BAB 17 ENCOURAGEMENT PEN🖋️

147 75 6
                                    

Ternyata tak semudah yang Ghea bayangkan untuk membuktikan kepada kedua orangtuanya bahwa ia juga bisa berjuang tanpa bantuan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata tak semudah yang Ghea bayangkan untuk membuktikan kepada kedua orangtuanya bahwa ia juga bisa berjuang tanpa bantuan mereka. Semakin mendekati ujian semester ganjil ternyata semakin banyak halangan dan rintangan untuk perjuangannya.

Bagaimana Ghea bisa membuktikan dirinya mampu jika Barra saja melarangnya untuk dekat-dekat dengan Daffa padahal Ghea merasa mendapat banyak perubahan setelah belajar dengan Daffa. Sifat pendiam lelaki itu ternyata menyimpan kesabaran yang luar biasa, Ghea sadar bahwa terkadang mungkin Daffa geram karena ia yang sulit mengerti tapi tak sekalipun Daffa merendahkannya atau membuatnya merasa malu karena keterbatasan itu tapi yang terjadi malah Daffa dengan sabar mengulang-ulang pelajaran hingga Ghea benar-benar mengerti.

Sifat pencemburu Barra mungkin membuat Ghea sedikit kewalahan, bagaimana tidak lelaki itu selalu saja curiga pada Ghea kalau Ghea masih berhubungan dengan Daffa meski itu adalah kenyataannya. Beberapa bulan belakangan ini Ghea terus melanjutkan belajar dengan Daffa meski Barra sudah melarangnya, selagi tidak ketahuan maka semua tak akan ada masalah kan? Ghea sendiri juga yakin jika ia tak ceroboh maka hingga seleksi perguruan tinggi tiba ia akan mampu menyelesaikan dengan baik. Kuncinya hanya satu, tidak ceroboh.

"Sorry ya Daff, karena gue lo juga harus ngumpet-ngumpet kayak gini."

Daffa menoleh pada Ghea, tatapan itu masih sama datarnya ketika mereka baru bertemu tapi jauh di dalam hati Daffa ada banyak hal yang berubah salah satunya adalah perasaan hangat setiapkali berada di dekat Ghea. Hal yang sangat ia takutkan sejak awal terjadi juga, ia jatuh cinta.

Hari ini rencananya mereka akan pergi ke salah satu toko buku terbesar dan terlengkap di kota mereka dalam rangka menambah koleksi buku untuk menghadapi ujian semester ganjil yang sudah semakin dekat ditambah ujian masuk perguruan tinggi yang tak akan lama lagi.

Di ujung sana terlihat Barra dengan teman-teman tim basketnya baru akan keluar dari mall, Ghea menarik Daffa untuk bersembunyi di sebuah toko pakaian tanpa ia sadar bahwa jaraknya dengan Daffa saat ini kurang dari sejengkal. Tatapan Ghea masih mengawasi Barra di ujung sana, ia sangat takut jika Barra tahu bahwa ia masih berhubungan dengan Daffa dan membohongi Barra selama beberapa bulan belakangan ini. Banyak ketakutan yang Ghea rasakan, ia takut jika nanti Barra tahu maka lelaki itu benar-benar akan meninggalkannya dan di sisi lain ia juga takut untuk berhenti dari perjuangannya apalagi dalam waktu dekat ujian itu akan dilaksanakan.

Daffa menatap wajah Ghea yang sangat menggemaskan, ia mungkin bersikap dingin pada perempuan yang tengah mencengkeram bajunya itu tapi di hati Daffa secara sadar sudah begitu hangat karena Ghea.

"Apa lo bahagia sama dia?" tanya Daffa tiba-tiba.

Ghea yang tadinya memandang jauh kini beralih pada Daffa dan baru sadar bahwa jarak mereka sudah melampaui batas aman dari pertemanan ditambah pertanyaan yang baru saja Daffa ajukan membuat Ghea otomatis memundurkan langkahnya.

"Sorry, Daff."

***

Hal yang tak pernah Ghea pikirkan sebelum ia terpantik semangat untuk memperjuangkan universitas karena ucapan ibunya, kini ia benar-benar konsisten dalam belajar bahkan tiada hari tanpa belajar.

TOXIC RELATIONSHIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang