Bunga api menyembur dari perapian bersamaan dengan munculnya Lysandra dalam bopongan Quentine.
"Quentine ...! Ada apa dengannya?" Myristica nyaris berteriak melihat kondisi Lysandra.
"Aku menemukannya dalam keadaan lemas seperti ini." Quentine perlahan-lahan merebahkan Lysandra di sofa panjang dekat perapian.
"Lisy, Lisy. Apa yang terjadi padamu?" Myristica nyaris terjerembab dari kursinya, tapi buru-buru ditahan sang suami yang memintanya untuk lebih berhati-hati.
"Moms ...." Air mata Lysandra kembali meluap, trenyuh karena kembali membebani orang tuanya.
Dirinya terlalu sibuk tersedu-sedu disertai cegukan hingga tidak sadar iris hijau Myristica berpendar biru seperti lampu sorot dan mulai memindai tubuhnya. "Sarafnya dilumpuhkan racun Aechid."
"Lagi! Hazel, apa yang telah kau lakukan hingga mereka terus mendatangimu?" Quentine tidak kuasa menahan kegusaran. Putrinya terus berurusan dengan para penghuni lautan dalam waktu yang sangat berdekatan.
"Zeafer, ini bukan saat yang tepat untuk memarahinya," pinta Myristica. Nada suaranya meminta pengertian dari sang suami.
"Aku tidak marah, tapi kesal! Sangat kesal karena keluargaku harus berhadapan dengan para berlendir dan menjijikkan itu!"
Myristica mengulas senyum tipis sewaktu menatap raut wajah Quentine. Bola api seolah akan terlontar dari kedua mata pria yang berdiri di sampingnya. "Tenanglah. Biarkan aku menyembuhkannya."
Perkataan yang baru didengar justru semakin membuat Quentine gusar. "Tapi, kau tidak bisa menggunakan Rǜę dalam kondisimu sekarang—" ujarnya dengan napas tertahan, seakan tidak percaya istrinya akan memberi usulan demikian.
"Zeafer, di tubuhnya ada zat yang tidak kuketahui. Sepertinya membantu menetralisir racun dari pembuluh darah yang menuju ke jantung," terang Myristica, "tapi, aku tidak ingin dia bergantung pada zat asing yang mungkin memiliki efek samping buruk untuk Lisy."
Quentine tahu ia akan kalah jika harus memperpanjang perdebatan mereka. Keteguhan hati Myristica terpancar dari sorot mata sejernih air danau yang memantulkan cahaya pagi hari. Mengubah taktik berkomunikasi pun tidak akan menggoyahkan pendirian istri yang mewariskan sifat keras kepalanya pada putri semata wayang mereka.
"Oh ... Sa ... Mu ... Te ...." Aura biru terang menyelubungi sekujur tubuh Myristica setelah membuka segel dari sesuatu yang selama ini bersemayam dalam tubuhnya—Rǜę.
Mulut Quentine membentuk garis lurus. Ia mendongak sambil menarik napas panjang dan tajam, seolah menumpahkan kemarahan pada langit-langit.
Kepingan-kepingan salju yang turun dalam ruangan adalah hal pertama yang memulai serangkaian peristiwa lain. Quentine merapatkan jaket rajutan yang membalut tubuhnya karena suhu udara yang turun drastis di sekitar mereka. Tidak lama, bola salju seukuran kepalan tangan orang dewasa memaksa keluar dari dada si pemanggil Rǜę.
Quentine hanya bisa pasrah melihat ekspresi kesakitan istrinya. Keluarnya Rǜę dari dalam tubuh merupakan proses yang menyakitkan dan membutuhkan kondisi tubuh prima karena energi yang dibutuhkan tidak sedikit. Beberapa detik kemudian, sekumpulan kabut biru terang yang masih menyelubungi Myristica perlahan menyatu dengan bola salju yang sekarang mengambang setinggi mata.
Setelah tersentuh ujung jari, bola salju yang mengambang di hadapan Myristica langsung mencair dan meninggalkan genangan air di lantai. Tidak lama, genangan tersebut beriak dan mulai membentuk suatu objek—seekor rusa jantan bertanduk dan bercabang banyak. Tubuhnya berwarna biru transparan. Di bagian dahi, terdapat simbol berupa aksara yang dibaca 'Sqion'. Dalam bahasa Pixie kuno aksara tersebut bermakna dapat dipercaya atau diandalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virmaid: ARC I - The Beginning [FINAL REVISION]
Fantasy[Pemenang Wattys 2022 Kategori Fantasi] [Reading List WIA Periode ke-2] Kehidupan Trio SEL (Schifar, Excelsis, Lysandra) berubah drastis setelah mereka menjadi magnet dari segala kejadian-kejadian di luar nalar, terutama Lysandra, gadis keras kepala...