BAB 22 PERJUANGAN DAN PENGHARGAAN

170 66 6
                                    

Ada kalanya hal yang kita anggap tak baik akan membawa dampak baik pada kita, tidak semua yang kita anggap buruk adalah buruk karena terkadang hal buruk itulah yang menjadi perantara untuk menjadi baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada kalanya hal yang kita anggap tak baik akan membawa dampak baik pada kita, tidak semua yang kita anggap buruk adalah buruk karena terkadang hal buruk itulah yang menjadi perantara untuk menjadi baik.

Hari paling menegangkan itu tiba juga, hari dimana Ghea akan tahu apakah perjuangannya selama ini mendapat hasil atau malah terbuang sia-sia waktu yang ia habiskan.

Berbeda dengan murid lain yang sudah memeluk laporan hasil pembelajaran masing-masing, Ghea hanya bisa berdiri dengan raut sedih bercampur penasaran akan hasilnya satu semester ini karena ibunya yang hari ini datang untuk mengambil raport tentu saja akan mendatangi kelas Dilla terlebih dahulu.

"Gimana Liv?" tanya Ghea pada perempuan yang sejak tadi senyum-senyum tak jelas.

Olivia mengangkat rapotnya tinggi-tinggi seolah sangat bangga dengan hasilnya kemudian ia menepuk dadanya bangga.

"Seperti biasa rangking 20 dari 20 siswa!" hebohnya membuat Ghea menganga heran.

Mendapat peringkat terakhir bukanlah hal yang jarang Olivia dan Ghea dapat, jika dulu Ghea mungkin akan berekspresi sama ketika mendapat rangking terakhir tapi kali ini Ghea merasa jantungnya mencelocos dan tubuhnya melemah. Apakah perjuangan Ghea tetap akan mendapat hasil buruk?

Ghea menarik tangan Olivia untuk menjauh dari orang-orang kemudian menatapnya serius.

"Liv, kita harus berubah."

***

Mata Ghea membulat dengan mulut menganga, perasaan membuncah yang sudah lama tak ia rasakan. Akhirnya peringkat Ghea naik! Tertulis jelas di raport bahwa Ghea mendapat peringkat 10 dari 20 siswa, suatu kebanggaan yang sangat membahagiakan.

Peringkat sepuluh juga bagus kan? Tapi ada hal yang membuat Ghea sedikit mengurangi euforia yang ia rasakan, ibunya tak begitu excited dengan pencapaian Ghea jelas saja peringkat sepuluh tak akan sebanding dengan juara umum satu angkatan seperti yang Dilla dapat.

"Ayo pulang, Dilla udah nunggu di mobil."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Maya langsung meninggalkan Ghea tanpa sedikitpun ucapan selamat karena peningkatan cukup pesat dari anaknya.

Sebelum pulang, Ghea berniat menemui Daffa terlebih dahulu untuk mengucapkan terimakasih. Jelas saja hasil ini tak akan Ghea dapat jika Daffa tidak mengajarinya secara sukarela.

Ghea berjalan mengikuti Daffa sampai di ujung koridor baru ia mencegatnya, tak ada alasan untuk kabur.

"Daff! Liat!" seru Ghea bersemangat.

Daffa yang tadinya berjalan sembari melamun langsung terperanjat kaget karena suara cempreng Ghea. Ia mengangkat alisnya kemudian membaca lembar raport Ghea, ia tahu peringkat Ghea berhasil naik dari yang biasnya selalu berada di deretan akhir kini memasuki sepuluh besar dan Daffa sangat senang.

TOXIC RELATIONSHIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang