"Mama, baba, tidak jangan tinggalkan injunie hikss.... Injunie mohon Mama baba hiksss.... Tolong injunie tidak mau Mama dan baba pergi dari injunie hikss... Aku mohon kalian harus bertahan hikss..."
"Jangan menangis sayang. Walaupun Mama dan baba pergi dari dunia ini, Mama dan baba tidak akan pernah meninggalkan injunie sendirian. Ingat Mama dan baba akan selalu bersama denganmu sayang."
"Tidak Mama hikss... Mama dan baba tidak boleh meninggalkanku hikss...."
"Injunie, kau adalah anak yang kuat bukan? Baba tau kau sangat kuat sayang. Maafkan Mama dan baba ya. Janji pada kami kalau kau akan hidup bahagia dan jangan pernah bersedh. Karena kami akan selalu bersama denganmu di dalam hatimu. Kau tidak akan sendirian sayang."
"Berhenti bicara baba hikss... Sebentar lagi ambulance akan datang hikss... Tolong bertahan hikss... Aku mohon hikss...."
"Ini sayang. T...tolong kau pergi sejauh mungkin setelah ini, d...dan carilah sahabat Mama dan baba, Na Jaehyun dan Lee Taeyong. Gunakan ini. Dan ucapkan permintaan maaf kami pada mereka sayang akh! Berjanji pada Mama dan baba kau tidak akan menangis apapun yang terjadi, dan jangan tanggalkan kalung ini dari lehermu nantinya, jika takdir menemukanmu dengan mereka. Maka Mama dan baba yakin dia akan menjagamu. Sampaikan permintaan maaf kami pada mereka, dan hiduplah bahagia dengan Nana mu." Ucap sang ibu yang langsung menutup matanya untuk selamanya bersama dengan suaminya dengan senyum yang menghiasi wajah keduanya.
"Mimpi itu lagi " ucap seorang pria mungil yang terbangun dari tidurnya lalu mengusap airmatanya yang keluar lalu melihat jam yang telah menunjukkan pukul 06;00kst. Diapun langsung bergegas untuk mandi agar tidak terlambat untuk pergi bekerja.
Di lantai bawah mansion itu, terlihat pria cantik yang kira-kira berumur 48 tahun tengah menunggu suami, anak dan keponakannya di meja makan dengan senyum mengembang miliknya. Tak lama setelah itu, seorang pria yang terlihat jauh lebih tua pun menghampiri istrinya itu.
"Pagi sayang." Ucap sang suami, Liu Taeil.
"Pagi Hyung." Ucap sang istri tersenyum, Kim Doyoung atau Liu Doyoung.
"Apa Yangyang dan renjun belum bangun." Ucap taeil bingung.
"Sepertinya kalau renjun sudah bangun Hyung, mungkin dia sedang bersiap-siap. Tapi, kalau Yangyang kau tau sendiri bagaimana anak kita itu." Ucap Doyoung yang benar-benar sangat jengkel dengan anak sematawayang mereka itu.
"Sabar saja. Dia pasti bisa berubah nantinya." Ucap taeil.
"Tapi kapan Hyung? Dia selalu saja suka menghambur-hamburkan uang milik kita. Tidak ada niatan sama sekali untuk bekerja." Ucap Doyoung kesal.
"Biarkan saja. Lagian kita juga mencari uang, untuknya." Ucap taeil.
"Ini yang tidak aku suka dari Hyung, kau selalu saja memanjakannya " Ucap Doyoung kesal.
"Mau bagaimana lagi? Dia anak kita sayang." Ucap taeil tersenyum dan Doyoung hanya merenggut saja. Disaat bersamaan, pria mungil yang terlihat cantik dan menggemaskan itupun mendekat pada Paman dan bibinya.
"Pagi shusu, yima." Ucap pria mungil itu tersenyum.
"Pagi renjun. Ayo duduk." Ucap Doyoung yang langsung berubah menjadi ceria karena dia sangat menyayangi keponakan dari taeil itu. Tapi, sayangnya jalan hidup anak itu sudah sangat menderita sejak awal. Apalagi sekarang dia telah menjadi sebatang kara karena orangtuanya yang meninggal akibat dibunuh saat dia berumur 8 tahun.
"Makasih yima." Ucap renjun tersenyum. Yah, Huang Renjun atau injun adalah anak sematawayang Huang Yuta dan Dong Si Cheng atau Winwin yang tiada karena sebuah pembunuhan yang terjadi 14 tahun yang lalu. Renjun adalah anak yang pandai menyembunyikan kesedihannya dengan baik, juga pekerja keras karena dia tidak mau dibantu oleh Paman dan bibinya itu. Dia sekarang bekerja sebagai guru TK karena alasan yang sangat klasik, dia sangat suka anak-anak hanya itu saja. Karena baginya dengan bersama anak-anak dia bisa merasa tidak kesepian lagi.
"Apa kau melewati kamar Yangyang tadi?" Ucap taeil menatap keponakannya itu.
