Elias memikirkan pertanyaan Derek di sepanjang perjalanan pulang. Tapi akhirnya semua itu hanya menguap di atas kepalanya seperti kepulan asap tebal yang menemani perjalanannya, berdengung seperti segerombolan lalat yang hinggap di atas kulitnya, berusaha menarik perhatian Elias dari jalanan di depan sana. Karena melamun, Elias nyaris saja menabrak pembatas jalan, untungnya ia membanting setir dengan cepat untuk menghindari tabrakan itu. Kejadian yang berlangsung cepat itu tidak berakhir disana. Elias masih merasakan nafasnya tersengal ketika ia berhasil sampai di rumahnya dengan selamat.
Setelah mematikan mesin mobilnya, Elias tidak segera keluar dari sana. Ia memejamkan matanya sembari menyandarkan kepala di atas kursi. Hari itu terasa berat, tapi itu belum semuanya. Ketika Elias melangkah masuk, kekacauan terjadi di dalam rumahnya. Sejumlah barang terhampir di atas lantai. Sobekan kertas dari buku-buku di atas rak berarakan dimana-mana. Bagian dapurnya juga kacau. Elias melihat sisa sereal yang ditumpahkan di atas meja secara sengaja. Pecahan porselen bertebaran dimana-mana. Karena tidak berhati-hati, Elias sampai melukai kakinya ketika menginjak pecahan keramik itu.
Elias tersentak kaget dan melompat hingga punggungnya membentur dinding. Darah mengalir keluar dari luka di telapak kakinya. Kini darah itu menggenang membasahi permukaan lantai kayu.
"Sialan! Sialan!"
Sembari menahan rasa sakit yang ditumbulkan oleh pecahan keramik itu, Elias bergerak menuju wastafel, meraih kain basah untuk menutupi lukanya. Ia kemudian mengambil gelas kosong di dekat sana dan mengisinya dengan air keran sebelum meneguknya hingga habis. Nafasnya masih tersengal selagi tatapannya menyapu ke sekitar. Tempat itu seperti neraka. Elias seharusnya tidak meninggalkan rumah sebelum Jess pergi.
Meresa kesal, Elias hendak mengangkat ponselnya untuk menghubungi wanita itu. Namun sebuah pesan yang ditinggalkan Elias pagi ini di atas meja menghentikan niatnya. Pesan itu masih sama, kecuali karena Jess mencoretnya menggunakan tinta merah dan menulis dua kata dengan huruf besar di atasnya: BERENGSEK KAU!
Sembari memejamkan mata, Elias berusaha mengatur nafasnya. Jari-jarinya mencengkram erat kertas itu kemudian meremasnya. Setelah melemparnya ke dinding, Elias memutuskan untuk pergi meninggalkan kekacauan di dapur dan di ruang tengah. Ia pergi menuju kamarnya. Beruntungnya Elias meninggalkan ruangan itu dalam keadaan terkunci sehingga Jess tidak dapat masuk untuk menghancurkan apapun yang ada di dalam sana. Kamar itu mungkin menjadi satu-satunya tempat yang menawarkan kenyamanan untuknya.
Sementara itu, di luar hujan sepenuhnya sudah reda. Ketika Elias mengintip melewati kaca jendela, ia melihat jalanan kosong terbuka di depan rumahnya. Lolongan anjing dari rumah tetangga terdengar cukup keras. Elias menanggalkan pakaian, dan mencoba untuk berbaring di atas kasur sembari memejamkan mata. Namun luka pada telapak kakinya terasa berdenyut-denyut sehingga Elias turun untuk menelan aspirin dan berbaring di atas sofa. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, tapi pekerjaan itu bisa menunggu. Elias butuh istiharat sehingga ia bisa bangun lebih pagi keesokan harinya.
Namun dalam beberapa menit yang terasa panjang, Elias tidak dapat mengusir sejumlah pikiran tentang Rachael yang merayap di kepalanya: kejadian yang dialami Rachael malam itu, persis pada malam ketika suami dan sahabatnya dibunuh. Apa yang benar-benar dirasakan Rachael tentang itu? Kenapa wanita itu masih menolak untuk bicara? Apa yang disembunyikannya?
Merasa terganggu dengan semua pertanyaan itu, Elias bangkit berdiri, meraih sebuah pena dan buku catatan yang menghampar di atas lantai kemudian duduk untuk mencatat beberapa pertanyaan penting. Elias mengingat-ingat percakapannya dengan Derek sore itu, kemudian memikirkannya baik-baik. Pertanyaannya bukanlah apa yang terjadi malam itu, melainkan apa yang terjadi sebelum malam itu. Kemudian Elias mulai menulis sejumlah nama di atas kertas kosong, menyusunnya menjadi sebuah daftar panjang untuk mengetahui apa yang selanjutnya harus dilakukan.
-
THE UNSEEN (YANG TIDAK TERLIHAT)
![](https://img.wattpad.com/cover/310672342-288-k591699.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNSEEN (COMPLETE)
Mistério / SuspenseRachael Simone, seorang mantan terapis profesional, ditemukan terkurung di gudang setelah peristiwa penembakan yang menewaskan suami dan sahabatnya terjadi. Kebisuan Rachael yang tiba-tiba membuat kepolisian menyakini bahwa wanita itu bukanlah korba...