BAB 35 AKUMULASI KECEWA

173 62 17
                                    

Berandalan mungkin sudah sangat melekat dengan nama Alvaro Mahendra, lelaki berperawakan tinggi itu dengan pakaian berantakan setiap hari disertai rambut acak-acakan sudah dijuluki singa di SMA Bina Bangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berandalan mungkin sudah sangat melekat dengan nama Alvaro Mahendra, lelaki berperawakan tinggi itu dengan pakaian berantakan setiap hari disertai rambut acak-acakan sudah dijuluki singa di SMA Bina Bangsa.

Tak ada yang berani mengusiknya apalagi sampai berurusan dengannya, bukan tanpa sebab melainkan orang-orang kebanyakan takut karena titel lelaki itu sebagai anak dari donatur terbesar di SMA Bina Bangsa. Hal itu juga yang membuatnya masih bertahan di sana meski sudah melampaui poin wajar pelanggaran.

Hari ini ia kembali dipanggil untuk di sidang di ruang kepala sekolah, diketahui telah ada laporan mengenai pelanggaran Alvaro yang terekam tengah merokok di belakang sekolah.

Wajahnya begitu tenang menghadapi guru-guru yang darahnya hampir mendidih menghadapi ulah Alvaro, siapa yang tak geram jika setiap hari ada-ada saja ulah yang membuat ruang guru gempar.

Jika saja dia bukan anak dari donatur terbesar di SMA Bina Bangsa mungkin sudah lama ia didepak dari sana.

"Pelanggaran kamu ini sudah melampaui batas, saya harap ini akan menjadi peringatan terakhir untuk kamu karena jika kamu melakukan pelanggaran berikutnya maka tak ada jaminan kamu akan bertahan di SMA ini."

Alvaro tertawa mengejek lalu menaikkan satu kakinya di meja hadapan kepala sekolah.

"Ayo keluarkan saya, Pak."

***

Setelah perdebatan di ruang kepala sekolah akhirnya Alvaro bisa terbebas dari ruang pengap itu. Pikirannya tertuju pada satu perempuan yang sempat memergokinya merokok di belakang sekolah, jelas tak akan ia biarkan siapapun mengusik ketenangannya bahkan perempuan jenius itu sekalipun.

Ia berjalan dengan santai menyusuri koridor yang cukup sepi sampai ia mendengar suara keras dari bawah tangga yang menghubungkan lantai satu dan lantai di atasnya.

"Woi!" teriak Alvaro menyadari yang terjatuh itu sosok manusia bukan bidadari jatuh dari surga—ups!

Alvaro berlari tepat saat itu juga tiga orang perempuan ikut berlari namun ke arah yang berlawanan dengannya. Niat hendak mengejar ketiga perempuan yang sangat ia kenali wajahnya itu akhirnya ia urungkan ketika melihat wanita terkapar dipenuhi darah itu berusaha memanggilnya namun tanpa suara.

"Buka mata lo, cewek aneh lo gaboleh mati semudah ini!" hentak Alvaro mengguncang tubuh Dilla.

Sial! Wanita yang ia cari ternyata nyawanya terancam. Bagaimana Alvaro bisa membuat perempuan ini menarik laporannya jika nyawa saja belum tentu mampu perempuan itu pertahankan. Alvaro membopong tubuh perempuan itu kemudian berlari menuju UKS membiarkan seragamnya berbaur dengan darah segar yang berasal dari tubuh wanita itu.

"Tolong," lirih wanita itu kemudian menutup mata.

Jelas saja hal itu membuat Alvaro semakin panik dan mempercepat langkahnya.

TOXIC RELATIONSHIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang