Chapter 11.1 - Busted

51 12 1
                                    

Sepanjang perjalanan menuju perpustakaan kota, Quentine tidak bersuara lagi. Ia tidak enak hati dengan sepasang suami istri yang telah memberi mereka tumpangan dan sekarang terlihat seperti sopir pribadi keluarganya akibat ulah Lysandra.

Sungguh, Quentine menyesal tidak melaksanakan niat semula. Andai saja ia menyegel jendela dan pintu rumah dengan mantra pengunci supaya si keras kepala di sampingnya sama sekali tidak bisa keluar sebelum mereka kembali. Seolah tahu isi hati sang suami, Myristica hanya melempar senyum simpul dan membiarkan Lysandra bersandar di bahunya.

Sepuluh menit berlalu sejak Aithne mematikan radio karena tak ada satu pun saluran yang bisa tertangkap, kemungkinan karena gumpalan awan tebal yang menggantung di langit.

"Ee~ng ... Tante Aithne,"

"Ya?" Aithne menatap pantulan Lysandra dari kaca yang tergantung di atas kepalanya.

"Serigala berbulu putih—" Sesaat beradu mata dengan pantulan Aithne, nyali Lysandra segera ciut. Lysandra tidak yakin untuk melanjutkan pertanyaan, tapi ia tahu pasti wanita bermata tajam dalam pantulan kaca paling benci dengan kalimat yang digantung. "Serigala itu ... apakah ...."

Sial! Kenapa susah sekali! Kuatkan diri Lysandra!

"Mereka—" Maeveen melirik Aithne. "Apakah mereka masih ada?"

"White Vyraswulf?" sahut Aithne, seakan tahu siapa yang dimaksud Maeveen. Ia mengernyit sambil mencoba mengingat-ingat. "Setahuku keturunan terakhir sudah habis terbantai dalam Perang Besar itu."

"Mungkinkah ada yang berhasil selamat?"

Lysandra menatap Aithne dan Maeveen bergantian, tidak paham dengan pembahasan mereka. Namun, ada satu hal yang membuatnya kesal—disingkirkan dari topik yang dimulainya.

Memang ide buruk cari info dari mereka.

***

Mobil melewati reruntuhan bangunan di pinggir jalan. Kotak memori dalam kepala Lysandra langsung terbuka lebar. "Kedai itu!"

"Ada apa, Hazel?"

"Itu tempat aku dan Schifar singgah untuk makan malam! Tapi ... kenapa tempat itu ... jadi puing sekarang?"

"Makan malam?" Quentine menyipitkan mata diikuti dengan lirikannya yang khas.

Bagus, sekarang dua pasang mata menatap Lysandra, menuntut penjelasan. Oh, tidak ... aku mengacaukan semuanya ... mulut oh mulut! Berhentilah menyusahkan!

Ia kesal pada diri sendiri yang baru saja membuka rahasia. Sekarang, bukan hanya dua, tapi empat orang yang tahu rahasia terdalam yang mati-matian disimpan untuk diri sendiri. Saatnya berkelit. "Tidak, tidak. Aku hanya asal bicara, mungkin karena terlalu lelah jadi melantur—tolong bangunkan aku bila sudah sampai," ucapnya sambil pura-pura menguap dan memejamkan mata.

"Tunggu dulu, anak badung! Kau pikir ini saatnya untuk tidur?" Quentine mencubit dan menarik pipi Lysandra ke arahnya.

"Aw, aw, aw ... sakit, Pops!"

"Cepat jelaskan!"

"Ok, ok. Tapi lepas dulu, Pops!"

"Janji?" tuntut Quentine.

"Iya, iya! Lepas, Pops ... kasihani kulit mudaku ini nanti melar sebelum waktunya, Pops!"

"Zeafer, lepaskan dia, " pinta Myristica supaya Quentine segera menghentikan penindasannya terhadap pipi Lysandra.

Selepas dari cubitan Quentine, Lysandra sibuk mengelus-ngelus pipinya yang terasa panas sambil mencebik.

"Cepat, Hazel." Quentine bersedekap dan memasang wajar tersangarnya.

Virmaid: ARC I - The Beginning [FINAL REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang