HAPPY READING....
Setelah hampir setengah hari berada di panti asuhan dan bermain dengan anak anak mereka berdua kembali pulang dan tengah berada dalam bus. Luna kembali duduk dipojok sedangkan Galang masih setia duduk disampingnya. waktu semakin sore langitpun sudah berubah warna menjadi jingga menambah keindahan pemandangan.
Luna menatap keluar jendela, bermain dengan anak-anak selalu membuatnya lupa waktu, terus tersenyum ceria selama perjalanan pulang.
"apa kamu bahagia?"Luna menoleh ketika pria disampingnya bertanya
"Iya, aku sangat bahagia hari ini"jawabnya dengan senyum terus mengembang
"aku dengar kamu selalu melakukan ini setiap bulannya, kenapa?"tanya Galang lagi
"karena aku senang bermain sama mereka anak-anak itu mengingatkanku pada masa kecil, mereka sama sepertiku ditinggal orang tua dari masih kanak-kanak, aku tau apa yang mereka rasakan karena tidak punya orang tua, itulah kenapa aku senang bermain dengan mereka setidaknya aku bisa menghibur mereka"jelasnya, Galang mengangguk mengerti
"kalau aku boleh tau, sudah berapa lama orang tuamu meninggal?"tanyanya sedikit ragu, tapi keinginannya untuk tau lebih banyak tentang Luna yang membuatnya tetap bertanya. Meski mereka pernah pacaran lebih dari setahun Galang tak tahu banyak tentang kehidupan gadis itu, karena memang dulu ia sama sekali tidak peduli tentang Luna apapun itu.
"orang tuaku meninggal saat aku berusia 6 tahun karena kecelakaan bus, saat itu mereka baru pulang dari kota tapi di tengah perjalanan bus yang mereka tumpangi pecah ban, bus oleng sampe nabrak sebuah bukit dan terbalik. Aku ingat saat itu aku berlari menuju rumah sakit melihat kedua orang tua yang sudah terbujur, hatiku hancur meski saat itu aku masih sangat kecil tapi aku menyadari kalau mereka pergi untuk selama-lamanya dan tak akan pernah kembali, aku pernah menyesal karena saat itu gak bisa ikut, seandainya ikut aku akan pergi bersama mereka setidaknya aku gak akan merasa kehilangan"setetes airmata jatuh dipipinya, Galang menghapus airmata itu.
"maaf"lirih Galang merasa gak enak karena membuat gadis itu mengingat kesedihan masa kecil, Luna tersenyum.
"gapapa, aku sempat merasa terpuruk saat itu tapi beruntung punya kakek dan nenek yang sayang banget sama aku, mereka merawatku sepeninggalan orang tuaku.
Akhirnya aku bisa bangkit dan mulai menjalani hidupku lagi.
Tapi saat usiaku 12 tahun kakek meninggal karena sakit, dan aku harus merasa kehilangan lagi"Luna tersenyum perih, Galang menatap tak percaya
"aku hidup berdua dengan nenek, jujur itu ga mudah apalagi saat itu umur nenek sudah cukup tua, aku mulai belajar mandiri memilih bekerja sambilan setelah pulang sekolah. Setelah lulus SMA aku berencana mengajak nenek ke jakarta karena aku ingin kuliah. tapi saat akan lulus sekolah dan mendapat beasiswa dari salah satu universitas nenek meninggal, duniaku benar-benar hancur satu-satunyanya keluarga yang kupunya pergi meninggalkanku juga, aku sempat melupakan mimpiku karena percuma, jika meraih mimpi itupun akan aku tunjukan pada siapa juga. Tapi aku sadar kalau aku harus tetap bangkit dan akhirnya memutuskan pindah kejakarta dan memulai hidup baru disana"Luna menghapus airmatanya,galang masih terpaku jujur ia tak menyangka, gadis keras kepala, gadis paling ngeselin, gadis yang selalu ngejar-ngejarnya, gadis yang tidak pernah menyerah, gadis yang selalu terlihat ceria. punya kehidupan seberat ini.
Galang ingat dia selalu mengeluh setiap ada masalah atau tiap kali bertengkar dengan papahnya, Luna tak pernah mengeluh didepannya gadis itu selalu ada mendengarkan, mendukung dan memberi nasehat yang baik, juga selalu menyuruhnya untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya kini ia mengerti kenapa Luna melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA LUNA (END)
RomanceCOMPLETED Luna amat mencintai Galang, tapi Galang sangat membencinya. Luna mengharapkan Galang, tapi Galang mengharapkan gadis lain. Mampukah Luna mendapatkan cinta Galang ketika hati Galang yang masih mencintai mantan kekasihnya. Mampukah Luna teru...