Semua persiapan telah matang bahkan bisa dikatakan 90% siap untuk perhelatan yang akan dilaksanakan besok malam.
Barangkali duka masih begitu basah namun persiapan acara yang telah berlangsung lama membuat mereka tak bisa mengundur apalagi persiapan yang dilakukan sudah bisa dikatakan selesai.
Hari ini Dilla menjadi sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatu jangan sampai terjadi kendala ketika acara berlangsung.
"Di cek ya kabelnya jangan sampai ada yang terputus atau terkelupas, bisa bahaya nantinya. Untuk anak acara kalau bisa bagian di samping panggung jangan terlalu kosong, nanti bisa ditambah bunga hidup atau lampu tumblr," ujar Dilla membawa catatan sembari menceklist beberapa persiapan yang telah selesai seperti konsumsi dan humas.
"Siap, Bu!" ujar semua serentak.
Di ujung taman seorang lelaki tengah memandang Dilla dengan menyunggingkan senyum, ia mungkin tak suka sifat Dilla yang tak bisa membela dirinya sendiri tapi karena hal itu Alvaro merasa ia harus melindungi Dilla. Apakah tingkahnya yang membuat Dilla terganggu hanyalah sebuah tameng untuk menutupi perasaan suka yang ia miliki untuk perempuan berkacamata itu? Alvaro tak mampu menjawab, biarkan semua mengalir seperti air yang tahu ke muara mana ia akan berlabuh.
***
Hening, masih dengan perasaan yang sama. Mira menatap gambar dua dimensi yang ada di genggamannya, rasa sedih dan kehilangan masih begitu mendominasi tak mampu ia hilangkan apalagi lupakan.
Terlalu singkat waktu berlalu, tak banyak kenangan yang telah mereka buat bahkan yang tersisa pun hanya kenangan pahit. Mira merasa gagal menjadi ibu yang baik untuk anak semata wayangnya, ia gagal memberitahu Trisha kebenaran yang sesungguhnya.
Trisha pasti kecewa dengan kehidupan, barangkali ia membenci Mira maupun Handi karena menelantarkannya dengan orang seperti Dito. Semua jaring kesalahan ini berpangkal dari Mira, seharusnya Mira tak menikah dengan dito dan seharusnya pula ia tak meninggalkan Trisha dengan orang asing seperti Dito.
Mira mungkin tak tahu bahwa sesungguhnya Dito sangat menyayangi Trisha seperti anaknya sendiri, perlakuan kerasnya hanya ingin membuat Trisha tetap pada jalan yang benar namun tanpa Dito sadari perlakuannya benar-benar menyakiti Trisha.
Pada akhirnya semua orang akan menjadi tokoh antagonis di kisah orang lain, layaknya Mira yang menjadi tokoh antagonis di hidup Trisha, Handi yang hidup dalam kebencian Barra dan Rima mulai menyadari segala hal tak bisa dipaksa karena pada akhirnya penderitaan akan kembali padanya.
Cinta adalah hal yang fitrah dimiliki umat manusia namun tak lantas membuat kita harus memiliki orang yang kita cinta. Ada kalanya lebih baik mengalah dan membiarkannya hidup bahagia dengan pilihannya karena bersama kita tak akan membuat dia merasa bahagia meski segenap cinta telah kita berikan.
Terdengar ketukan pintu membuat Mira menghapus basah di wajah, perlahan ia hidup dalam-dalam udara mengisi sesak yang entah kapan berlalu. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Mira berjalan membuka pintu cokelat sampai berhadapan langsung dengan remaja berseragam sama dengan putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC RELATIONSHIT [END]
Teen FictionWARNING!! PART LENGKAP DAN SIAP-SIAP PATAH HATI! 𝓙𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓰𝓪𝓷𝓽𝓾𝓷𝓰𝓴𝓪𝓷 𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹 𝓹𝓪𝓭𝓪 𝓼𝓲𝓪𝓹𝓪𝓹𝓾𝓷 𝓴𝓪𝓻𝓮𝓷𝓪 𝓼𝓲𝓪𝓹𝓪𝓹𝓾𝓷 𝓲𝓽𝓾 𝓹𝓪𝓼𝓽𝓲 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓹𝓮𝓻𝓰𝓲. _________ HAPPY KIYOWO_________ Pernahkah kalian dib...