63🍓

2.5K 223 1
                                    

Renjun dan haechan sekarang ini tengah berada di taman belakang mansion itu, menikmati hari karena taman belakang memang telah direnovasi oleh jaemin menggunakan atap bahkan pelindung kaca.

"Renjun?"

"Hm?" Renjun menatap Haechan dengan wajah polosnya.

"Apa yang terjadi padamu? Kenapa matamu bengkak begini?" Ucap Haechan.

"Aku menangis."

"Sepanjang malam?" Ucap Haechan menebak karena dia sangat tau bagaimana sahabatnya itu.

"Hmm." Angguk renjun.

"Apa kau bertengkar dengan jaemin Hyung?" Ucap Haechan.

"Anio, ini karena moodku sejak hamil sangat aneh Haechan. Tapi, aku bersyukur karena ada Nana Hyung." Ucap renjun.

"Syukurlah, aku sangat bahagia karena kau juga bahagia." Ucap Haechan tersenyum dan renjun ikut tersenyum.










Ruangan kerja.

Jaemin, jeno dan jaehyun berada didalam ruangan kerja yang ada di mansion utama keluarga Na itu.

"Jaem? Kau tak bisa ikut besok ke kantor milik taeil Hyung?"

"Sepertinya tidak dad, soalnya renjun sangat nempel padaku setelah tadi malam. Aku tak mungkin membawanya dan membiarkannya tau semuanya. Aku tak mau nanti terjadi sesuatu pada kandungannya saat tau pamannya sedang dalam keadaan yang buruk." Ucap jaemin.

"Aaa Daddy mengerti."

"Memangnya mau apa kesana dad?" Ucap jeno bingung.

"Membantu taeil hyung, karena perusahaannya diambang ke bangkrutan." Ucap jaehyun.

"Apa jeno perlu ikut dengan Daddy besok?"

"Hmm kalau memang kau bisa. Yasudah, Daddy akan pergi dulu takutnya nanti koleg daddy menunggu." Ucap jaehyun lalu pergi untuk bermain golf.

"Jaem?" Sang empu hanya menatap jeno saja.

"Kenapa kemarin Yangyang datang ke perusahaan? Apa yang kalian bicarakan?"

"Dia membicarakan omong kosong dengan mengatakan posisinya yang seharusnya menjadi istriku. Tanpa tau kalau posisi itu sejak awal adalah milik injunie ku. Bukan miliknya. Aku menegaskan padanya untuk tak macam-macam, tapi dia malah membicarakan pada renjun tadi malam karena dia ikut dengan paman dan bibi renjun kemari, sepanjang malam renjun menangis bahkan dalam tidurnya, sejak itu dia sangat menempel padaku, aku berani bersumpah, jika dia melakukan sesuatu yang lain lagi, dia akan mati di tanganku saat itu juga." Datar jaemin dan jeno hanya bisa mengangguk karena dia mengerti bagaimana jaemin saat ini yang menahan amarahnya yang telah mencapai ubun-ubun itu.



















At. Mansion utama Liu.

Ilyoung menatap anak mereka yang sarapan dengan tenang tanpa adanya beban seakan-akan dia masih hidup sendiri.

"Kenapa kau tak pulang Yangyang? Siapa yang akan mengurus suamimu jika kau disini?"Ucap taeil datar.

"Dia sedang sibuk ayah, makanya aku kemari lagian dia sudah mengijinkan juga. Dan ada banyak jalannya yang akan mengurusnya bahkan melayaninya." Lanjut Yangyang dalam batinnya.

"Yangyang?" Sang empu hanya menatap ibunya itu.

"Apa sudah ada kabar bahagia untuk kami?" Ucap Doyoung setidaknya walaupun dia tau perusahaan suaminya tak dalam keadaan yang baik-baik saja, dia ingin mendapatkan kabar bahagia dari anaknya itu.

"Tidak Bun." Ucap Yangyang menyembunyikan kehamilannya karena dia berencana untuk tak melahirkan anak itu juga dari pada dia harus melahirkan anak dari seorang dominan brengsek dia memilih tak melakukannya. Lagian setelah ini dia akan bertemu dengan dokter yang terakhir kali membantunya aborsi.

