49🍓

2.6K 244 3
                                    


Taeyong dan renjunpun datang ke perusahaan dengan bawaan di tangan mereka masing-masing. Saat masuk semua karyawan yang berlalu lalang di lobby kantor membungkuk seketika pada kedua nyonya na itu.

Ting!

Renjun keluar lebih dulu dan taeyongpun tersenyum.

"Hati-hati mengerti sayang." Ucap taeyong.

"Ne mommy." Ucap renjun tersenyum lalu pintu lift kembali tertutup dan renjunpun langsung berjalan kearah ruangan jaemin. Di depan dia bertemu dengan Jay dan Jake yang langsung membungkuk juga jeno yang ntah kembali dari mana.

"Renjun?"

"Jeno hyung." Ucap renjun tersenyum.

"Ingin bertemu dengan jaemin?"

"Ne." Angguk renjun semangat bahkan membuat jay dan Jake merasa sangat gemas pada istri atasan mereka itu.

"Langsung saja." Ucap jeno dan renjun mengangguk lalu jalan keruangan jaemin.

Tok...tok...tok...

"Masuk!"

Ceklek.

Renjun melihat suaminya itu masih sibuk dengan pekerjaannya dan diapun masuk lalu menutup pintu dan meletakkan bekal itu diatas meja lalu mendekat kearah jaemin.

"Nana Hyung?" Jaemin lantas melihat renjun yang ada disebelahnya dan sedikit kaget karena istrinya berkunjung. Lalu diapun melupakan semua pekerjaannya dan menghadap sepenuhnya pada sang istri.

"Kenapa tak bilang Nana Hyung kalau injunie akan kemari?" Ucap jaemin tersenyum sembari menarik sang istri untuk duduk di pangkuannya.

"Untuk kejutan." Ucap renjun tersenyum. Jaemin ikut tersenyum.

Cup.

"Istri Hyung benar-benar sangat menggemaskan sekali." Ucap jaemin setelah mengecup bibir manis itu.

"Jangan menggodaku lagi Hyung. Ayo kita makan siang, injunie membawa makanan untuk kita makan bersama." Ucap renjun senang.

"Baiklah." Ucap jaemin lalu diapun berdiri denhan renjun di gendongannya dan jalan kerah sofa.

Setelah mendudukkan renjun dengan benar, jaemin lantas duduk disebelah istrinya itu lalu renjunpun membuka bekal yang dia bawa.

"Jangan katakan saat aku menghubungi mu tadi kau sedang memasak?"

"Mianhe Hyung. Tapi, ini keinginan baby." Ycap renjun tersenyum.

*Jangan lakukan lagi, mengerti?"

"Hmm." Angguk renjun tersenyum. lalu merekapun makan dengan nikmat.

"Oh iya sayang, aku mendapatkan undangan dari kolega yang ada di Jepang untuk menghadiri acara pernikahan anak mereka. Tapi aku bingung mau pergi atau enggak." Ucap jaemin.

"Dimana Hyung?" Ucap renjun antusias.

"Jepang, acaranya dua hari lagi. Tapi, aku tak mungkin meninggalkanmu. Mungkin aku akan menyuruh —"

"Jangan Hyung. Ayo kita pergi. Aky ingin ke Jepang. Sudah lama aku tak kesana. Terakhir kali saat baba dan mama masih ada." Ucap renjun mendadak sedih. Jaemin langsung merangkul istrinya itu.

"Kita akan pergi, jadi jangan sedih begitu. Hmm?" Ucap jaemin, renjun lantas mengangkat kepalanya dan diapun langsung mengangguk sembari memeluk jaemin.

"Makasih Nana Hyung."

"Anything for you babe."Ucap jaemin sembari mengecupi kepala sih mungil istrinya itu.







Di ruangan jaehyun.

Taeyong masuk dan membuat senyum jaehyun seketika merekah.

"Kenapa tak bilang akan datang sayang?' Ucap jaehyun sembari mendekat dan membawa taeyong duduk di sofa ruangannya itu.

"Sengaja. Lagian aku juga sekalian mengantarkan renjun yang ingin makan siang dengan jaemin."

"Aaa. Apa itu makan siang kita?"

"Hmm, aku membuatnya dengan renjun."

"Pasti sangat enak, ayo kita makan." Ucap jaehyun tak sabar lalu taeyongpun membukanya dan jaehyun langsung makan.

"Oh iya sayang, aku mendapatkan undangan dari kloega kita di Jepang. Tuan osaki dan matumashi. Tapi aku menyerahkan pada jaemin." Ucap jaehyun.

"Bagaimana mungkin kau menyuruh jaemin pergi? Renjun sedang hamil ngomong-ngomong jae."

"Aku menyuruh mereka pergi sayang. Lagian, aku yakin tak akan apa-apa dengan kandungan renjun sayang. Lagian renjun pasti senang."

"Hmm." Angguk taeyong dan jaehyun sadar kalau taeyong tak menyentuh makanannya sama sekali. Hingga dia berhenti makan.

"Ada apa sayang? Kenapa tak makan siang?" Ucap jaehyun.

"Aku kepikiran dengan sungchan."

"Kenapa dengan sungchan?"

"Tadi dia membawa kekasihnya ke rumah jae. Aku bertanya apa sungchan serius dengannya. Dia mengatakan iya. Aku hanya takut kalau nanti sungchan hanya bermain-main dengannya jae." Ucap taeyong. Jaehyun lantas memegang kedua tangan istrinya itu.

"Tak akan sayang. Kau harus coba percaya padanya mengerti? Lagian sungchan tak akan seperti itu sayang." Ucap jaehyun dan taeyong hanya mengangguk.

"Sudah ayo makan. Ini aku suapkan." Ucap jaehyun lalu menyuapi taeyong sedangkan taeyong hanya menerima saja suapan dari suaminya itu.














Setelah jam makan siang berakhir, jaeminpun melihat renjun yang tidur dengan tenang diatas sofa. Lalu jaeminpun menggendongnya dan memasukkan kedalam kamar yang ada diruangannya itu dan akan membawa renjun pulang bersamanya saja nanti. Karena dia tak tega untuk membangunkan istrinya itu. Setelah meletakkan renjun didalam kamar diapun mengirimkan pesan pada Taeyong. Dan disaat bersamaan jeno masuk kedalam ruangannya.

"Ada apa?"

"Jaem, apa aku bisa libur setidaknya tiga hari? Haechan mengajakku untuk menghadiri acara pernikahan dari kolega keluarganya karena orangtuanya tak bisa pergi." Ucap jeno.

"Kemana?" Datar jaemin.

"Jepang."

"Berarti acara pernikahan dari anak kolega perusahaan ini juga. Baiklah, kau bisa libur "

"Kau juga akan pergi? Atau mommy dan Daddy?"

"Aku akan pergi dengan renjun. Mungkin kami juga akan liburan sebentar. Renjun sangat antusias soalnya."

"Aaa, baiklah. Makasih karena sudah memberikanku ijin "

"Hmm." Angguk jaemin dan jeno langsung pamit pergi dari ruangan jaemin. Membuat jaemin tersenyum kecil karena sahabatnya itu sangat menarik saat jatuh cinta. Dan dia juga turut bahagia untuk sahabatnya itu.





























________________Tbc__________________

Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang