Bab 60

7 5 1
                                    

Catatan harian Rachael Simone

Ditulis pada: Maret 2019

(1 tahun sebelum pembunuhan)

Aku tidak berbicara dengan Denise sepanjang hari itu.

Aku tidak ingin dia tahu apa yang kurasakan ketika aku melihatnya bersama Cathy bermesraan di rumah kami. Rumah yang kami beli dengan jerih payah kami sendiri!

Dia seharusnya menjaga perasaanku tentang itu. Dia bisa memilih tempat lain untuk mencurahkan nafsunya. Tapi tidak. Suami yang kuncintai bersanggama dengan sahabatku di dalam rumahku sendiri. Tepat di depan mataku! Bagaimana aku dapat melupakannya begitu saja?

Aku sudah mencobanya.

Berulangkali kukatakan kalau itu tidak akan terjadi lagi. Bahwa mungkin suatu saat Denise akan menyadari perbuatannya dan kembali padaku. Tapi kapan? Kapan momen itu akan datang?

Aku dipukul oleh kesadaran bahwa semuanya tidak akan terasa sama lagi. Ini yang kutakuti. Aku takut jika keadaan berada di luar kendaliku dan aku tidak memiliki kekuatan untuk mengembalikannya. Tapi itu terjadi. Bagaimana aku harus memperbaikinya?

Aku tidak ingin kehilangan Denise - aku belum siap kehilangan Denise. Itu tidak akan terjadi - itu tidak boleh terjadi!

Malam tadi kami berkendara untuk kembali ke rumah. Makan malam yang sebelumnya telah kami rencanakan sejak jauh-jauh hari berubah menjadi mimpi buruk yang tidak ingin kuulangi. Denise mencoba untuk bersikap santai. Dia mendominasi percakapan dan menikmati makanannya seperti anjing yang kelaparan. Sementara aku masih kebingungan dengan pilihan untuk menghabiskan makanan atau mendengarkannya berbicara. Baru terpikir olehku, aku bisa saja melakukan kedua hal itu secara bersamaan seperti biasanya, namun segalanya tiba-tiba terasa membingungkan setelah kejadian itu. Sulit untuk mengusir bayangan tentang Denise dan Cathy yang bercumbu di dapur sementara aku dan Sean tidak ada disana.

Denise tidak bodoh. Dia menyadari perubahan sikapku lebih cepat dari yang kuduga dan dia tidak ingin mendengar alasan yang tampaknya tidak masuk akal, jadi kukatakan saja kalau aku tidak dalam kondisi fit untuk membahasnya.

"Omong kosong! Sesuatu terjadi, jangan membohongiku! Apa itu karena pasienmu?"

Saat itu kuharap aku dapat berteriak di depan wajahnya dan mengatakan semua yang kusaksikan sore itu. Tapi Denise tidak akan senang dan aku belum siap untuk apapun – kupikir aku tidak pernah siap untuk apapun.

Sesuatu terjadi. Aku merasa seperti seseorang memukul dadaku dengan keras. Begitu keras sampai cairan empedu naik ke kerongkonganku dengan cepat.

"Hentikan mobilnya!" teriakku. Denise menurutinya persis seperti yang kukatakan dan aku berlari keluar untuk memuntahkan seisi perutku. Rasanya begitu sakit sampai air mataku jatuh di atas wajah.

"Rachael, ada apa? Kenapa kau tidak berbicara denganku?"

Tidak ada udara segar di dalam mobil, jadi aku mengambil kesempatan untuk menghirup udara segar selama mungkin sampai aku cukup siap untuk kembali ke dalam.

Sisa perjalanan itu terasa lebih buruk dari sebelumnya, sampai aku tidak ingin mengingatnya, tapi aku harus. Aku harus mengingat semua yang terjadi. Aku harus menuliskannya di dalam buku harian ini.

THE UNSEEN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang