Bab 17

8 6 1
                                        

Dokter Beth Carroll sedang duduk di tengah lingkaran bersama delapan orang pasien yang mengelilinginya ketika Elias hadir pagi itu. Beth sempat mengangguk dan tersenyum ketika Elias menyapanya, Kemudian, Olive yang berada persis di samping kirinya meneriakkan kata kasar saat memandangi Elias. Ketika mendengarnya, Beth langsung membeliakkan mata. Sementara itu, Theodore yang sedari tadi berdiri di dekat pintu mulai menegakkan tubuhnya dengan waspada, seolah sudah membaca keributan akan terjadi disana.

"Olive!" seru Beth dengan tegas. "Apa yang kukatakan tentang bersikap sopan pada seluruh perawat disini?"

"Dia bukan perawat disini!" saat mengatakannya wanita berusia akhir empat puluhan itu menudingkan satu jarinya ke arah Elias. Ekspresinya menunjukkan ketidaksukaan yang jelas. Sementara itu Elias terus mengamati luka bekas cakaran yang masih membekas di wajahnya. Persis seperti yang diceritakan Fritz, luka itu melintang dari atas dahi hingga ke rahangnya yang tirus. Kondisi Olive mungkin pernah lebih buruk dari itu. Bekasnya saja sudah menjelaskan seberapa parah Rachael melukai wanita itu.

"Namanya Dokter Elias," tegas Beth dengan suaranya yang lantang. Mendengarnya membuat tujuh pasien lain yang berada di dalam lingkaran itu ikut menegakkan tubuhnya dengan tegang. Kemudian, Beth melanjutkan, "dan meskipun dia pendatang baru, kau tetap harus bersikap sopan seperti caramu menunjukkannya pada perawat lain. Apa itu jelas, Olive?"

Olive mendengus keras kemudian membuang tatapannya dari Elias sembari bersedekap. Wanita itu bersikap seperti anak-anak yang sedang merajuk pada orangtuanya. Elias dapat melihatnya dengan jelas dan Beth sudah bersiap untuk menegur Olive sebelum Elias menyelanya dengan cepat, "tidak apa, Dokter Carroll. Olive berhak untuk tidak menyukaiku karena kurasa dia hanya belum mengenalku, bukan begitu Olive?"

Wanita itu menatap Elias dari sudut matanya yang disipitkan, meskipun begitu Olive masih enggan untuk memutar wajah dari tembok kosong di belakangnya.

"Lagipula Olive, aku tidak hadir disini untuk mengganggumu. Mungkin, kita hanya perlu mengatur rencana untuk mengobrol.."

"Tidak mau! Tidak akan! Pergi sana!" Olive mendengus keras sembari mengayunkan satu tangannya untuk mengusir Elias. Sekilas Elias menangkap senyum di wajah Beth sebelum wanita itu membuka mulutnya untuk bicara.

"Well, itu cara yang sangat tidak sopan untuk meminta sesuatu, Olive. Jika kau terus berbicara kasar, kau tidak diizinkan lagi berada di dalam lingkaran ini."

Olive membeliakkan matanya dengan kecewa sebelum Elias menimpalinya dengan cepat. "Itu tidak perlu Dokter Carroll. Biarkan Olive tetap berada disini dan aku akan pergi. Nikmati waktu kalian."

Elias telah berbalik dan melangkah pergi meninggalkan lingkaran itu, namun ia masih dapat mendengar Beth Carroll menggumamkan sesuatu yang terdengar seperti, "jika ada di antara kalian yang punya pendapat, tolong sampaikanlah!"

Pintu ruangan Amos masih tertutup ketika Elias melongokkan wajahnya untuk menatap ke ujung lorong. Sementara itu, Fritz berada di ruang obat saat Elias menemuinya. Laki-laki itu sedang menata sejumlah nampan berisi makanan dan obat untuk pasien. Begitu menyeruak masuk ke dalam ruangan, Elias langsung mengamati label nama Rachael yang ditempel pada salah satu nampan itu.

"Hei Dok!" sapa Fritz. "Masih terlalu pagi, bukan?"

"Ya. Aku berusaha melihat apa yang bisa kubantu disini. Apa kau akan mengantar makanan ini untuk Rachael?"

"Ya."

"Biar aku saja!" Elias telah meraih nampan itu jauh sebelum Fritz berhasil mencegahnya.

"Tidak apa, Dok. Aku akan mengantarnya.."

"Tidak! Aku yang akan mengantarnya. Aku ingin melihat kondisinya juga."

"Kau yakin?"

"Ya."

THE UNSEEN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang