Maeveen membuat jarak tempuh dari kediaman mereka menjadi sangat singkat karena melewati jalan pintas. Mereka menembus hutan di belakang rumah, memangkas sekitar 10 menit perjalanan jika mengambil rute normal.
Excelsis langsung turun dari mobil dan melompati pagar kayu setinggi dada lalu berlari melintasi pekarangan rumah Lysandra. Ia menggedor-gedor pintu, lupa dengan keberadaan beli kecil yang jelas-jelas terpasang di depan mata. "Lys! Lys ...! Buka pintunya!" Panggilannya yang semakin meninggi tidak juga mendapat respons.
Gusar, Excelsis mengintip ke dalam melalui tirai jendela yang tersibak. Seketika mulutnya mengaga karena tidak ada satu pun penghuni yang masih berdiri—semua tergeletak di atas lantai. Posisi Lysandra dalam keadaan tengkurap dengan telepon yang teronggok di dekat kepala. Shun Shun terus menyalak dan menggaruk-garuk pintu.
"Papa, Papa ...! Cepat kemari—Mereka, mereka semua di lantai!" Tangan Excelsis mengibas-ngibas cepat supaya Maeveen segera datang dan mendobrak pintu.
Maeveen meminta Excelsis menjauh sebelum memecahkan kaca jendela. Ia memutar kunci dua kali serta melepas lima rantai penahan pintu. Baginya yang tidak suka kerepotan, tentu lebih mudah dan murah untuk mengganti satu petak kaca jendela daripada harus mendobrak dan merobohkan pintu antik tebal kebanggaan Quentine. Pria itu tidak pernah lupa untuk menyebut sejarah dari daun pintu yang konon berasal dari batang kayu pohon langka.
Excelsis melesat dan mendudukkan Lysandra di sofa. Meski tidak pingsan, Lysandra sama sekali tidak membalas sewaktu diajak bicara. Maeveen berlutut di samping tubuh Quentine untuk mencari jejak-jejak kekerasan lalu mengeluarkan stetoskop dan melakukan pengecekan standar lain. Aithne sibuk mencari denyut nadi Myristica. Denyut jantung Quentine sedikit lebih lambat dari yang seharusnya, tapi tidak dalam kondisi yang membahayakan jiwa.
Aithne melempar tatapan khawatir sambil menggeleng pelan pada Maeveen. Tubuh Myristica mulai ditumbuhi bunga-bunga es yang perlahan menyebar, seperti hendak menyelimutinya.
Maeveen mendekat dan bertanya pada Aithne, "Apa dia ...?" Anggukan pelan diterimanya sebagai jawaban.
"Sudah kucari. Tidak ada denyut di mana-mana ...," balas Aithne sembari berbisik supaya tidak didengar oleh dua remaja di belakang mereka.
Baik Maeveen maupun Aithne tidak pernah melihat fenomena ini sebelumnya karena mereka memang tidak terlalu sering bersinggungan dengan para Pixie.
"Pa, Ma. Apa yang harus kulakukan? Lysa tidak bereaksi meski dicubit." Excelsis kehabisan akal karena sudah mencoba beberapa metode, tapi tidak ada satu pun yang berhasil.
Maeveen memeriksa Lysandra. "Dia baik-baik saja. Hanya kelelahan."
"Om Quentine? Tante Myristica?"
"Mereka juga baik-baik saja, hanya pingsan. Papa sedang mencari penyebabnya." Maeveen terpaksa berbohong mengenai kondisi Myristica.
"Syukurlah." Excelsis mengembus napas lega.
Maeveen memindahkan Quentine di sofa, sementara Aithne mencari kamar tidur utama untuk merebahkan Myristica. Putri mereka sibuk mengobrak-abrik kotak obat di kamar mandi untuk mencari sesuatu yang bisa memanggil kesadaran Lysandra untuk bercerita tentang kejadian yang menimpa mereka.
"Apa yang telah terjadi di sini?" gumam Maeveen sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, berusaha memikirkan kemungkinan terburuk yang meyebabkan tetangga mereka bisa berada dalam tahap hampir mati seperti sekarang.
Jika terjadi penyerangan, tentu keadaan rumah mereka akan porak-poranda, tapi semua perabotan masih tertata apik di tempatnya masing-masing. Tidak ada satu pun yang tampak aneh dan bisa menjawab keingintahuan Maeveen.
![](https://img.wattpad.com/cover/314800084-288-k593850.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Virmaid: ARC I - The Beginning [FINAL REVISION]
Fantasía[Pemenang Wattys 2022 Kategori Fantasi] [Reading List WIA Periode ke-2] Kehidupan Trio SEL (Schifar, Excelsis, Lysandra) berubah drastis setelah mereka menjadi magnet dari segala kejadian-kejadian di luar nalar, terutama Lysandra, gadis keras kepala...