"Iya shusu, tapi sepertinya Yangyang belum bangun." Ucap renjun.
"Sudahlah Hyung, bukannya kau ada rapat pagi ini, segera makan sarapanmu. Kau juga renjun." Ucap Doyoung tersenyum.
"Makasih yima." Ucap renjun lalu mulai memakan sarapannya Dengan tenang. Sebenarnya renjun tidak perlu bekerja kata taeil karena mendiang orangtuanya meninggalkan banyak uang untuknya didalam rekening khusus seperti orangtuanya tau kalau itu adalah saat-saat terakhir mereka. Taeil juga sudah lama memberikan tabungan itu pada keponakannya tapi renjun belum menggunakannya sama sekali sampai saat ini, dia hanya akan menggunakan jika sudah sangat mendesak sekali. Bahkan dia tidak mau diantarkan oleh supir dan memilih menaiki bus atau taxi. Dia benar-benar sangat mandiri sekali.
At. Mansion Na.
Terlihat pria cantik yang kira-kira sudah berumur 49 tahun sedang menunggu suami dan anaknya di meja makan. Tapi, tidak ada satupun yang turun padahal jam sudah berputar berulang kali. Membuatnya sangat kesal. Tapi, kekesalannya hilang begitu saja saat melihat asisten sekaligus tangan kanan anak sematawayang nya itu.
"Pagi nyonya." Ucap pria bertubuh tegap yang hampir sama dengan anaknya itu tapi tidak dengan sikapnya.
"Jeno. Sudah berapa kali mommy bilang. Panggil mommy jangan nyonya. Kita sudah lama kenal bukan? Kenapa kau selalu membuatku kesal." Kesal pria cantik itu.
"Maaf mommy tae. Aku hanya bercanda." Ucap pria bernama Lee jeno. Sahabat anaknya sejak kecil, bahkan kisahnya sama dengan renjun, orangtuanya Lee Donghae dan Kim Yesung meninggal karena dibunuh saat jeno berumur 5 tahun dan semenjak itu jeno sangat terpuruk hingga keluarga Na mengurusnya dan mengangkatnya jadi anak. Dan semenjak menyentuh usia dewasa anak itu memutuskan tinggal di apartemen pribadinya sendiri dan keluarga Na menerima keputusannya dengan lapang dada.
"Kau benar-benar." Ucap pria cantik yang dipanggil mommy tae itu atau istri dari tuan Na, Lee Taeyong. Atau sekarang Na Taeyong.
"Mianhe mommy." Ucap jeno tersenyum.
"Ayo duduk, kita sarapan bersama." Ucap taeyong tersenyum.
"Jaemin dan Daddy jae?" Ucap jeno sembari duduk disebelah taeyong.
"Kita tunggu saja. Paling sebentar lagi juga turun." Ucap taeyong ketus karena ayah dan anak itu sangat mirip satu sama lainnya.
Tepat disaat bersamaan, kedua pria yang berbeda usia mendekat pada mereka berdua. Itu adalah Na Jaehyun dan anak sulung mereka, Na Jaemin. Sih tidak bisa tersentuh sama sekali.
"Pagi sayang, jeno." Ucap jaehyun tersenyum lalu duduk.
"Pagi kembali." Ucap taeyong tersenyum.
"Pagi Daddy jae." Ucap jeno tersenyum.
"Kenapa kau masih berdiri begitu jaemin." Ucap taeyong melihat anaknya yang menatap datar mereka. Jeno yang mengerti langsung berdiri.
"Ada apa jeno?" Ucap taeyong melihat jeno.
"Maaf mommy tae. Aku lupa kalau kami ada rapat penting hari ini." Ucap jeno merutuki dirinya sendiri.
"Cepatlah Lee, mom, dad. Aku pergi." Datar Na Jaemin lalu berjalan pergi lebih dulu.
"Aku pamit dulu mom, dad." Ucap jeno lalu mengejar atasan sekaligus sahabatnya itu.
"Anakmu itu harus benar-benar segera dinikahkan jaehyun. Kalau tidak kita bisa-bisa tidak akan memiliki penerus dalam keluarga ini." Ucap taeyong kesal.
"Aku mengerti. Bagaimana jika anak taeil hyung dan Doyoung Hyung?" Ucap jaehyun.
"Boleh. Mari kita bertemu dan mengatakan semuanya pada mereka. Aku ingin anak itu cepat menikah." Ucap taeyong.
"Pasti sayang. Aku akan segera menemui taeil hyung dan membicarakan semuanya." Ucap jaehyun.
"Hmm."
🍓🍓🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]
Fanfiction[Sudah Terbit!!!] {Chapter masih lengkap} Open PO tanggal 01 Februari-07 Februari 2024 di Hifumi Publisher Status cerita: End! Start: 28 Mei 2022 End: 26 Juni 2023 menceritakan Huang Renjun yang harus menikah dengan sang tuan muda, Na Jaemin. ceo mu...