KUTEPATI JANJIKU

142K 6.3K 320
                                    

HAPPY READING

Luna menyusuri lorong rumah sakit menuju salah satu ruangan yang ada dalam rumah sakit itu, siapa lagi kalau bukan ruang rawat Galang. Ia berhenti tepat didepan pintunya mengintip dari sela jendela kecil tak berani untuk masuk. Teringat ucapan Galang kemarin, ia hanya berani menatap dari luar melihat Galang yang tertidur pulas. tidak menunjukan diri bukan berarti tak peduli, ia akan tetap berada di dekat Galang apalagi disaat pria itu terluka. Galang tak akan mengetahui karena ia melakukannya diam-diam.
.
.
.
Luna membuka matanya, setelah tertidur dikursi depan kamar Galang kembali mengintip pria itu dari jendela kecil dan ternyata Galang masih tidur.

"Aku pulang dulu lang"gumamnya tersenyum bergegas pergi.
.
.
.
.
.
Setiap hari Luna datang kerumah sakit ketika pekerjaannya usai, memandang Galang yang tertidur dari balik jendela sampai pagi datang ia tetap menemani, bahkan tertidur di kursi rumah sakit bukan masalah untuknya.
Gadis ini memang benar-benar keras kepala, meski Galang melarangnya ia tetap berada didekat lelaki itu meski secara diam-diam.
.
.
.
Luna duduk dalam gelisah, ia tak sendiri ada riko didekatnya. Saat ini mereka berdua berada dibelakang kampus. Luna tak bisa diam  kadang menunduk kadang mendongak bahkan kadang menggeleng-gelengkan kepala ditambah helaan napas yang terus terdengar, membuat Riko jengah menatapnya.

"Lu kenapa sih gak bisa diam dari tadi"ujarnya jengkel

"Gue cuma lagi mikir"manyun Luna kembali menghela napa berat

"Mikir apa?"

"Gue mau pergi"

"Kemana? biar gue anter"

"Gue pengen pergi yang jauh rik"ujarnya lirih

"Maksud lu apa, lu jangan mikir macam-macam"Riko memegang bahu luna dan menatapnya serius

"Gue ga bakal ngelakuin hal aneh-aneh rik, gue cuma pengen pergi jauh dari sini"Luna melepas cengkraman Riko di bahunya

"Kenapa?"tanya Riko

"Gue ga mau bikin masalah lagi dalam hidup Galang"ujar Luna lesu, helaan napas itu kian memberat

"Lu udah putus dari dia gimana bisa lu bikin masalah"

"Gue baru aja bikin masalah lagi rik dan Galang marah besar sama gue"matanya mulai berkaca saat menceritakan kesalahpahaman yang terjadi antara Galang dan Aurel.

"Trus Aurel marah gitu sama lu dan Galang?"ujar Riko setelah mendengar cerita saat Aurel melihat Luna dan Galang berpelukan, Luna mengangguk lesu

"Kenapa dia harus marah, dia kan bukan pacar Galang dan kenapa juga lu merasa bersalah"ujar Riko jengkel

"Tapi mereka udah dekat banget rik"

"Harusnya Aurel mikir apa dia ga sadar apa yang udah dia lakuin saat lu masih pacaran sama Galang, selalu mepet Galang dan sekarang dia marah liat lu berdua pelukan, padahal status lu dan dia juga sama mantan Galang dasar emang egois itu cewek"dumel Riko jengkel dengan sifat egois Aurel

"Udah lu jangan mikir macem-macem lagi"lanjutnya, Luna hanya mengangguk pelan.
.
.
.
Malam kesekian Luna kembali datang kerumah sakit, seperti biasa ia hanya berdiri di depan pintu dan melihat dari jendela kecil, lama menyentuh kaca dan menatap nanar Galang yang tertidur pulas. seseorang menepuk bahunya mengagetkan ia yang masih fokus memandang Galang.

"Kenapa tidak masuk saja jika ingin menjenguk"ujar sopan seorang pria muda berjas putih

"Eh, iya gak usah dok biar saya disini saja"ujar Luna sedikit gugup

"Kenapa? saya perhatikan setiap malam anda selalu datang tapi tidak pernah masuk?"tanya dokter dengan tersenyum ramah

"Lebih baik seperti ini dok"ujar Luna lirih

SETULUS CINTA LUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang