THE UNSEEN (COMPLETE)

Bab 66

2 tahun sejak malam kematian Rachael..

"Pertanyaan itu terus muncul di kepalaku: kenapa Denise dan Cathy? Kenapa Denise dan Cathy? Dan itu membawaku ke tempat ini, untuk menemukan jawabannya."

Elias duduk di atas kursinya dengan kaku. Kedua matanya menekuri permukaan lantai dengan cermat, tapi pikirannya berada di suatu tempat. Di seberangnya, Abe duduk sembari melipat satu kaki di antara kaki lainnya dan mendengarkan. Seperti biasa, laki-laki itu tidak akan menyela sampai Elias menyelesaikan ucapannya. Elias baru mengenalnya kurang dari satu bulan. Tidak butuh banyak waktu untuk terbiasa dengan kehadirannya sampai-sampai Elias mulai membayangkan bagaimana ia harus menjalani hari-harinya di dalam sel jauh sebelum Abe datang. Abe telah menjadi teman berbicara yang baik selama beberapa pekan terakhir. Namun laki-laki itu tidak datang secara cuma-cuma untuk berbicara dengannya. Terkadang Elias merasa curiga dengan niatnya, tapi Abe berterus terang sejak awal tentang niatnya berada disana sehingga Elias mulai berpikir kalau kecurigaannya hanyalah spekulasi yang tidak beralasan. Menurutnya, tidak ada terapis lain yang lebih baik dari Abe untuk mengambil tugas itu. Dua orang terapis lain pernah datang dan mencoba untuk berbicara dengannya, namun Elias tidak begitu menyukai mereka sehingga Elias menolak untuk berbicara. Kemudian genap setelah dua tahun ia berada di penjara, Abe datang dan menyampaikan niatnya secara gamblang.

"Aku tidak datang untuk urusan kepolisian. Aku sedang menjalani studi dan aku membutuhkan materi yang bagus untuk laporanku. Ini bukan apapun, anggap saja sebuah pertukaran. Aku hanya akan duduk disini dan mendengarkanmu, sebagai gantinya kau akan mendapat teman mengobrol untuk beberapa pekan ke depan, mungkin lebih, aku tidak tahu. Itu tergantung. Aku tahu, itu konyol karena kita mungkin belum pernah bertemu sebelumnya, tapi kita bisa mencobanya."

Untuk satu alasan tertentu Elias memercayainya. Sekarang sudah hampir satu bulan sejak laki-laki itu hadir disana dan Elias hampir menceritakan seluruh kejadiannya.

"Seandainya aku dapat mengabaikannya begitu saja dan melanjutkan hidup, semua ini mungkin tidak akan menimpaku. Tapi seharusnya aku tahu, Madison atau.. Rachael, tidak pernah menjadi semudah itu. Dia wanita yang rumit sejak kali pertama aku melihatnya. Dia.. menyimpan sesuatu untuk dirinya sendiri, dan dia tidak akan membiarkan orang lain mengetahuinya."

Elias menelan liur dengan susah payah. Sementara dinding di sekitarnya terasa menyempit. Tidak ada celah atau ventilasi udara di sekitarnya. Yang membuatnya tampak semakin mengerikan, seisi ruangan dibiarkan kosong kecuali karena dua kursi kayu dan meja kecil yang berada di antara mereka. Meskipun begitu tempat itu jauh lebih baik dari selnya. Setidaknya Elias tidak harus berurusan dengan bau tajam urine dan lantai sel yang dingin. Udaranya juga terasa lebih segar.

"Dia membohongiku," lanjut Elias setelah beberapa detik terdiam.

"Membohongimu?" tanya Abe sembari mengangkat satu alisnya.

"Apa yang terjadi di rumahnya malam itu, pada malam ketika Denise dan Cathy tewas, dia tidak pernah melupakannya. Rachael mungkin diam tapi dia tidak pernah lupa, dan aku tidak tahu kalau aku tanpa sadar telah menyeret diriku sendiri ke dalam jebakan yang dibuat Rachael. Aku tidak sadar, dia begitu baik memainkan perannya sampai dia dapat membalikkan posisi kami dengan mudah."

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kau bisa menceritakannya dari awal? Dari malam setelah kau menjebak Rachael untuk membunuh Denise dan Catherine."

"Ya," Elias membenahi posisi duduknya di atas kursi kemudian menarik nafas panjang. "Jadi setelah malam itu, aku tidak pernah berhenti bertanya kenapa Rachael memutuskan untuk menembak Denise dan Cathy. Itu tidak seperti yang kupikirkan. Kupikir dia akan menembak orang asing dan mempertahankan Denise - kupikir dia akan menembakku. Aku tidak keberatan jika memang itu pilihannya. Aku sudah siap malam itu. Aku hanya ingin mengakhiri semuanya."