BAB 57 HIRUK PIKUK LARA

80 15 0
                                    

Sebuah acara yang besar tentu memiliki orang-orang di balik kesuksesannya, sama seperti perhelatan yang diadakan SMA Bina Bangsa malam ini dengan orang-orang hebat yang sudah berjuang membuat acara megah menjadi perhelatan yang tak terlupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah acara yang besar tentu memiliki orang-orang di balik kesuksesannya, sama seperti perhelatan yang diadakan SMA Bina Bangsa malam ini dengan orang-orang hebat yang sudah berjuang membuat acara megah menjadi perhelatan yang tak terlupa.

Mereka yang mengenakan seragam serba hitam dengan pita berwarna merah yang disematkan di tangan mereka adalah orang-orang hebat yang ada di balik acara malam pelepasan yang kini memukau setiap pasang mata.

Baik orang tua maupun siswa siswi kelas dua belas yang malam ini berdandan bak putri dan raja keraton benar-benar terkesima dengan kemeriahan acara.

Seorang wanita dengan gamis hitam dan jilbab dusty itu memasuki taman SMA Bina Bangsa. Sebelum ia melangkah lebih jauh, dua orang berpakaian hitam dengan pita terikat di tangan mereka menyapa dan meminta Riri mengisi buku tamu.

Kalau boleh berandai, tentu malam ini akan jadi malam yang sangat membahagiakan untuk putranya sayang malam ini Riri hanya pergi sendiri ke acara ini. Dari kejauhan seorang remaja mendekat kemudian menyapa, perempuan yang tak pernah luntur dari ingatan Riri. Perempuan yang sama dengan perempuan yang setiapkali Daffa bercerita dan menyebut namanya akan membuat mata putra kesayangannya berbinar. Dia adalah Ghea.

"Tante Riri," sapa Ghea mencium punggung tangan Riri kemudian dibalas pelukan hangat dari perempuan itu.

"Nak Ghea, cantik sekali," puji Riri.

"Ghea kangen banget sama Tante, Tante apa kabar?"

Riri tersenyum, sepertinya akan sangat dusta ketika ia berkata baik-baik saja padahal hatinya remuk. Di malam ini melihat remaja yang bersuka ria menyambut malam pelepasan menyadarkan Riri bahwa di antara remaja-remaja yang tengah berbahagia itu tak tampak sosok tampan yang seharusnya ikut merayakan.

"Alhamdulillah baik, Ghea sendiri apa kabar? Kalau ada waktu luang, main ke rumah ya. Rumah semakin sepi," ujar Riri membuat senyum Ghea perlahan pudar.

"Iya Tante, ayo ke dalam," ajak Ghea mengalihkan pembicaraan.

Sejujurnya Ghea belum mampu menerima kenyataan bahwa orang-orang yang ia sayangi perlahan pergi, ketika kehilangan sosok Trisha membuat senyum Ghea hilang maka kehilangan Daffa membuat ia merasa separuh tubuhnya ikut hilang. Ghea merasa dirinya tak lagi utuh, ada bagian yang ikut pergi bersama lelaki itu. Sosok yang tak mungkin ia temukan pada orang lain, sosok yang senantiasa memberikan motivasi penyemangat bahkan tak jarang menjadi alasan Ghea kembali menggebu mengejar impian.

Ghea mengajak Riri duduk di dekat ibunya, malam ini Maya berbinar bahagia melihat perhelatan megah yang tentu saja berkat buah pikiran anak kesayangannya. Dilla menjadi orang yang paling sibuk malam ini, berjalan kesana-kemari memastikan bahwa semua telah berada pada tempat yang tepat bahkan sekecil apapun itu semua Dilla periksa. Ia benar-benar berusaha menghasilkan sebuah acara megah tanpa celah.

Berbagai media pun telah berjejer rapih meliput acara SMA kebanggaan negri ini, SMA bertaraf nasional seperti SMA Bina Bangsa tentu tak sulit mencuri perhatian publik.

TOXIC RELATIONSHIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang