Kerumunan yang bertumpuk di mulut pagar satu per satu membubarkan diri. Dalam kepala mereka terisi pemahaman baru yang aneh. Mereka menyangka Lysandra dan si penolong adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar dan kembali berbaikan. Hanya si wartawati yang masih bergeming karena memikirkan strategi untuk mendapatkan kembali kamera sakunya.
Benda kecil berwarna putih gading itu lebih bisa diandalkan daripada sumber-sumber yang menamakan diri mereka sebagai saksi mata. Selain itu, ia membuat daftar misi baru, yaitu menyelamatkan dua gadis muda dari perencanaan pemerkosaan oleh seorang lelaki bejat yang dibantu asistennya.
***
"Tuan Muda. Seharusnya Anda tidak meninggalkan Nona ini membeku di luar sana." Alfred menutup pintu dengan punggung dan menemukan lelaki yang sudah membuka baju hangatnya baru saja menuruni tangga. "Bila terjadi sesuatu padanya, Anda yang akan repot berurusan dengan polisi."
Mata Alfred tidak lepas dari si raja tega yang lebih sering mengabaikan siapa saja yang sangat butuh pertolongan. Walau terkadang ketegaan tersebut bisa mendatangkan masalah serius.
"Di mana tertulis aku tidak boleh meninggalkannya? Tanganku hanya ada dua, Alfred. Bagaimana mengangkut mereka berdua? Lagipula si bodoh itu yang jadi inisiatornya, kan? Kenapa kau malah menyalahkan aku?"
Alfred hanya bisa menerima dengan lapang dada tatapan dingin dan menusuk dari balik kaca mata bergagang hitam tebal yang dikenakan oleh tuan mudanya. "Bukan begitu, Tuan Muda. Aku hanya—"
"Cukup. Telingaku butuh istirahat, Alfred." Sang majikan memutar mata lalu memijat-mijat leher untuk meregangkan otot yang kaku, enggan menyediakan telinga untuk segerbong nasihat. "Bawakan teh ke ruang kerjaku."
Alfred mengembus pelan. "Baiklah, Tuan Muda."
Lysandra hendak dibaringkan di sofa panjang yang berada di ruang baca, tapi terpaksa mengurungkan niat. Tampaknya ada yang tidak senang tempat favoritnya tersentuh orang asing. "Bawa karung kentang itu ke ruang kerjaku. Ada yang ingin kutanyakan padanya."
"Baiklah." Alfred segera mengekori sosok yang—mau tidak mau—membukakan dan menahan daun pintu untuknya.
Pria bermata sendu ini belum bisa mengikuti jejak lelaki muda pelit senyum yang jiwa sosialnya semakin sulit tersentuh. Prinsip untuk tidak melibatkan diri dengan orang lain, belum bisa ia terapkan dengan baik. Sikap tidak peduli tuan muda yang sudah dikenalnya sejak kecil, makin menjadi sejak kejadian yang menimpa keluarga ayah angkatnya bertahun-tahun lalu di kota Venzenia, kota penyuplai anggur terbesar di benua timur.
Siapa pun pasti akan terpukul bila harus kehilangan tiga orang sekaligus dalam satu malam. Belum lagi insiden kelam tersebut terus disembunyikan, bahkan terus-terusan disangkal oleh media dan penguasa setempat.
Para Aetherian—ras pemenang perang—tidak akan menerima fakta ras lain setara wabah yang telah mereka persekusi dan dinyatakan punah akan muncul dan mengancam kembali. Seperti bencana yang tidak pandang bulu, semua yang ingin dilenyapkan pasti akan diterjang dan dilumat hingga tak bersisa.
Inilah yang terjadi pada keluarga terpandang Sterling, bencana yang seakan menghapus nama mereka dari panggung dunia. Di era ini, siapa yang akan mengenal dan mengelu-elukan nama keluarga Sterling? Tidak ada. Mereka hanya sebatas keluarga beruntung yang memiliki segalanya di masa lalu. Tidak ada yang tahu, atau mau tahu, apa yang sebenarnya menimpa mereka.
Menelusuri riwayat keluarga yang tahu-tahu menghilang di suatu titik zaman adalah tindakan sia-sia karena tidak akan ada yang peduli. Toh, tidak akan mengangkat status yang mengulas mereka, tentu media akan berpikir seribu kali membiarkan salah satu pekerjanya meliput berita yang tidak akan mengalirkan uang di rekening.

KAMU SEDANG MEMBACA
Virmaid: ARC I - The Beginning [FINAL REVISION]
Fantasy[Pemenang Wattys 2022 Kategori Fantasi] [Reading List WIA Periode ke-2] Kehidupan Trio SEL (Schifar, Excelsis, Lysandra) berubah drastis setelah mereka menjadi magnet dari segala kejadian-kejadian di luar nalar, terutama Lysandra, gadis keras kepala...