"Siapa yang diculik?"
Lysandra menoleh. "Tante ...."
Aithne dan Maeveen baru tiba. Mereka terkesiap melihat kondisi museum. Hanya keajaiban saja tempat tua ini masih berdiri dengan kerusakan separah ini.
"Apa yang terjadi?" tanya Maeveen.
"Merphanon. Mereka menginvasi tempat ini," terang Quentine.
"Lagi?"
"Excelsis, di mana dia?"
"I—itu dia, Om Maeveen. Kami ... tidak tahu keberadaan EG."
"Apa?" Aithne tidak percaya dengan pendengarannya.
"Setelah ledakan besar. Di—dia hi ... hilang ...." Lysandra ragu-ragu untuk meneruskan ceritanya.
"Apa maksudmu dia menghilang?" Kedua tangan Aithne menangkup bahu Lysandra dan tidak sadar mengguncang-guncangnya.
"Ai, tenangkan dirimu. Kita cari dia sama-sama." Maeveen menyentuh bahu Aithne lalu mengalihkan atensi pada Lysandra yang berkaca-kaca. Rasa bersalah memang merongrong hatinya karena sempat meninggalkan Excelsis demi memuaskan rasa ingin tahu. "Di mana terakhir kali kau melihatnya?"
Quentine sempat menyentuh dahi Lysandra untuk memperoleh informasi dan kecewa karena melihat bagaimana anak gadisnya meninggalkan Excelsis. Namun, ia tidak sampai hati menyampaikan hal ini pada kedua orang tua anak itu.
Lysandra bisa merasakan sorot penuh kekecewaan Quentine sewaktu mata mereka beradu. Keikutsertaan Excelsis ke museum karena ajakannya.
Beban perasaan bersalah, marah, dan kecewa seakan menekan kepala mereka.
"Hei! Ada lubang di sini!" Schifar berlutut dengan satu kaki sambil mengintip ke dalam lubang yang memancarkan sentira Excelsis. "Sepertinya dia terperosok."
Aithne dan Maeveen langsung mendekati Schifar. Hidung Aithne mendeteksi bau parfum Excelsis yang masih pekat tertinggal. "Kau benar."
Semua melompat turun, kecuali Lysandra dan Quentine yang mendekati lubang dan mengintip.
"Dalam sekali ... apakah EG jatuh ke lubang ini?"
"Bisa jadi."
"Semoga dia tidak mengalami cedera yang serius."
"Ini tidak perlu terjadi kalau kau menurut!"
"Pops ...."
"Belajarlah menurut, Hazel."
Lysandra menemukan cara untuk melarikan diri dari rasa bersalah dan ceramah Quentine—menyibukkan diri dengan berteriak di tepi lubang. "Gon—Schifar, kami akan menunggu di sini! Berhati-hatilah!"
"Masih berani mengalihkan pembicaraan ini?"
Sudut bibir Schifar—yang berjalan paling belakang—terangkat sedikit akibat polusi suara Lysandra yang meminta Quentine berhenti menjewernya. "Rasakan itu, Lys."
***
Excelsis membuka mata perlahan-lahan. Cahaya lampu membuatnya harus mengerjap berkali-kali untuk penyesuaian.
"Nona!" Alfred segera berdiri dari bangku. "Bagaimana perasaan Anda, Nona?"
Sosok yang dilihat pertama kali justru Wyfrien yang bersandar di tembok dekat pintu masuk untuk berjaga-jaga. Alfred seakan luput dari perhatian, padahal pria tua ini yang paling khawatir dan sekarang sumrigah melihatnya siuman. Tanpa diminta pun, ia langsung membantunya bangkit dan duduk di tepi meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virmaid: ARC I - The Beginning [FINAL REVISION]
Fantasy[Pemenang Wattys 2022 Kategori Fantasi] [Reading List WIA Periode ke-2] Kehidupan Trio SEL (Schifar, Excelsis, Lysandra) berubah drastis setelah mereka menjadi magnet dari segala kejadian-kejadian di luar nalar, terutama Lysandra, gadis keras kepala...