Chapter 13.3 - Go Back Inside

48 10 0
                                    

"Oh ... Sa ... Mu ... Ki ...!" Seluruh tubuh Quentine diselubungi aura berwarna merah.
Svelatrix muncul.

Schifar masih diliputi ketakjuban sewaktu melihat Svelatrix. Ia memang tahu mengenai spryte hutan yang bisa mengikat kontrak dan dipanggil oleh Pixie, seperti keluarga Lysandra sendiri. Meski begitu, ia memang jarang menyaksikan bagaimana proses pemanggilan dan keluarnya Rǜę dari tubuh mereka. Ternyata proses mengeluarkan mereka terlihat menyakitkan.

"Svel, urus mereka."

Svelatrix menciptakan balon udara untuk memerangkap semua ubur-ubur dan memasukkan api. Sekali jentik, bola-bola api tersebut meledak seperti bom.

Selesai satu masalah, mereka dikagetkan oleh jeritan Lysandra dari balik pagar. Ia buru-buru berlari dan melompati pagar setinggi tiga meter dengan mudah. Suatu tindakan yang jelas-jelas memberitahu Quentine bahkan ia bukan manusia biasa.

Di tepi jalan raya, seekor axolotl dan salamander hitam seukuran mobil sedan sedang mengepung Excelsis dan Lysandra yang tersandar di tembok dengan kaki gemetar.

"Exis! Lys!"

Meski takut, pikiran Excelsis masih sanggup memerintahnya untuk menarik Lysandra ke samping demi menghindari semburan bola-bola kabut ilusi mengenai mereka. Schifar langsung menggeser mereka berdua untuk berlindung di belakangnya.

Quentine diturunkan perlahan-lahan dan dibebaskan dari belitan ekor Svelatrix. "Kenapa mereka berwarna hitam?" Dahinya berkerut, heran dengan tampilan kedua makhluk di hadapan mereka.

Schifar mengartikan terjadi anomali terhadap dua makhluk di depan mereka. "Ada apa?"

"Kau lihat kristal berwarna merah di dahi mereka? Ada yang mengendalikan mereka." Quentine teringat dengan kasus Cervius hitam yang dikendalikan oleh Itzaso untuk menyerang mereka tempo hari.

Schifar mengendus-endus udara mencoba mencari sentira asing pengendali dua Aechid yang memiliki intensi jahat. Sementara pemilik Svelatrix, sibuk memperhatikan dirinya sembari menunggu hasil patroli dari udara.

"Karena sudah membantu sejauh ini, kuanggap kau sekutu. Tapi, setidaknya kau bisa mengenalkan diri, bukan?" Quentine mempertimbangkan untuk menjadikan Schifar sebagai sosok potensial untuk putrinya.

Lysandra yang dipaksa Excelsis untuk berlindung di belakang pohon sangat girang sewaktu melihat penampakan rambut biru gelap berdiri bersama Quentine. "Gon—Schifar! Cepat habisi mereka!"

"Oh ... jadi kau anak preman itu? Jauhi anakku!" Intensi Quentine langsung luruh begitu tahu identitas Schifar.

Akibat teriakan Lysandra, salamander hitam mengarahkan kepala ke arah persembunyiannya dan Excelsis. "Oh, sial! Dia kemari, EG!"

"Aku tidak pernah mendekati putrimu!" Schifar sadar dua temannya berada dalam bahaya jika makhluk bertutul-tutul kuning tersebut mengibaskan ekor untuk menghancurkan beberapa pot tanaman hias dan sebatang pohon di trotoar. Ia berusaha menarik perhatian sang monster, tapi bajunya ditarik oleh pria yang tiba-tiba menjadi tidak ramah. "Minggirlah, jangan menggangguku!"

"Berjanjilah kau tidak akan mendekati putriku! " Quentine tidak puas sebelum mendengar Schifar mengikrarkan janjinya.

"Lindungi anakmu!" Dugaan Schifar tidak salah, ia hampir tertabrak sapuan ekor salamander kalau tidak buru-buru menghindar dengan gerakan yang bisa mematahkan pinggang. Untunglah ia memiliki tubuh fleksibel hingga kayang tanpa bertumpu dengan tangan tidak terlalu masalah baginya.

"Tidak perlu kau suruh! Jauhi putriku!" Quentine sibuk mengembalikan serangan axolotl dengan menciptakan tameng udara. Beberapa kali ia terdorong ke belakang, terdesak oleh kombinasi serangan makhluk yang seharusnya berwarna merah muda tersebut. Sepasang jumbai-jumbai di sisi kepala sang makhluk yang mirip tanaman pakis, sesekali menembakkan benda tajam mirip duri landak. Serangan inilah yang terkadang sulit diantisipasi dan memaksanya untuk membuat lapisan tameng baru jika tidak ingin menjadi manusia landak.

Virmaid: ARC I - The Beginning [FINAL REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang