Malam mengerikan itu menjadi awal kembalinya kedekatan Ghea dan Barra meski tak ada deklarasi kembalinya hubungan mereka seperti semula. Untungnya kali ini Barra tak bersikeras untuk mempertegas status namun dari sikap dan kata-kata yang seringkali Ghea dengar tentu tak dipungkiri bahwa ucapan Barra bermakna jauh, harapan lelaki itu masih sangat besar untuk kembali menjalin hubungan serius dengan Ghea.
Siang ini seperti yang sudah Bu Dona sampaikan minggu lalu mereka akan menghadapi try out dan hari ini mereka akan mengerjakan soal-soal fisika yang menurut Olivia sangatlah tak masuk akal. Bayangkan saja apel jatuh dari pohon saja mau dihitung, kecepatan cahaya saja mau dihitung bahkan panjang gelombang dan banyak hal yang sepertinya tak penting bagi Olivia pun turut harus dihitung membuat kepalanya berdenyut saja.
Baru juga soal itu tergeletak di mejanya sudah membuat Olivia pusing tujuh keliling, bagaimana tak pusing semalam ia samasekali tak belajar apapun. Lagipula ketika ia belajar tak ada jaminan ia akan paham apa yang ia pelajari jadi bagi Olivia belajar tak belajar akan sama saja.
"Sha, biasa," cengir Olivia menoel tangan Trisha yang duduk di sampingnya.
Yah seperti itulah yang terjadi setiap ujian tiba, Olivia hanya akan menerima asupan jawaban dari Trisha yang super cerdas. Keuntungan memiliki teman langganan juara kelas memang sangat membantu Olivia ketika menghadapi ujian untungnya Trisha berbeda dengan anak-anak pintar lain yang sangat pelit jawaban.
Trisha hanya berdehem singkat sebagai jawaban sementara di bangku lain Ghea mulai merapalkan doa, ujian adalah salah-satu situasi paling tak mengenakkan baginya namun di sisi lain Ghea juga harus menjalaninya. Tak ada alasan untuk kabur juga kan?
Ghea melirik Barra yang seperti biasa akan sibuk menghubungi teman-temannya untuk meminta sontekan, perlahan Ghea melirik bangku kosong yang biasa diisi lelaki pendiam super pintar yang Ghea sendiri bingung datang dari mana kecerdasan itu. Bangku Daffa hari ini kembali tak terisi, hati Ghea berdenyut semoga hari ini ia bisa memberikan yang terbaik dan menunjukkan pada Daffa nilai terbaik yang ia dapat. Ghea sangat berharap Daffa bangga atas pencapaiannya karena semua itu juga berkat Daffa.
Pengerjaan soal dimulai membuat keheningan di setiap sudut ruang kelas, hanya beberapa saja yang sibuk berbagi kertas sontekan dengan beruntung luput dari pengawasan Bu Dona.
Ghea mengerjakan sebisa mungkin soal-soal di hadapannya, meski kepala sudah berdenyut tak karuan ia tak akan berhenti setidaknya sudah bertambah satu alasan mengapa Ghea harus berusaha dan berjuang keras untuk mendapatkan universitas ternama. Daffa. Benar! Lelaki itu sudah masuk dalam salah-satu alasan mengapa Ghea harus bisa masuk universitas dengan usaha sendiri, Ghea teringat apa yang lelaki itu ucap sembari terengah-engah menggunakan selang bantu pernapasan.
"Lanjutkan mimpi gue, Ghe."
Sampai saat ini Ghea yakin Daffa pasti bisa sembuh dan saat lelaki itu sembuh Ghea akan memberikan hadiah terindah yang akan membuat Daffa tersenyum lebar yakni bukti kelulusan universitas. Ghea yakin Daffa pasti akan bangga dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC RELATIONSHIT [END]
Teen FictionWARNING!! PART LENGKAP DAN SIAP-SIAP PATAH HATI! 𝓙𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓰𝓪𝓷𝓽𝓾𝓷𝓰𝓴𝓪𝓷 𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹 𝓹𝓪𝓭𝓪 𝓼𝓲𝓪𝓹𝓪𝓹𝓾𝓷 𝓴𝓪𝓻𝓮𝓷𝓪 𝓼𝓲𝓪𝓹𝓪𝓹𝓾𝓷 𝓲𝓽𝓾 𝓹𝓪𝓼𝓽𝓲 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓹𝓮𝓻𝓰𝓲. _________ HAPPY KIYOWO_________ Pernahkah kalian dib...