22🍓

7.7K 542 4
                                    




Setelah kembali dari mansion pribadi jaemin dimana tempat mereka akan tinggal dengan keluarga mereka sendiri, merekapun langsung memutuskan untuk pulang ke mansion keluarga Na. Untuk menyiapkan semua keperluan karena mereka akan pergi ke Sidney, bahkan jaeyong belum tau soal ini sama sekali.

Renjun dan jaemin masuk kedalam mansion dan langsung disambut dengan Taeyong yang memeluk renjun dan membawanya begitu saja untuk duduk disofa ruang tengah bahkan jaemin saja terpaksa menerima karena ibunya memonopoli istrinya itu.

"Kalian darimana saja sayang?" Ucap taeyong.

"Dari tempat kerja injunie mom. Dan dari tempat yima dan shusu juga dari mansion pribadi Nana Hyung." Ucap renjun.

"Aaa, jadi kalian akan segera tinggal di mansion itu jaem?" Ucap jaehyun.

"Iya dad. Tapi nanti."

"Maksudmu?" Bingung taeyong.

"Kami akan berbulan madu ke Sidney mom, sekalian ada kolegaku yang menikah di Sidney dan mengundangku." Ucap jaemin datar.

"Aaa, tapi kau memang akan berbulan madu saja kan? Tidak bekerja? Mengingat disana ada perusahaan kita juga." Ucap taeyong curiga.

"Iya mom." Ucap jaemin datar.

"Mommy harap saat kalian kembali ada kabar gembira." Ucap taeyong tersenyum. Renjun yang mendengarnya memerah seketika karena sangat malu.

"Lihat sayang, kau membuat menantu kita malu." Ucap jaehyun.

"Oh? Sudahlah sayang jangan malu. Tidak masalah." Ucap taeyong sembari mengelus kepala menantunya itu.

"Hmm." Angguk renjun.  Sedangkan jaemin hanya tersenyum kecil.

Ceklek.

"Na Sungchan? Kau dari mana?" Bingung taeyong melihat anak bungsunya itu.

"Aku sudah mengatakannya pada mommy tadi bukan? Kenapa bertanya lagi?" Ketus sungchan.

"Sungchan, tidak boleh begitu pada mommy."Ucap renjun menatap adik iparnya itu.

"Jangan menasihatiku. Mengerti?" Ketus sungchan.

"Na Sungchan! Hormati istriku." Datar jaemin. Dan sungchan hanya menatap datar hyungnya itu.

"Kalau begitu katakan padanya untuk tidak menasihatiku sama sekali." Ketus sungchan lalu naik kelantai dua dimana kamarnya berada.

"Maafkan dia ya sayang " Ucap taeyong.

"Tifak masalah mom." Ucap renjun tersenyum.

"Aku akan bicara padanya." Ucap jaemin datar lalu pergi menyusul adiknya itu. Renjun yang melihatnya langsung berdiri dan ikut pamit pada jaeyong untuk menyusul suaminya itu.

Jaemin tinggal beberapa langkah lagi menuju kamar adiknya itu, renjunpun langsung menahan tangannya hingga jaemin terhenti dan berbalik menatap istri nya itu.

"Hyung? Jangan seperti ini. Kau tidak boleh bertengkar dengan adikmu." Ucap renjun.

"Tapi dia tidak menghargaimu injunie, kau istriku " Ucap jaemin.

"Gwanchana. Tenanglah hyung. Hmm?" Ucap renjun tersenyum.

"Tapi?"

"Aku tidak kenapa-kenapa Hyung." Ucap renjun tersenyum lebar hingga puppy eyesnya terbentuk seketika.

"Kau yakin?" Ucap jaemin sembari menatap istri mungilnya itu.

Cup.

"Apa itu menjawab pertanyaan Hyung?" Ucao renjun setelah mengecup sekilas bibir jaemin.

"Hmm." Angguk jaemin sembari tersenyum lebar lalu membawa masuk istrinya kedalam kamar mereka.




















Sementara itu, jeno terlihat masih berusaha memperbaiki mobil milik Haechan itu dengan Haechan yang memandangnya penuh puja.

"Sudah selesai" Ucap jeno tapi tidak ada tanggapan sama sekali oleh Haechan.

"Haechan-ssi?"

"Ne?"

"Sudah selesai. Coba kau nyalakan mesinnya "

"Ne." Ucap Haechan lalu membuka pintu kemudi dan menyalahkan mesin mobilnya yang sudah mau hidup kembali

"Syukurlah sudah bisa hidup." Ucap jeno.

"Ne, makasih jeno-ssi." Ucap Haechan tersenyum lalu diapun melihat noda di pipi jeno.

"Sama-sama." Ucap jeno tersenyum ramah. Haechan tanpa sadar mengeluarkan sapu tangannya dan mendekat pada jeno lalu menghapus noda di wajahnya membuat jeno menahan nafasnya karena berada dengan jarak yang sangat dekat.

"Cantik sekali " batin jeno.

"Ah, maafkan saya. Itu tadi ada noda." Ucao Haechan tersadar lebih dulu.

"Tidak masalah. Terimakasih."

"Aku yang harusnya terimakasih."

"Sama-sama kalau begitu."

"Sekali lagi terimakasih. Kau bisa mengambil sapu tangan ini. Ah, ini jasmu. Kalau begitu saya duluan. Makasih sekali lagi jeno-ssi." Ucap Haechan tersenyum lalu diapun langsung masuk kedalam mobilnya dan diapun langsung pergi setelah mengklakson jeno yang melambai sembari tersenyum padanya.

"Dia sangat menggemaskan. Apa aku jatuh cinta padanya? Kenapa dadaku sangat berdebar seperti ini?" Monolog jeno.

























































_________________Tbc_________________

Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang