Chapter 1.1 - Schifar and Gunther

321 57 100
                                    

Deruman mobil Chevrolet Camaro biru metalik semakin mendekati Schifar yang menunggu di tepi hutan sambil bersandar pada pohon. Ia kesilauan akibat lampu jauh yang tiba-tiba ditembakkan dan harus mengangkat tangan untuk menghalau cahaya terang yang serasa membakar mata.

Begitu masuk ke dalam mobil, ia langsung menghempaskan diri di jok depan. "Melelahkan," ucapnya pelan seraya mengembuskan napas.

Sebelum lampu di atas kepala mati bersamaan dengan pintu yang ditutup, Schifar sempat melirik sang sopir. Ia tidak berniat mengomentari tampilan berantakan sang paman. Rambut-rambut tebal dan kasar bertebaran di dagu dan sepanjang tulang rahang Gunther, tanda ia tidak bercukur selama dua minggu. Mungkin pria genit di sampingnya hanya mengelabui warga sekitar dengan beranggapan ia seorang montir yang tidak peduli penampilan. Masuk akal, keberadaan bengkel yang terletak tidak jauh dari apartemen mereka menjadi bentuk penyamaran sempurna.

Tanpa membuka kaca mata hitam, Gunther memutar dan mengarahkan mobil ke jalur yang akan bertemu jalan raya utama. Meski dalam benak muncul pertanyaan 'dari mana kau tahu arah jalan raya dalam kondisi gelap total begini?', mulut Schifar tak kunjung bergerak. Ia terlalu lelah untuk sekedar menggetarkan pita suara dan membiarkan dirinya dibawa ke mana saja.

Lampu jauh kembali dinyalakan setelah mobil menuju arah yang benar sesuai petunjuk sistem navigasi di layar dasbor. Jejeran pohon yang berdiri rapat-rapat di sisi kiri dan kanan menjadi pengantar. Namun, perjalanan mereka tidak akan mulus untuk beberapa kilometer ke depan akibat jalan tanah dan berbatu yang membuat mobil berguncang dan sesekali melompat-lompat.

Kaca mata hitam Gunther sehitam kaca film mobil, sehingga semakin membatasi jarak pandang dan membuatnya harus lebih waspada. Schifar memilih memejamkan mata, mencoba untuk tidur. Segala persyaratan yang bisa membuat keduanya terbunuh sudah lengkap, tinggal menunggu di mana mereka akan tiba saja, di tempat tujuan yang lokasinya masih di Dunia Tengah atau di akhirat yang berada di Talmios, area gelap nan jahanam di Dunia Bawah.

Kondisi pertama yang memenuhi persyarataan tersebut adalah kumpulan awan hitam tebal yang tiba-tiba menutup langit dan mengancam akan mencurahkan hujan sederas mungkin. Berkendara kala hujan dan berada di daerah pegunungan merupakan tantangan berat. Selain harus melewati jalan licin, berliuk naik atau berliku turun, terkadang sampai menukik curam, kemungkinan mematikan lain adalah tertimpa tanah longsor.

Kedua, di siang hari saja cahaya matahari tidak bisa mencapai dasar hutan, apalagi cahaya bulan.

Ketiga, kebiasaan Gunther yang terus menyiksa diri dengan tidak mengizinkan kedua pupil mata menangkap cahaya dalam kondisi terbaik selain keremangan. Ia pernah mengaku kadar cahaya yang ditangkap akibat perlakuan anehnya hanya sebesar dua puluh persen saja. Mungkin saja ia kelelawar yang menyamar atau berevolusi menjadi manusia. Indra penglihatan tidaklah penting bagi kelelawar karena cukup mengandalkan sonar untuk mengetahui lokasi mereka dan mangsanya.

"Aku sedang mengerjakan pengendali otomatis untuk mobilmu."

"Terima kasih." Schifar memundurkan sandaran jok. Nyeri di bahu semakin intens, mungkin karena lepas dari sendi. Beruntung darah serigala yang mengalir dalam tubuhnya bisa memulihkan cedera seperti ini dengan cepat dibandingkan kaum Aetherian.

Aetherian, atau yang lebih dikenal sebagai 'manusia' adalah kaum terbanyak dan terlemah yang ada di permukaan bumi. Kaum seperti mereka, umumnya memerlukan waktu sekitar satu bulan untuk penyembuhan cedera bahu ringan.

"Dua jam, dua belas menit."

"Dia kuat. Kau juga membuatku terlalu lama menunggu!" Schifar sesekali meringis akibat guncangan demi guncangan sewaktu mobil menuruni jalan berbatu dan berlubang yang menuntun mereka ke jalan raya. Ia menghabiskan dua hari tanpa tidur untuk melacak dan mengejar tanpa henti target buruan mereka hingga sampai ke wilayah perbatasan Hutan Morgult. Sebelum berubah permanen, serigala hitam tadi adalah seorang pria bertubuh besar yang berprofesi sebagai petugas keamanan. Jadi, tidak mengherankan bila makhluk tadi sangat lihai berkelahi dan menyembunyikan diri hingga sulit dilacak.

Virmaid: ARC I - The Beginning [FINAL REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang