Sore itu Elias duduk di kedai untuk menemui seseorang. Setidaknya Elias sudah menunggu disana selama lima belas menit, namun belum ada tanda-tanda kemunculan seseorang yang ditunggunya dari arah pintu. Elias sengaja memilih tempatnya di dekat jendela sehingga ia dapat melihat keluar jalanan. Puluhan kendaraan yang berlalu lalang di luar sana menggambarkan kesibukan di pusat kota. Meskipun tidak terlalu ramai, area itu jauh lebih padat jika dibandingkan dengan lingkungan di sekitar rumah sewaannya yang baru. Elias dapat menyaksikan sejumlah wajah asing berlalu lalang di sekitar jalan. Beberapa gedung tinggi berdiri berjejer di pinggiran jalan. Pusat perbelanjaan letaknya tak jauh dari sana. Sejumlah mobil terparkir di halaman depan dan pasangan muda terlihat baru saja memasuki toko minuman.
Elias memeriksa ponselnya untuk membaca sejumlah pesan yang masuk kesana. Malam kemarin, setelah percakapan pertamanya dengan Rachael, Elias langsung menghubungi pihak rumah sakit untuk menanyakan catatan kesehatan terakhir Rachael. Elias menggunakan nama rumah sakit jiwa sehingga ia mendapatkan akses lebih mudah untuk mendapatkan kontak dokter Joan Melburne, psikiater yang menganani Rachael saat itu. Sayangnya pihak rumah sakit menyampaikan kalau Joan sudah pensiun sejak beberapa bulan yang lalu, namun mereka memberi Elias akses telepon untuk dapat menghubunginya secara langsung.
Ketika Elias menekan nomor itu, seseorang yang menjawab panggilannya adalah gadis muda bernama Tiffany. Wanita yang bekerja sebagai asisten terapis itu mengatakan Joan sedang berpergian ke luar kota sehingga akhirnya Elias hanya meninggalkan nomor ponselnya untuk dihubungi begitu Joan kembali.
Setelah melingkari nama Joan dalam daftarnya, Elias beralih untuk melakukan panggilan lain. Panggilannya kali ini masuk ke bengkel perbaikan mesin. Setelah meminta panggilannya disambungkan ke seorang pria bernama Allistair, Elias mendengar suara serak di seberang muncul dan bertanya, "siapa ini?"
"Elias Kermit dari rumah sakit jiwa. Apa aku sedang berbicara dengan Allistair?"
Pria muda di seberang telepon itu terdengar ragu-ragu ketika menjawab. "Ya? Ada yang bisa kubantu, Pak? Mobilmu rusak atau.."
"Tidak, tidak, aku tidak menghubungimu untuk membicarakan mesin mobilku."
"Jadi?"
"Ini soal Rachael Simone, saudara tirimu."
"Oh,-"
Ada jeda yang panjang setelahnya. Elias sempat berpikir kalau panggilannya terputus, namun ia masih mendengar suara dengungan mesin dari seberang dan percakapan samar, hingga Elias membuka mulut untuk menegurnya.
"Kau masih disana?"
"Ya, ya." Allistair terdegar gugup. Suaranya terbata-bata ketika berbicara. "Maafkan aku. Hanya saja.. apa dia baik-baik saja?"
"Tentu. Jangan khawatir, ini panggilan pribadi, jadi kita bisa berbicara lebih santai. Aku tidak akan menanyakan sesuatu untuk kepentingan khusus, aku hanya ingin mengobrol. Ngomong-ngomong, aku terapisnya."
"Terapisnya? Kupikir dia.."
"Ya, tentu saja. Aku baru disana. Sekitar dua minggu yang lalu. Aku menghubungimu karena aku ingin menayakan beberapa hal tentangnya tapi tidak di telepon, jadi jika kau bersedia aku akan mengatur pertemuan. Bagaimana?"
Hening, kemudian, "tentu. Besok aku bekerja sampai siang."
"Oke, bagaimana kalau besok sore pukul lima? Setahuku ada kedai tak jauh dari bengkel tempatmu bekerja."
"Ya, aku tahu tempatnya."
"Bagus. Aku akan memberitahu pelayan disana dimana aku duduk sehingga kau bisa menemukanku."
"Oke."
"Terima kasih Allistair, aku menghargainya. Sampai ketemu besok."
Panggilan telepon diputus.
![](https://img.wattpad.com/cover/310672342-288-k591699.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNSEEN (COMPLETE)
Mistero / ThrillerRachael Simone, seorang mantan terapis profesional, ditemukan terkurung di gudang setelah peristiwa penembakan yang menewaskan suami dan sahabatnya terjadi. Kebisuan Rachael yang tiba-tiba membuat kepolisian menyakini bahwa wanita itu bukanlah korba...