Chapter 8.4 - Illusion Mist Effect: Numb

61 11 1
                                    

Di luar, tembok menopang sebagian beban tubuh Lysandra.. Kakinya semakin lemas, membuatnya kesulitan untuk berdiri tegak. "Dasar orang aneh!"

"Meskipun Tuan Muda Wyfrien aneh seperti kata Anda, tapi dia bukan orang jahat seperti yang Anda pikirkan." Alfred segera menangkup rahang Lysandra hingga membuka celah yang cukup untuk dicecoki kapsul merah. "Telan. Obat ini sangat pahit. Telan sebelum kapsulnya meleleh dalam mulut Anda, Nona."

Layaknya pakar hipnotis, tatapan Alfed seakan menerobos dan hendak melumpuhkan kesadarannya. Namun, Lysandra mengerahkan seluruh kekuatan yang ada dan menyentak turun tangan Alfred. "Apa yang kau lakukan? Kau menyakitiku!" Kapsul dengan cepat luruh dan membebaskan serbuk halus obat, menyebarkan kepahitan dalam rongga mulutnya. "Pahit ... obat apa ini ... obat apa yang ...."

"Saya sudah memberitahu Anda, Nona." Alfred buru-buru menangkap Lysandra yang limbung sebelum terbanting keras pada permukaan lantai pualam putih.

Masih sadar, tapi terperangkap dalam tubuh yang mati rasa, meningkatkan ketakutan dalam hati Lysandra. Ia takut dua pria dewasa tersebut akan melakukan hal buruk terhadapnya. Alfred membopongnya dan entah akan dibawa ke mana.

Wyfrien membuka pintu ruang kerja dan berpapasan dengan Alfred. Sewaktu melihat Lysandra ia hanya berdecak sebal, seperti sudah memperkirakan apa yang menimpa si mungil. "Kenapa menolong orang bodoh yang tidak mau ditolong, Alfred?"

"Gadis ini hanya ketakutan, Tuan Muda. Bukannya tidak ingin ditolong."

"Bagaimana dengan yang satunya lagi? Dia sudah siuman?"

"Belum, Tuan Muda. Dia menghirup lebih banyak daripada nona ini."

Nona yang satu lagi? EG? EG masih di sini ...?

Lysandra menatap nanar cahaya kekuningan dari lampu kristal di langit-langit yang meremang dan padam. Tidak ada lampu padam karena yang terjadi adalah kesadaran yang terus menjauh hingga segalanya menjadi gelap.

Selepas membaringkan Lysandra, Alfred menemui Wyfrien untuk menerima beberapa tugas darinya sebelum kembali dan menunggui dengan sabar.

Detik demi detik frustrasi jam antik di sudut ruangan tidak berhasil membangunkan si Putri Tidur. Justru dentangan bandul yang menghantam keras tepian bel sebanyak enam kali yang berhasil memanggil Lysandra dari tidur tanpa mimpinya. Kelopak mata yang berat bergetar sejenak sebelum perlahan-lahan membuka. Otaknya memaksa ujung-ujung jari untuk bergerak.

Berhasil, meski hanya ujung jari telunjuk yang merespon.

Halus dan lembut adalah hal pertama yang dirasakan Lysandra. Ia lupa dengan tujuan awal untuk segera mendapat kendali terhadap tubuhnya, mencari Excelsis dan bersama-sama melarikan diri. Jarinya justru sibuk mengelus-elus kain beludru pembungkus sofa. Aneh. Senyum mengambang di wajah seturut dengan mata yang kembali terpejam.

Meski bingung, Alfred memilih mengunci mulut dan terus memperhatikan kelakuaan aneh tamu kecilnya.

Ujung jari yang basah oleh keringat adalah sinyal peringatan untuk Lysandra supaya berhenti. Namun, ia seakan tidak peduli dengan permukaan beludru yang terus dielusnya akan lusuh, atau mungkin akan berakhir seperti kepala seseorang yang memiliki pitak.

"Anda begitu menyukai beludru itu, Nona?"

Suara seseorang terdengar di dekat ujung kepala Lysandra. Walau baru bertemu, memorinya mampu merekam suara orang dengan baik sehingga ia langsung tahu si pemiliki suara. Alfred, pelayan ramah yang memberinya teh mawar tadi.

Sontak matanya terbuka. Jejak senyum manis lenyap begitu saja. Bayangan sikap kasar Alfred yang memaksanya menelan obat pahit tadi langsung menyergap, melunturkan semua kesan baik terhadapnya. Ditambah tertangkap basah melakukan hal aneh adalah sesuatu yang memalukan.

Virmaid: ARC I - The Beginning [FINAL REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang