Hingar-bingar menyambut keluarga fenomenal di hotel berbintang itu semakin heboh ketika Diandra dan Indra keluar dari sana sembari bergandeng mesra. Senyum di wajah mereka itu sebenernya adalah dusta, jelas saja berjam-jam mereka menunggu kedatangan Olivia sampai akhirnya mereka sadar lagi-lagi anak itu melarikan diri.
Diandra tak paham mengapa begitu susah mengajak Olivia menghadapi reporter yang ingin meliput keluarga mereka, padahal hal inilah yang Diandra tunggu-tunggu karena memiliki nama besar seperti keluarga mereka bukanlah hal yang mudah.
"Bagaimana tipsnya Bu untuk menjadi keluarga bahagia seperti keluarga Bu Diandra?" tanya salah seorang wartawan.
Diandra dengan luwesnya menjelaskan bagaimana menjadi sebuah keluarga harmonis nan hangat di depan para wartawan sementara di belakang sana ada seorang perempuan cantik memakai topi di kepalanya untuk menghindari para wartawan tersenyum mengejek. Jawaban Diandra terlihat sangat meyakinkan sayangnya ia samasekali tak tertipu dengan senyum manis yang ayah dan ibunya berikan.
Dengan hati menggebu-gebu, tangan terkepal kuat hingga menampakkan buku-buku jarinya, mata Olivia melotot sinis. Terlalu pandai menjadi aktris dalam hidupnya ternyata tak begitu baik untuk kehidupan sebenarnya, di balik layar kaca itu semua terlihat begitu sempurna sampai tak ada yang sadar bahwa sebenarnya yang disebut rumah itu sudah lama hancur.
"Kurang bagus apa peran kalian?" sinisnya kemudian benar-benar memilih pergi.
Olivia menaiki ojek online yang telah ia pesan, meminta bapak tersebut mengantarnya berkeliling tak karuan. Anggaplah Olivia gila meninggalkan konferensi pers yang tentunya akan berdampak banyak pada kehidupan sosialnya termasuk followers yang akan bertambah setiap hari karena kebohongan publik yang keluarganya ciptakan.
Sampai Olivia sadar bahwa realita begitu pahit, ia tak begitu peduli asalkan kemauan orang tuanya tercapai sayangnya hal itu sudah tak berlaku sekarang. Jika membangkang dan menurut hasilnya sama saja maka bolehkah ia mencoba menjadi anak pembangkang agar turut merasakan hal yang belum ia rasakan sebelumnya.
"Pak, saya mau berenti dulu di sana. Saya traktir bapak bakso deh pak," ujar Olivia.
"Tapi neng, bapak hanya mengantar sesuai aplikasi."
Olivia mendengus kemudian menghirup napas dalam-dalam lalu kembali menatap bapak tersebut.
"Saya kasih banyak bonus deh pak, nanti saya kasih lagi."
Uang kertas berwarna merah itu akhirnya memenangkan negosiasi, bapak tersebut yang memang sedang membutuhkan uang lebih karena banyaknya kebutuhan rumah pada akhirnya menuruti ucapan Olivia.
Sudah lama Olivia tak menikmati malam dengan semangkuk bakso di pinggir jalan, hari ini ia bisa merasakannya kembali. Kepulan asap di mangkuk bakso yang ada di hadapannya membuat perut Olivia semakin semangat berpesta. Tak lupa ia memesankan semangkuk bakso untuk bapak ojek online yang ikut makan bakso di meja lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC RELATIONSHIT [END]
Teen FictionWARNING!! PART LENGKAP DAN SIAP-SIAP PATAH HATI! 𝓙𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓰𝓪𝓷𝓽𝓾𝓷𝓰𝓴𝓪𝓷 𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹 𝓹𝓪𝓭𝓪 𝓼𝓲𝓪𝓹𝓪𝓹𝓾𝓷 𝓴𝓪𝓻𝓮𝓷𝓪 𝓼𝓲𝓪𝓹𝓪𝓹𝓾𝓷 𝓲𝓽𝓾 𝓹𝓪𝓼𝓽𝓲 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓹𝓮𝓻𝓰𝓲. _________ HAPPY KIYOWO_________ Pernahkah kalian dib...