"Aaa, mungkin memang belum. Kau jangan menyerah sayang."Ucap Doyoung dan Yangyang hanya menganggukkan kepalanya.

















At. Samsung hospital.

Terlihat taro yang akan memeriksakan kandungannya di temani oleh Shohei sang suami. Sekarang keduanya sedang berada didalam ruangan dokter kandungan yang bernama Kim Seungmin itu.

"Wah, lihat nyonya, tuan, janinnya sangat sehat sekali." Ucap Seungmin dan keduanya hanya menatap layar usg itu dengan perasaan yang berbeda.

"Apa kalian ingin mendengar suara detak jantungnya?" Ucap Seungmin.

"Ne." Ucap Shohei semangat karena dia memang ingin mendengar suara calon anak mereka itu, walaupun tau kalau itu bukan anak kandungnya tapi dia sudah terlanjur menyayanginya.

Deg...deg...deg...deg...

Taro meneteskan airmata bahagia mendengar suara detak jantung calon anaknya itu sedangkan Shohei tersenyum sembari menghapus airmata taro.

"Kalian mengingatkan saya pada tuan dan nyonya Na. Mereka saat melakukan pemeriksaan sangat bahagia sampai menangis karena melihat calon bayi mereka." Ucap Seungmin tersenyum..

"Memangnya tuan dan nyonya Na melakukan pemeriksaan kapan dok? Kebetulan dia kolega kerja saya."

"Aaa, besok adalah jadwal nyonya Na periksa. Tapi, saya akan datang ke kediaman mereka sepertinya karena nyonya Na selalu mengeluh lelah dan berat, jadinya tuan Na selalu menyuruh saya datang ke kediaman mereka untuk mengecek kandungan nyonya na. Tuan Na sangat mencintai nyonya Na." Ucap Seungmin tersenyum senang.

Setelah keluar dari ruangan dokter kandungan itu, taro hanya diam saja karena terngiang-ngiang kata dokter itu mengenai jaemin yang sangat menyayangi renjun bukan seperti sungchan yang mencampakkannya bahkan rasa bersalah kembali merogoti taro karena Shohei harus menanggung keperluannya dan anak yang bukan anak kandungnya nya itu.

"Taro? Ada apa? Kenapa kau diam saja?"

"Tidak Shohei, aku hanya kelelahan." Ucap taro.

"Aaa baiklah, ayo kita segera pulang agar kau dan calon baby bisa istirahat." Ucap Shohei menggenggam tangan taro sedangkan taro hanya diam saja.


Beberapa menit setelah kepergian taro dan shohei, Yangyang sampai di rumah sakit dan menemui dokter yang membantunya aborsi tapi kata perawat dokter itu sudah pindah ke Australia, dan hanya ada dokter baru pindahan dari amerika. Lalu diapun menemui dokter yang tadi di temui oleh Yangyang.

"Apa nyonya ingin memeriksa kandungan nyonya? Mari berbaring " Ucap Seungmin ramah dan Yangyang mengikuti saja lalu mulai melakukan usg. Hingga janin berusia 5 Minggu itu terlihat di layar usg.

"Janin nyonya saat sehat, usianya sudah memasuki 5 Minggu. Nyonya harus banyak makan makanan yang bergizi dan minum susu hamil juga vitamin."

"Bagaimana jika sayang melakukan aborsi?" Ucap Yangyang membuat Seungmin kaget karena seumur hidupnya dia tak pernah membantu aborsi siapapun.

"Maaf nyonya tak bisa. Saya tak pernah melakukan aborsi pada siapapun. Apa nyonya tak memiliki suami?"

"Saya punya, hanya saja saya tak mau anak ini begitu pula dengan dia." Datar Yangyang.

"Maaf nyonya, kalau begitu saya tak bisa. Nyonya bisa mencari dokter lain. Maaf sekali lagi nyonya." Ucap Seungmin menunduk.

"Dasar." Ketus Yangyang lalu pergi begitu saja dengan membanting pintu ruangan Seungmin.

"Kenapa dia ingin membunuh anaknya sendiri? Dasar aneh sekali. Tidak berperasaan sama sekali." Monolog Seungmin.




























_________________Tbc_________________

Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang