2. Pertemuan siangkat🍓

11.1K 821 12
                                    


Renjun lagi-lagi merutuki dirinya saat harus salah turun di pemberhentian bus. Dia terpaksa melangkahkan tungkainya dengan lebih cepat untuk segera sampai di tempat dia mengajar. Dan saat akan menyebrang renjun benar-benar tidak melihat ke sekelilingnya sama sekali hingga saat dia berada ditengah-tengah sebuah mobil dengan kecepatan tinggi tidak jauh berada di depannya. Yang dia pikirkan saat itu adalah mungkin ini takdirnya untuk bertemu dan berkumpul dengan orangtuanya. Tapi, saat dia menutup matanya, tidak ada yang terjadi padanya.

Seseorang dari mobil itu keluar, dan mendekat pada renjun.

"Hei. Apa kau baik-baik saja?" Renjun yang mendengar suara orang itu langsung membuka matanya dan sadar kalau dia tidak kenapa-kenapa.

"Tidak. Maaf karena saya menyebrang sembarangan." Ucap renjun merasa bersalah karena salahnya.

"Maafkan saya juga. Karena saya tadi tidak terlalu fokus." Ucap pria itu sembari tersenyum.

"Tidak masalah. Kita sama-sama salah kalau begitu, saya permisi sekali lagi maaf." Ucap renjun lalu membungkuk dan pergi lebih dulu, sedangkan pria itu langsung masuk kedalam mobil dan menjalankan mobil itu.

"Kenapa kau membebaskannya begitu saja Lee?" Ucap jaemin, orang yang duduk dibelakang. Pasalnya mobil yang akan menabrak renjun tadi adalah mobil milik jaemin.

"Ayolah Na. Tidak perlu seperti itu. Lagi pula dia sudah meminta maaf. Turunkan sedikit sifat dingin mu itu." Ucap jeno sembari melihat sang atasan sekaligus sahabatnya dari kaca spion tengah mobil itu. Memang mereka akan terbiasa berbicara santai hanya jika ada mereka berdua saja.

"Terserah." Datar jaemin. Sedangkan jeno hanya terkekeh pelan karena sudah terlalu hafal sifat sahabatnya itu. Atau bisa dibilang saudara angkatnya itu. Karena keluarga Na sangat berbaik hati mau mengangkatnya sebagai anak mereka.  Dan membuat dia tidak kesepian walaupun kehilangan orangtuanya.


















At. Taman kanak-kanak Neo.

Renjun merasa sangat lega sekali karena tidak terlambat saat sampai di sekolah. Setelahnya dia langsung menuju ruangan guru dengan langkah yang kembali cepat karena dia benar-benar membutuhkan segelas air.

Didalam ruangan guru....

"Hai ren." Ucap pria berkulit Tan yang tersenyum padanya, Lee Haechan sahabat renjun sejak SMA. Renjun tau kalau Lee Haechan adalah anak satu-satunya dari pengusaha Johnny Lee dan istrinya Ten Lee tapi dia tidak pernah sombong atau pamer pada renjun sama sekali. Karena dia selalu mengatakan yang kaya adalah orangtuanya bukan dia.

"Hai." Ucap renjun setelah meminum segelas air hingga tandas.

"Kau seperti orang yang berlari saja " Ucap Haechan menatap sahabatnya yang telah duduk di meja tepat berada di sebelahnya.

"Kau benar. Aku salah turun halte tadi dan aky terpaksa berlari." Ucap renjun menyandarkan tubuh mungilnya itu.

"Kenapa tidak menaiki taxi saja?" Ucap Haechan.

"Taxi di pagi hari adalah hal yang buruk Haechan. Lagian aku sekalian olahraga tadi." Ucap renjun tersenyum padahal Haechan tau bukan itu alasannya melainkan irit.

"Baiklah. Aku mengerti." Ucap Haechan. Sedangkan renjun memejamkan matanya sebentar sembari memegangi kalung yang melingkar pada lehernya. Dia lega karena kalung itu tidak hilang saat dia berlari tadi. Karena itu adalah hal paling berarti baginya.
































At. Na corp.

Jaemin dan jeno turun dari mobil tersebut dan masuk kedalam perusahaan itu dengan tatapan datar milik atasannya itu sedangkan jeno berupaya membalas sapaan beberapa karyawan yang menegurnya. Karena sifat kedua orang itu sangat bertolak belakang tapi selalu bersama satu sama lainnya.

"Jaemin?"

"Hmm?" Ucap jaemin sembari menatap jeno yang ada dihadapannya dengan sangat datar.

"Aku sudah lama ingin bertanya soal ini, tapi maaf jika ini menyinggungmu." Ucap jeno ragu.

"Katakan saja. Ada apa?" Datar jaemin.

"Kalung yang ada di lehermu itu. Apa kalung itu sangat berarti?" Ucap jeno menunjuk leher sahabatnya yang saat ini tengah dilapisi oleh kerah baju dan dasinya.

"Hmm." Datar jaemin lalu kembali melihat berkasnya sebelum rapat.

"Aaa, baiklah. Kalau begitu aku akan keruangan Jake dulu untuk menanyakan kesiapan rapat yang lainnya." Ucap jeno lalu pergi dari ruangan jaemin. Setelah jeno pergi, jaeminpun mengentikan pekerjaannya lalu memegang kalung yang melingkar di lehernya dari balik baju.

"Dimana dia sekarang?" Monolog jaemin.


















































At. Liu corp.

Jaehyun memasuki perusahaan itu dengan wajah datarnya. Memang persis ayah dan anak sekali. Tidak jarang memang membuat mereka terlihat sangat sama. Jadi, salahkan jaehyun saja untuk sifat anak satu-satunya itu.

Setelah mendapatkan izin dari asisten taeil, diapun masuk kedalam ruangan kakak tingkatnya saat kuliah itu. Mereka memang tidak dekat tapi saling mengenal dengan baik, apalagi keluarga mereka sering terlibat dalam hal apapun.

"Apa yang membuat seorang Na Jaehyun datang ke perusahaanku?" Ucap taeil tersenyum lalu duduk dihadapan jaehyun yang ada di sofa.

"Ingin berbicara hal penting denganmu." Ucap jaehyun datar.

"Baiklah. Katakan saja." Ucap taeil yang cukup mengerti sifat sahabatnya itu.

"Aku berencana menjodohkan anakku dengan anakmu hyung. Bagaimana?" Ucap jaehyun dan taeil cukup terkejut tapi menetralkan kembali wajahnya.

"Tiba-tiba sekali?"

"Ya begitulah Hyung, kau tau anakku dan taeyong sudah sangat cukup umur untuk menikah. Tapi, dia selalu saja berkencan dengan berkas-berkas miliknya itu, kami khawatir dia tidak akan menikah sama sekali. Lagian, kau tidak perlu ragu memberikan anakmu pada kami. Aku yakin jaemin pasti bisa mencukupi semua kebutuhannya dan dia akan hidup nyaman. Bagaimana Hyung? Lagian ini baik untuk keluarga kita." Ucap jaehyun.

"Akan aku coba pikirkan dan bicarakan pada istriku lebih dulu, apa tidak masalah?" Ucap taeil.

"Baiklah aku mengerti. Segera kasih kabar padaku secepatnya Hyung." Ucap jaehyun.

"Aku mengerti."

"Aku harap kabar baik."

"Aku pun begitu."








































🍓🍓🍓

Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang