BERJUANG LAGI

92.4K 4.8K 399
                                    


Semilir angin menyibak rambut Luna yang tergerai, ia duduk ditepi pantai tempatnya terbiasa termenung ditemani ombak yang saling beriringan.

Malam semakin dingin tapi Luna enggan beranjak ia masih terduduk sendirian menatap gelapnya pantai tanpa cahaya, sesekali ia merapikan rambutnya.

"Apa gue bisa sabar terus kedepannya"gumamnya menghela napas berat.

Kalau boleh jujur Luna sadar bahwa dirinya kalah jauh jika dibandingkan dengan Aurel, entah dari segi fisik maupun materi.

Luna melirik jam ditangannua waktu menunjukan pukul 02:00 pagi.

"Hah udah mau shubuh, pantesan aja sepi"ia memperhatikan keadaan sekitarnya.

Luna sangat menyukai pantai itulah kenapa ia memilih tinggal di daerah yang dekat dengan pantai, meski ia harus menempuh jarak yang cukup jauh menuju kampusnya itu tak jadi masalah untuk dirinya.
.
.
.
Pagi sudah menjelang Luna kembali membulatkan tekadnya untuk berjuang lagi mendapatkan hati Galang.

"Selamat pagi"sapa Luna pada setiap mahasiswa yang ia temui. Terus menyapa sepanjang perjalanan menuju kelasnya dengan senyum yang terus mengembang ceria.

"Hey pagi"sapanya pada Nadine dan Laras yang asik berbincang bersama Lika dan Disa teman satu kelas mereka.

"Liat deh ini anak kenapa lagi deh cengengesan ga jelas gitu"ujar Nadine melihat keanehan Luna.

"Gue mau berjuang lagi"ujar Luna dengan antusias

"Berjuang buat apa?"tanya Disa bingung.

"Mendapatkan hati Galang"jawab Luna dengan menaik turunkan alisnya.

"Yah kirain apaan"jawab Nadine jengah.

"Itu mah cerita lama"lanjut Laras tak kalah jengah

"Kenapa muka kalian pada kaya gitu?"tanya Luna cemberut.

"Mau sampe kapan sih lu doang yang berjuang,.kapan giliran Galang berjuang buat lu"ujar Nadine.

"Galang ga berjuang aja gue udah luluh, dia harus berjuang apa untuk gue?"ujar Luna polos.

"Buat ngebahagiain lu lah dodol"sahut laras geram melihat tingkah polos temannya.

"Melihat Galang bahagia gue udah bahagia ko"lanjut Luna.

"Tau ah"jawab Nadine dan Laras bersamaan.

Luna pun cuma tersenyum canggung sambil menggaruk alisnya.
.
.
.
.

.
.
.


.
Hubungan percintaan Luna masih belum berjalan mulus, tapi seiring berjalannya waktu ia semakin bisa menerima keberadaan Aurel. Bukan berarti juga ia membebaskan Galang begitu saja untuk dekat dengan Aurel, Luna punya cara sendiri untuk menghalangi kedekatan mereka.
.
.
.
.
Galang melangkah terburu setelah menerima sebuah panggilan. Saking cepat langkahnya ia tak melihat Luna yang ingin menyapanya.

"Ga—"belum sempat Luna melanjutkan ucapannya, Galang melewatinya begitu saja

"Mau kemana dia, kenapa wajahnya khawatir gitu"gumam Luna kebingungan ia memutuskan untuk mengikuti.

Galang sampai di taman belakang kampus disana sudah ada Aurel menunggunya.

"Galang"Aurel langsung memeluk Galang sambil sedikit terisak.

"Aku ga mau kembali ke inggris Lang"ucapnya sedih, Galang mengusap lembut rambut Aurel.

"Tenang, kamu jangan seperti ini kamu bisa ngomong baik-baik sama papamu"ucap Galang masih mengusap rambut Aurel.

SETULUS CINTA LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang