BAB 23 PETAKA LIBURAN

135 63 11
                                    

Setelah berjuang selama enam bulan sekarang para siswa mendapat hadiah liburan selama dua minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berjuang selama enam bulan sekarang para siswa mendapat hadiah liburan selama dua minggu. Keluarga Olivia berbekal media sosial tampak sangat menikmati liburan dengan traveling ke luar kota. Instagram story milik ibu Olivia ramai dipenuhi kegiatan-kegiatan liburan mereka.

Ternyata media sosial itu adalah alat paling pandai untuk menipu, lihat saja di postingan Olivia terlihat sangat bahagia padahal nyatanya ia tersiksa. Liburan seperti ajang perlombaan bagi ibunya untuk memperlihatkan seberapa harmonis keluarga mereka pada media, banyak infotainment yang meliput mereka membuat Olivia harus terpaksa memamerkan senyum padahal ia sendiri ingin berteriak pada kehidupan.

Enak sekali terlihat bermain pantai, makan mewah padahal yang terjadi Olivia hampir gosong terbakar matahari karena dipaksa untuk berpose di bawah terik untuk mendapat hasil yang memuaskan di mata Diandra.

"Mama mau istirahat, kamu lanjutkan."

Setelah itu Diandra benar-benar meninggalkan Olivia dengan fotografer yang ia sewa. Olivia mengangguk pasrah namun setelah Diandra tak terlihat ia segera menghentikan sesi pemotretan tersebut, siapa juga yang mau menjadi boneka yang hanya diperlukan untuk postingan? Olivia tak mau.

"Sudah mas, kasih aja poto yang tadi. Saya mau jalan-jalan dulu," ujar Olivia meninggalkan lelaki itu.

Berbeda dengan Olivia yang terjebak drama keluarga, seorang gadis yang duduk di pojok kamar itu menarik rambut serta mengeram menangisi kehidupan yang begitu berantakan. Entah sudah berapa banyak sayatan di pergelangan tangan Trisha, gadis itu tak peduli tangannya yang sudah tak mulus akibat ulahnya. Lagipula siapa juga yang peduli dengannya bahkan kedua orangtuanya sendiri tak peduli apakah ia masih ada atau tidak, sayang sekali semesta membuatnya tetap ada padahal sudah berbagai cara ia lakukan untuk lenyap dari bumi.

"Kamu itu sama saja seperti ibumu, tak pernah bisa menghargai orang. Lihat ibumu yang hina itu kesana-kemari mengikuti suami orang tanpa malu, entah apakah sudah hilang urat malunya sampai-sampai begitu murah."

Dito melempar vas bunga yang ada di depan rumah, vas kesayangan Mira itu sudah berhamburan di lantai. Andai perempuan itu tahu bahwa hati Dito sudah sama hancurnya dengan vas bunga itu, samasekali tak ada hati Mira meninggalkannya dengan Trisha yang notabenenya adalah anak Mira dengan orang lain. Entah apa yang ada di otak perempuan itu, Dito sadar bahwa mereka menikah memang tanpa rasa cinta hanya karena perjodohan tapi apakah pantas ia berlaku demikian? Dito sendiri awalnya sudah menerima bagaimanapun keadaan Mira bahkan Dito sudah menganggap Trisha seperti anaknya sendiri tapi itu samasekali tak berarti untuk Mira. Apa yang Dito lakukan itu sia-sia saja karena keegoisan Mira lebih kuat untuk pergi.

Kesalahan terbesar adalah mempertahankan seseorang yang ingin pergi, padahal mau bagaimanapun jika ia ingin pergi tak akan ada yang bisa menghalangi. Dito hanya membiarkan dirinya hancur sendiri karena rumah tangga yang tak seharusnya ia jalani.

Trisha semakin kuat menarik rambutnya, dua minggu libur sekolah akan menjadi neraka baginya. Mau keluar rumah juga tak diizinkan tapi berada di rumah rasa-rasanya ia ingin menyerah saja.

TOXIC RELATIONSHIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang