Catatan harian Rachael Simone
Ditulis pada: Juli 2018
(2 tahun sebelum pembunuhan)
Denise telah membatalkan semua acara untuk menemaniku pergi menemui dokter Mia hari itu. Aku merasa lega karena aku tidak harus menghadapinya sendirian. Tapi kehamilan ini benar-benar menguras energiku. Aku tidak berehenti muntah sejak dua minggu yang lalu. Aku makan lebih banyak dari biasanya, dan aku memasukkan udang mentah ke dalam mulutku minggu lalu dan itu membuatku merasa jijik.
Denise tahu aku tidak makan udang dan aku tidak pernah menyentuh makanan mentah sejak dulu. Semua itu membuatku mual, tapi kehamilan itu mengubah segalanya. Aku mengisi lemari pendingin dengan sejumlah makanan mentah, aku membuang semua alkohol di lemari penyimpanan dan menggantinya dengan susu kocok dan makanan ringan. Denise marah besar saat mengetahuinya, dia bilang aku menukar kesenangannya dengan semua sampah dan kami bertengkar hebat malam itu. Tapi itu berlalu dan kurasa dia mulai terbiasa.
Untuk menggantikan semua anggur yang kubuang, Denise membeli lusinan anggur lain dan meletakkannya di tempat rahasia. Aku menghabiskan dua hari untuk menggeledah seisi gudang, kupikir aku akan menemukan anggur disana, tapi Denise sangat ahli dalam menyembunyikan sesuatu.
Phobia itu muncul begitu saja. Aku merasa geli. Suatu hari ketika berdiri di depan cermin, aku melihat sosok lain telah mengambil alih tubuhku. Terkadang ketika aku duduk sendirian di ruang kerjaku, aku berpikir kalau pantulan wajah di permukaan jendela sedang mengawasiku. Wajahnya tampak hitam dan mengerikan, kedua matanya terbuka lebar, kuku-kuku jarinya panjang dan tajam. Bibirnya yang terbuka memperlihatkan taring berwarna merah dan lidah yang terjulur panjang. Sosok itu lebih mengerikan dari hantu. Kemudian ketika aku meringkuk di dekat dinding dengan ketakutan, sosok itu menghilang, digantikan oleh pantulan wajahku di permukaan jendela.
Aku menangis sepanjang malam karena rasa takut. Aku menahan keinginan kuat untuk buang air kecil sebelum Denise sampai di rumah. Hal itu terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan itu membuat kandung kemihku terasa perih. Saat aku menceritakan ketakutanku pada Denise, laki-laki itu membujukku untuk mengunjungi psikiter. Aku menolak pada awalnya, kukatakan padanya kalau aku tidak gila - kalau semua itu hanyalah bagian dari fantasiku saja. Denise meyakinkanku sebaliknya, dia sangat pandai membujukku - kurasa dia pandai dalam segala hal. Dia mengatakan itu yang kubutuhkan, dan itu tidak berarti kewarasanku sudah terganggu atau semacamnya. Jadi aku menurutinya.
Minggu lalu kami berbicara dengan dokter Miguel. Dia laki-laki paruh baya yang cukup hangat, tapi aku tidak bisa sepakat dengannya. Dia memberikan analisa kalau apa yang terjadi adalah bagian dari kecemasan yang kualami sepanjang masa kehamilan. Denise menelannya mentah-mentah, tapi aku tidak. Kupikir itu lebih dari kecemasanku saja, kupikir aku benar kalau sosok itu tidak hanya mengamatiku, tapi dia juga menginginkan sesuatu dariku - dia menginginkan bayi ini, dan ketika kukatakan pada Denise, laki-laki itu tertawa keras.
"Aku tahu sayang, kau terobsesi dengan fillm itu, tapi itu tidak akan terjadi di dunia nyata. Tidak ada iblis yang menginginkan bayi yang bahkan belum lahir, dan tidak akan ada yang menyakitimu, jadi.. kita sudahi saja semua lelucon konyol ini, oke? Aku mencintaimu."
Begitu pesan suaranya terdengar. Aku membanting ponselku ke atas sofa saat mendengarnya. Malamnya aku menolak untuk duduk bersamanya di meja makan. Kemudian paginya kami bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNSEEN (COMPLETE)
Mystery / ThrillerRachael Simone, seorang mantan terapis profesional, ditemukan terkurung di gudang setelah peristiwa penembakan yang menewaskan suami dan sahabatnya terjadi. Kebisuan Rachael yang tiba-tiba membuat kepolisian menyakini bahwa wanita itu bukanlah korba...