Bab 28

9 4 2
                                    

Udara yang masuk ke tubuhnya dipompa dengan cepat. Elias tersentak bangun dari tidur dan mendapati dirinya masih duduk di kursi mobil yang sama. Ketika tatapannya menyapu ke sekitar, ia melihat hamparan rumput dan tanah yang berundak yang mengarah ke sebuah rumah besar tak jauh disana. Langit di luar sudah cerah, cahaya dari sinar matahari memantul persis di atas atap mobilnya.

Elias mengalami kesulitan saat berusaha mengatur nafasnya. Bulir keringat jatuh membasahi pelipisnya, sedang jari-jarinya yang bergetar menggenggam setir dengan erat. Mimpi itu masih membayanginya seperti kabut hitam yang menggantung di atas kepala. Ketika getaran pada sekujur tubuhnya kian tidak tertahankan, tangannya bergerak turun untuk meraih obat di dalam saku jaket. Pil-pil hijau milik Rachael itu masih tersimpan disana. Elias mengangkatnya di depan wajah kemudian mengumpulkan keberanian sebelum menelannya bulat-bulat. Butuh beberapa menit sebelum nafasnya benar-benar terkendali. Kedua matanya kini terpejam hingga Elias mendengar suara pintu yang digeser terbuka dari luar sana.

Seorang laki-laki baru saja keluar dari teras dan berjalan menuju mobilnya dengan membawa sebuah ransel besar. Elias tergesa-gesa ketika menurunkan kaca jendela. Ia menunggu sampai seorang wanita berambut gelap muncul di ambang pintu dengan seorang balita yang menggelayut di satu lengannya. Balita itu tampak tidak asing. Elias segera mengenalinya ketika melihatnya. Di satu tangannya yang kecil, ia mengapit sebuah mainan anak yang tampak familier. Balita itu adalah Morgan. Ia memiliki sepasang mata cekung berwarna biru cerah yang mirip seperti Rachael. Tubuh kecilnya bergerak dengan terbatas sementara suami-istri itu sedang berkutat memasukkan sejumlah barang ke dalam bagasi. Sang istri kemudian merentangkan tangannya, mengangkat Morgan tinggi-tinggi kemudian mengayunkannya di udara. Disaat yang bersamaan, Elias mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya kemudian diam-diam mengambil gambar wajah Morgan dari kejauhan.

Morgan tampak senang. Kedua matanya berkaca-kaca saat wanita berambut gelap itu mengayunkannya di udara. Kemudian Elias meyaksikan saat pasangan itu masuk ke dalam mobil sebelum mengendara pergi meninggalkan halaman rumah.

Elias terburu-buru menutup kaca jendela begitu SUV hitam yang dikendarai pasangan itu bergerak melewatinya. Tatapannya masih mengawasi mereka hingga SUV itu benar-benar menghilang di ujung jalan. Ia menunduk untuk menatap arlojinya yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Masih ada waktu untuk pulang, mandi, dan berpakaian sebelum mengunjungi Rachael di rumah sakit.

-

THE UNSEEN (YANG TIDAK TERLIHAT)


THE UNSEEN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang