64🍓

2.5K 239 8
                                    


Kun melihat saham perusahaan taeil yang semakin menurun itu dan tersenyum dengan sangat cerah sekali. Lalu asistennya pun masuk.

"Ada apa tuan?"

"Ini, berikan obat ini pada salah satu maid yang bekerja di mansion utama keluarga Liu itu, dan pastikan tak ada siapapun yang tau. Liu Taeil harus tiada. Mengerti sayang?"

"Tentu saja tuan." Ucap asistennya itu.

"Hadiahmu tergantung keberhasilanmu." Ucap Kun dan asistennya itu tersenyum lalu diapun pergi begitu saja.






At. Mansion utama Liu.

Taeil berdiri di salah satu balkon dan doyoungpun mendekat.

"Hyung?"

"Maaf sayang, Hyung hanya terlalu memikirkan tentang perusahaan saja." Ucap taeil.

"Jangan terlalu di pikirkan Hyung, aku tak mau Hyung kenapa-napa, ingat Hyung punya penyakit jantung." Ucap Doyoung.

"Iya sayang." Ucap taeil tersenyum kecil.

"Aku suruh maid membuatkan tea ya untuk Hyung." Ucap Doyoung dan taeil mengangguk lalu Doyoung pun melihat salah satu maid yang ntah kembali dari mana lalu memanggilnya. Bqhkan maid itu saking kagetnya langsung memasukkan sesuatu kedalam sakunya tapi Doyoung tak terlalu memperhatikan hingga dia tak tau sama sekali.

"Iya nyonya?"

"Tolong buatkan segelas tea untuk suami saya." Ucap Doyoung.

"Baik nyonya " Ucap maid itu lalu diapun pergi menuju dapur dan Doyoung kembali menemani suaminya itu.

Beberapa menit kemudian, maid pun datang membawa segelas tea dan mendekat pada ilyoung.

"Permisi tuan, nyonya." Doyoung langsung melihat maid itu lalu mengambil segelas tea itu dan maid segera pergi, lalu doyoungpun memberikan pada sang suami.

"Minum dulu Hyung." Ucap Doyoung dan taeilpun menerima tea itu lalu meminumnya seteguk dan melihat kearah langit.

"Aku jadi merindukan yuta dan winwin. Aku harap mereka senang diatas sana karena anak sematawayang mereka menikahi orang yang memang di jodohkan untuknya."

"Hmm, aku juga berharap begitu Hyung." Ucap Doyoung ikut memandang langit malam itu. Tanpa ada curiga apapun termasuk Doyoung.








At. Mansion utama Na.

Jaemin melihat renjun yang asyik menonton film kartun kesukaannya setelah Haechan dan jeno pulang sedangkan taeyong pergi untuk berbelanja katanya.

"Sayang?" Renjun hanya menatap jaemin dengan tatapan bertanya.

"Tidak lelah? Ayo istirahat. Tadi malam kau tidak cukup istirahat karena banyak menangis." Ucap jaemin sembari duduk disebelahnya dan mengelus kepala renjun.

"Sebentar lagi Hyung." Ucap renjun lalu kembali menonton.

"Sayang? Hyung gak mau kamu kelelahan begitu pula dengan mereka berdua didalam sini."

"Baiklah Hyung, gendong." Ucap renjun manja dan jaemin hanya tersenyum lalu diapun mematikan televisi dan menggendong renjun bridal style menuju kamar tamu yang akan mereka tepati sampai renjun lahiran, agar renjun tak perlu naik-turun tangga.

Dikamar tamu.

Renjun menatap bingung karena jaemin tak membawanya kedalam kamar mereka.

"Kenapa kesini Hyung?" Bingungnya.

"Karena kita akan tidur disini sampai kamu melahirkan, karena Hyung tak mau mengambil resiko kalau kamu terlalu sering naik-turun tangga." Ucap jaemin. Dan tenjun hanya menganggukkan kepalanya.

Lalu jaemin meletakkan secara perlahan renjun keatas tempat tidur dan ikut tidur disebelahnya. Sembari memeluknya.

"Sekarang tutup mata dan tidur." Ucap jaemin dan renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu menutup matanya dan mulai tertidur sedangkan jaemin hanya menatap istri mungilnya itu sembari mengelus kepalanya.











At. Mansion nohyuck.

Haechan mendadak ingin rappoki buatan jeno, hingga membuat jeno mau tak mau mempelajari cara membuatnya di internet karena dia memang tak pandai dalam hal memasak sama sekali, dia adalah yang terburuk saat ini.

Haechan yang memperhatikan dari meja makan hanya tersenyum sekaligus senang karena membuat jeno bekerja keras dari yang biasanya.

"Nono Hyung benar-benar bisa kan?"

"Hmm, kau tenang saja demi calon bayi kita hyung akan melakukan apa saja." Ucap jeno dan Haechan hanya tersenyum sembari menunggu jeno menyelesaikan rappokinya dan berharap masakan jeno nantinya bisa dimakan.

Setelah beberapa menit, jenopun mendekat dengan sepiring rappoki yang sepertinya terlihat bisa dimakan.

"Kalau tidak enak langsung muntahkan mengerti? Hyung tak mau kau kenapa-napa." Ucap jeno meletakkan dihadapan Haechan.

"Hmm." Angguk haechan lalu diapun mulai menyendok rappoki itu lalu memakannya sedangkan jeno menatapnya cemas saat ini.

"Bagaimana sayang? Tak enak? Muntahkan saja." Ucap jeno cemas.

"Ini enak Hyung, kau coba saja." Ucap Haechan dan makan dengan lahap, jeno lantas mencoba agar dia bisa yakin. Dia juga cukup kaget karena rappokinya enak dan bisa dimakan.

"Iya kan Hyung?"

"Hmm." Angguk jeno merasa bangga saat ini.

"Hyung yang terbaik." Ucap Haechan tersenyum lebar.

"Kau juga sangat hebat sayang. Sekarang makan yang banyak." Ucap jeno.

"Hmm, makasih jeno Hyung." Ucap Haechan lalu makan dengan lahap sedangkan jeno hanya menatapnya saja.

























_________________Tbc_________________

Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang