26🍓

5.5K 445 3
                                    

Jaemin, renjun, dan jaeyong sampai di Samsung hospital. Mereka akan bertemu dengan Doyoung yang pada akhirnya di rawat.

Ceklek.

Renjun membuka pintu ruang rawat Doyoung dan mendekat pada Doyoung sedangkan taeil menyambut ketiganya.

"Yima? Kenapa bisa masuk kerumah sakit sih?" Cemas renjun.

"Tidak masalah renjun. Yima hanya kurang sehat sedikit. Kau tidak perlu cemas." Ucap doyoung.

"Aku akan merawat yima sampai sembuh." Ucap renjun.

"Bagaimana mungkin sayang, injun kan akan pergi dengan jaemin ke Sidney."

"Tapi yima?"

"Renjun tidak masalah, ada shusu yang akan merawat yima."

"Tapi?"

"Sudahlah sayang. Kau percaya bukan pada pamanmu?" Ucap jaemin menatap renjun lembut

"Ne Hyung." Ucap renjun menganggukkan kepalanya.

"Semoga kau cepat sembuh Doyoung."

"Makasih taeyong Hyung, jaehyun. Kalian sudah berkunjung." Ucqp Doyoung tersenyum kecil.

"Kami juga sangat berterimakasih karena kau sudah menjaga anak yuta dan winwin dengan baik. Jadi, kami tidak akan merasa bersalah pada keduanya. Dan kami pastikan renjun akan bahagia." Ucap taeyong tersenyum.

"Aku senang untuk kebahagiaannya." Ucap Doyoung tersenyum sedangkan renjun terus memegang tangan yimanya itu.

"Jam berapa kalian akan pergi?" Ucap taeil.

"Jam 09:00 Paman." Ucap jaemin.

"Semoga perjalanan kalian menyenangkan." Ucap taeil tersenyum.

"Intinya shusu harus memberikan aku kabar mengenai kondisi yima." Ucap renjun.

"Pasti injunie." Ucap taeil tersenyum.

"Mengenai Yangyang."

"Kau tak usah memikirkannya renjun. Kau harus fokus dengan kehidupan mu sekarang, apalagi statusmu sudah berubah." Ucap Doyoung.

"Tapi yima?"

"Kau tidak akan menuruti yima kali ini?' Ucap Doyoung menatap renjun dengan tatapan pura-pura kesalnya.

"Baik yima, aku mengerti." Ucap renjun menganggukkan kepalanya.












Setengah jam kemudian, keempatnya pulang bahkan saat dijalan renjun sudah jatuh tertidur di sebelah taeyong karena mereka berdua berada di kursi belakang sedangkan jaehyun dan jaemin berada di kursi depan, tepatnya jaemin tengah menyetir mobil.

"Jaem, lebih cepat. Sepertinya injunie sangat lelah." Ucap taeyong sembari mengelus kepala menantunya itu.

"Iya mom." Ucap jaemin.

"Kau kasar sekali padanya. Berapa ronde kau melakukannya?" Goda jaehyun membuat taeyong menggelengkan kepalanya dan terus mengelus kepala menantunya agar tak terbangun.

"Daddy." Datar jaemin.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya soal dapur kalian." Ufap jaehyun lalu menatap jalanan saja sedangkan jaemin hanya menatap jalanan dan sesekali melihat spion tengah dan tersenyum karena istrinya sangat menggemaskan bahkan saat tertidur sekalipun.


Sungchan keluar dari kamarnya dan tidak mendapati siapapun dirumah ini, lalu diapun melihat salah satu maid

"Dimana yang lainnya?" Datar sungchan.

"Tuan, nyonya, tuan jaemin dan nyonya renjun pergi tuan muda."

"Ah, baiklah, katakan pada mommy dan Daddy aku akan menginap dirumah temanku." Ucap sungchan lalu pergi menggunakan motornya. Sekalian menjernihkan pikiran nya dengan angin malam. Maid itu hanya menganggukkan kepalanya. Dan merasa tak suka dengan tuan mudanya itu, karena sangat berbeda dengan jaemin walaupun jaemin datar sekali.

Beberapa menit setelah sungchan pergi jaeyong dan jaemren sampai, jaeyong turun lebih dulu, lalu jaemin turun dan menggendong ala koala istrinya yang mengusak pada bahunya. Jaemin hanya tersenyum kecil.

Ding dong!

Ceklek.

Bibi membukakan pintu dan langsung membungkuk lalu keempatnya masuk.

"Kau langsung istirahat saja Na. Sepertinya renjun sangat leleh. Lagian besok kalian akan pergi dan penerbangannya sangat panjang." Ucap taeyong merasa kasihan jika menantunya semakin kelelahan.

"Baik mom, dad. Kami duluan." Ucap jaemin lalu pergi kekamarnya dan renjun.

"Kita harus istirahat juga sayang." Ucap jaehyun merangkul istrinya.

"Kau benar." Ucap taeyong  lalu keduanya masuk kedalam kamar mereka.









Di lain tempat, shotara saat ini berada di sungai Han, diapun memegang tiket pesawat menuju Jepang. Karena dia masih belum yakin akan pulang atau bagaimana saat ini. Dia benar-benar sangat bingung.

"Tidak osaki Shotaro. Kau harus tetap pulang. Jangan pernah menginjakkan kaki disini lagi. Dan kau harus bisa melupakan kejadian itu. Itu tidak pernah terjadi." Gumam shotaro.

"Jadi kau ingin melupakannya?" Shotaro lantas melihat kearah suara dan membulatkan matanya kaget.

"Na Sungchan?"























_________________TBC_________________

Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang