Chapter 6.0 - Interogation

74 13 27
                                    

Lysandra dihadang oleh pria berambut cokelat gelap. Di puncak undakan sepuluh tingkat, Quentine Acacius Zeafer sudah berdiri sambil bersedekap di depan pintu masuk. Ia menancapkan tatapan tergalak ke mata Lysandra yang dikira maling karena masuk ke pekarangan rumah mereka sambil mengendap-ngendap.

"Hazel?"

"Ha—hai, Pops ...," sapa Lysandra takut-takut, tapi masih dengan lancangnya melambai-lambai kecil.

"Kali ini kau terdampar di selokan yang mana, hah!"

Quentine mengingat melepas Lysandra tadi pagi dalam keadaan bersih dan rapi, tapi sekarang yang berdiri di hadapannya malah terlihat seperti gembel yang entah bagaimana bisa selamat dari terjangan tornado. Rambut acak-acakan, wajah cemong, robekan dan noda aneka warna di beberapa tempat pada seragam sekolah, ujung rok yang tercabik, dan sepatu yang menghilang dari kaki kanan hingga menampakkan kaos kaki dekil dan berlubang.

Bohong bila Lysandra tidak merasa tertonjok dari dalam akibat lonjakan jantungnya sendiri. Ia hampir tidak pernah mendengar suara Quentine naik hingga sesengit ini. Namun, siapa juga yang suka main di selokan?

"Hazel! Kau tuli atau apa?"

Urgh, keluar mulut komodo masuk mulut aligator ini, sih!

Lysandra menghindari tatapan Quentine yang mungkin akan keluar laser dari sana dan memilih memperhatikan jari jempolnya yang terekspos.

"Zeafer, biarkan dia masuk dulu untuk menghangatkan diri." Sang penyelamat datang dalam wujud wanita bersuara serak seperti sedang sakit tenggorokan yang memanggil dari dalam rumah.

Quentine menajamkan mata dan apa yang dikatakan sang istri benar. Anak kucing korban tornado yang tercebur selokan di hadapannya memang gemetaran sambil meniup-niup telapak tangan. "Masuklah."

"Makasih, Pops!" Lysandra segera menghambur masuk menuju perapian dan bersimpuh sambil mengulurkan kedua tangan, menerima dengan sukarela tawaran kehangatan dari jilatan-jilatan api yang tengah menyantap tumpukan kayu kering.

"Jangan terlalu dekat, Lisy." Wanita yang tengah duduk tak jauh dari perapian mengingatkan. Di pangkuannya tergeletak gumpalan tebal mirip bola kapas, Shun Shun. Si anjing kurang ajar lebih mementingkan tidur pulas dalam kehangatan daripada menyambut tuannya pulang.

"Iya, Moms." Lysandra bergeser mundur dan meneruskan ritual menghangatkan dirinya.

Suara bantingan pintu nyaris melontarkan jantung Lysandra ke dalam perapian.

Demi jambul Schifar yang selalu rebah!

Tidak hanya Lysandra yang kaget dan nyaris membenturkan kepala pada tangan kursi di dekatnya. Shun Shun juga terbangun dan langsung menyalak galak. "Maaf, tidak bermaksud membanting pintu," jelas Quentine.

Lysandra hendak membalas senyum kecil Quentine yang meminta pengertian, tapi ternyata hanya ditujukan kepada sang istri karena saat mata mereka bertemu, lengkungan tipis di wajahnya mendadak lurus dan kaku kembali. "Lalu kau, kapas gembul! Berhenti menggonggong atau kuteruskan jadwal dietmu!"

Seolah paham, Shun Shun menurut dan menyandarkan dagu ke tangan sofa hingga wajahnya tampak mekar.

"Mau sampai kapan, Pops? Kasihan dia."

"Kalau ingin dia cepat mati, jejali saja terus sampai dia meledak!" Quentine tidak pernah melihat anjing obesitas adalah sesuatu yang lucu. Justru ia mengkhawatirkan kesehatan si kaki empat yang makin hari makin sulit bergerak akibat beratnya yang selalu bertambah. Semua akibat perbuatan tidak bertanggung jawab Lysandra yang terus-terusan memberi makan pada si penandas segala merek makanan anjing dan susu dalam hitungan detik. "Jangan harap punya peliharaan lagi!"

Virmaid: ARC I - The Beginning [FINAL REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang