SEPANJANG JALAN KENANGAN

89.6K 3.7K 67
                                    

HAPPY READING...

Bangunan tinggi berwarna putih dengan berbagai macam pohon menghiasi taman di sekitar gedung itu, melangkah dengan tersenyum Luna kembali menyusuri jalan yang dulu sering ia lalui, kampusnya.

Setelah menyetujui kemauan Galang untuk melanjutkan kuliahnya, Luna kembali memasuki kampusnya untuk mengulang semester yang pernah ia tinggal.

Senyuman itu terus mengembang sepanjang menyusuri tiap koridor kampunya. Kampus yang banyak sekali menyimpan kenangan dengan teman-temannya dan yang terpenting dengan kekasihnya.

Luna melangkah ke atas balkon tempat ia biasa bertemu Galang.
Bukan hanya tersenyum bahkan sesekali ia tertawa mengingat kenangannya bersama Galang saat ia masih mengejar prianya dulu.

"Hey aku kembali"gumamnya sendiri.

Memejamkan mata menikmati semilir angin yang menyapa wajahnya.

"Greb"

Luna terlonjak merasakan lengan seseorang memeluk pinggangnya.

"Udah kelar belum nostalgianya"bisik seseorang yang memeluknya dari belakang

"Astaga Galang kok kamu ada disini juga"pekiknya menyadari kekasihnya ada disini juga

"Aku sengaja ngawasin kamu biar ga digodain sama cowok disini"goda Galang yang sukses mendapat tabokan dilengannya

"Apaan sih kamu, mana mau mereka godain umurku lebih tua dari mereka".

Luna membalikan tubuhnya menghadap Galang menarik kerah Galang dan menempelkan bibirnya kebibir Galang.

Galang melotot mendapat perlakuan seperti itu sedangkan Luna tertawa dalam ciuman mereka, tak ada lumatan atau hisapan hanya menempelkan bibirnya.

Luna melepaskan ciumanannya dan kembali tertawa melihat wajah Galang yang nampak syok.

"Reaksi kamu ga berubah ya, masih sama kaya dulu"ujar Luna masih sibuk tertawa, Galang hanya bisa mendengus

"Aku ga nyangka bisa berada di tempat ini lagi tempat yang begitu banyak kenangan tempat yang biasa buat kita mojok"Luna kembali terkekeh mengingatnya sedangkan Galang menunduk dengan wajah sendu.

"Kamu kenapa Lang, kenapa kamu jadi sedih?"panik Luna seketika

"Terlalu banyak kenangan ditempat ini termasuk saat aku nyakitin kamu, bukan hanya hati tapi juga fisikmu"Galang mengangkat tangan Luna memperhatikan pergelangan tangan gadis itu masih ada bekas lukanya.

Galang masih begitu mengingatnya, luka itu ada saat Luna menolong Aurel. Hatinya kembali merasa sakit mengingat kejadian itu saat dirinya salah paham dan berpikir Luna lah yang telah mencelakai Aurel. mengusap lembut bekas luka yang sudah nampak pudar, hatinya seperti teriris mengingat gimana gadisnya dulu berteriak kesakitan tapi dirinya tak menghiraukkan sedikitpun Galang terus mengecup bekas luka itu.

Luna yang melihat sikap Galang mengerti jika pacarnya masih merasa bersalah atas kejadian dulu, mengusap lembut kepala Galang.

"Kamu jangan merasa bersalah lagi sayang, aku tau saat itu kamu gak sengaja kamu ga tau kalau aku terluka, kamu jangan sedih lagi yah"ujarnya lembut.

Galang mendongak menatap wajah gadisnya yang tersenyum begitu indah.

"Kenapa kamu ga pernah benci aku padahal aku sering banget nyakitin kamu"lirihnya, Luna mengusap lembut pipi Galang

"Karena ga ada alasan untukku membencimu, rasa sayangku begitu besar aku dapat memaafkan setiap kesalahan kamu"

"Dasar cewe bodoh"Galang memeluk erat Luna, yang di pelukpun ikut membalas pelukan Galang.

SETULUS CINTA LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang