Rumah dengan cat dinding berwarna putih itu tampak kusam. Letaknya persis di seberang rel. Hamparan tanah berumput mengelilingi halamannya yang luas. Pagar kayu setinggi dua meter membatasi pekarangannya dengan jalur setapak kecil dan pekarangan milik tetangga. Sejumlah tanaman hias memenuhi bagian samping rumah. Pohon yang tinggi dan lebat berdiri persis di depannya, dahan-dahannya yang besar menunduk dan menutupi hampir sebagian besar rumah itu. Tidak ada teras, hanya ada sebuah tangga kayu kecil yang mengarah ke pintu masuk dan sebuah ruangan gelap di atas.
Sulit untuk membayangkan Denise Simone menghabiskan masa kecilnya disana. Rumah itu tidak cukup besar, namun terdiri dari dua lantai. Warna dindingnya telah kusam, kaca jendelanya menghitam dan berdebu, sedangkan atapnya dipenuhi oleh hamparan daun kering yang berjatuhan. Kemudian ada lebih banyak dedaunan kering yang bertebaran di sekitar halaman rumah. Pipanya yang menggantung di atap telah rusak. Pipa itu perlu diperbaiki karena posisinya yang menjorok ke bawah. Sementara itu susuran kayu yang membentuk tangga di halaman depan hampir lapuk. Ada noda bekas muntahan di atas lantai, bau tidak sedap langsung menusuk hidungnya ketika Elias melangkah lebih dekat. Tubuhnya tersentak begitu mendengar suara desingan mesin kereta yang muncul dari seberang rumah. Setiap kali kereta melintas, suara desingan mesinnya akan terdengar begitu nyaring di telinga. Tidak hanya itu, tanah di bawah kakinya juga bergetar, seolah itu menjadi satu-satunya hal yang perlu dikhawatirkan untuk tinggal disana.
Tiba-tiba sesuatu yang terlihat seperti apel yang membusuk memukul atap rumah sebelum jatuh ke permukaan tanah di dekat kakinya. Elias menegadah untuk melihat dari mana asal datangnya benda itu, kemudian ia menyaksikan seorang pria tua berdiri di belakang jendela. Kulit wajahnya bergelambir, rambutnya berwarna keperakan, dan kedua bola matanya telah memutih. Pria itu buta, Elias baru menyadarinya ketika pria itu kerikil ke permukaan tanah.
"Permisi!" seru Elias selagi menghindari lemparan kerikil itu. Kini pria itu menunduk mengikuti sumber suara. Alisnya yang tebal saling bertaut dan satu tangannya sudah siap untuk menutup jendela.
"Ah!" katanya. "Kupikir anjing liar itu."
"Tidak, aku Elias Kermitt."
"Maaf?"
"Aku ingin tahu apa Nicole Simone masih tinggal disini?"
Pria itu tidak segera menjawab, alih-alih bertanya, "kenapa kau mencari Nicole?"
"Aku punya beberapa pertanyaan tentang Denise."
"Oh.. apa kau polisi?"
"Tidak. Aku dari rumah sakit."
"Apa?"
Pria itu juga tuli.
"Aku terapis Rachael. Kau kenal Rachael Simone? Dia istri Denise."
"Mantan. Ya, tentu saja! Wanita itu!" pria itu melongokkan wajahnya dari lubang jendela dan menyerukan kalimat berikutnya dengan suara keras. "Tunggu di sana, Dok! Aku akan segera turun."
Pintu depan dibuka dengan keras. Pria yang sama muncul di ambang pintu, hanya saja ia tidak seperti yang diduga Elias. Tubuhnya jauh lebih tinggi, pria ini memiliki sepasang bahu lebar dan dada yang bidang. Meskipun sudah tua, ia mampu berdiri tegap tanpa bantuan tongkat. Sekilas kontur wajahnya mirip Denise. Ia berpakaian cukup rapi pagi itu: sebuah sweter biru panjang dan celana hitam. Meskipun begitu, bau asap cerutu masih tercium dari pakaiannya. Ketika pria itu membuka mulut untuk bicara, ia menunjukkan sederet giginya yang hampir menguning, seolah-olah pria itu terlalu banyak mengisap rokok dan mengonsumsi kopi.
"Kau mau masuk?"
"Ya."
Bagian dalam rumah sama berantakannya seperti halaman depan. Kali pertama memasuki ruang depan, Elias langsung memusatkan perhatiannya pada sejumlah pajangan kayu yang menggantung di dinding. Susunan rak setinggi dua meter berdiri di dekat perapian. Buku-bukunya diletakkan secara asal. Sampulnya telah menguning dan permukaannya berdebu. Sarang menyelimuti tiap-tiap sudut dinding. Dan sebuah sofa diletakkan di antara dua jendela tinggi di dalam ruangan. Tatanan yang menurutnya telalu aneh.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNSEEN (COMPLETE)
Mystery / ThrillerRachael Simone, seorang mantan terapis profesional, ditemukan terkurung di gudang setelah peristiwa penembakan yang menewaskan suami dan sahabatnya terjadi. Kebisuan Rachael yang tiba-tiba membuat kepolisian menyakini bahwa wanita itu bukanlah korba...