya waktu yang lu pinta tetap gak akan bisa merubah cinta gue ke Aurel, maafin gue jelek."Galang memejamkan matanya tanpa ia duga bayangan Luna saat tersenyum polos hadir dalam benaknya.

"Manis"gumamnya tanpa sadar.
.
.
.
Cinta kadang terlihat begitu kejam, saat kita mencintai seseorang dengan tulus dan berharap bisa bersamanya, tapi orang yang kita cintai malah mencintai orang lain, bahkan meski telah dihianati rasa cintanya tak pernah berubah.

Aurel sangat beruntung bisa dicintai oleh lelaki seperti Galang. Karena, meski ia pernah menghianati nyatanya Galang masih bisa menerimanya lagi.

Galang, sesungguhnya ialah yang paling beruntung dan bahagia. Beruntung karena dicintai dengan tulus oleh Luna tanpa harus membalasnya. Bahagia karena saat ini bisa berada dekat Aurel orang yang dia cintai, meski saat ini mereka belum kembali bersama.

Luna dia memang tak seberuntung Aurel atau Galang, tapi tetap bahagia bisa mencintai Galang.

Karena buat Luna bukan keuntungan yang ingin ia dapat dari cintanya, hanya ingin memberi sepenuh hati tanpa mengeluh dan menyesal, setulus hatinya setulus cintanya.
.
.
.
Luna sudah kembali beraktifitas seperti biasanya, senyum polos dan tawa renyah sudah kembali menghiasi wajahnya.

Duduk lesu disudut cafe mengambil dompet dan melihat isinya ada empat lembar uang seratus ribu, satu lembar uang lima puluh ribu dan dua lembar uang dua puluh ribu.

"Cuma segini duit gue, apa cukup buat sebulan"Luna menghela nafas panjang

Sebenarnya hari ini tanggal gajiannya, tapi karena untuk keperluan membeli kado Galang ia mengambil gajinya lebih awal, uang yang ia punya itu sisa lemburannya.

"Gue harus hemat bulan ini"keluhnya.
.
.
.
Luna memasuki sebuah minimarket ingin belanja keperluan bulanan dengan sisa uangnya.

"Apa makanan yang bisa gue makan buat satu bulan tapi harganya murah"Luna tampak berpikir sejenak

"Ah mie instan"Luna melangkah menuju rak deretan mie instan.

Mengambil banyak mie dengan berbagai rasa, sepertinya bulan ini perutnya akan diisi dengan berbagai macam rasa mie instan, Luna juga membeli beberapa kebutuhan lainnya.
.
.
.
Luna terus memegangi perutnya menahan lapar, sudah tiga hari ia hidup berhemat an selama tiga hari itu juga Luna cuma makan mie instan setiap pagi dan malam dan melewatkan makan siang.

"Astaga perut gue perih banget"keluhnya saat memasuki kelasnya.

Waktu istirahat tiba Luna memilih pergi ke perpus daripada kekantin dengan mencari alasan agar Laras dan Nandine tak curiga kalau ia sedang menghemat uang, ia tak ingin merepotkan teman-temannya itu.

SETULUS CINTA LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang