Renjun tengah memasak sarapan untuknya, jaeyong mungkin juga jeno karena dia melihat jeno juga ikut sarapan dengan mereka sebelum dia dan jaemin pergi ke Sidney.
Taeyong turun dan menuju dapur lalu diapun tersenyum melihat renjun yang tengah memasak sarapan dan mendekat.
"Pagi injunie."
"Pagi mom." Ucap renjun tersenyum manis.
"Apa ada yang bisa mommy bantu?"
"Tidak mom, sebentar lagi akan siap. Mommy duduk saja di sana."
"Baiklah kalau begitu. Oh iya, apa jaemin sudah menghubungimu?"
"Tadi malam sepertinya sudah mom, tapi aku tak mengangkatnya mungkin karena aku kelelahan, untuk pagi ini belum sama sekali." Ucap renjun.
"Aaa, mungkin jaemin masih belum bangun. Kau tak perlu cemas, lagian perbedaan waktu disana dan disini sangat panjang."
"Mom benar." Ucap renjun sembari melanjutkan acara membuat sarapannya, sedangkan taeyong tak bisa menghentikan senyumannya karena dia sangat senang, andai saja yuta dan winwin masih hidup pasti akan levmvug membahagiakan untuk mereka semua. Saking melamunnya taeyong, dia tak sadar kalau jaehyun berdiri di sebelahnya
"Apa kau sebegitu terpesona nya dengan menantu kita sayang?" Ucap jaehyun dan taeyong langsung menatap suaminya itu.
"Kau benar." Ucap taeyong tersenyum lalu diapun duduk begitu pula dengan jaehyun. Dan beberapa menit kemudian, renjunpun menatap sarapan mereka di atas meja dibantu oleh bibi kwon.
"Sepertinya sangat lezat, mommy tak sabar ingin mencoba "
"Silahkan Mom." Ucap renjun tersenyum lalu duduk di sebelah taeyong. Disaat bersamaan jeno tiba dan mendekat.
"Pagi semuanya." Ucap jeno tersenyum.
"Pagi jeno/ pagi Hyung." Ucap ketiganya bersamaan.
"Ayo sarapan bersama jeno." Ucap taeyomg dan jenopun duduk dihadapannya.
"Kau kemari untuk mengantar renjun ke tempat kerjanya bukan?" Ucap jaehyun menatap anak angkatnya itu.
"Daddy benar, Na Jaemin sangat protektif pada istrinya."
"Kau benar, dia bahkan posesif." Ucap taeyong lalu tertawa sedangkan renjun hanya menunduk karena malu.
Setelah beberapa menit, akhirnya renjun pamit untuk berangkat pada jaeyong. Di perjalanan tak ada percakapan apapun yang mereka lakukan sama sekali.
"Hyung?"
"Ne?"
"Apa kau sudah punya kekasih?" Ucap renjun begitu saja walaupun sangat tak sopan, jeno terdiam mendengar perkataan dari istri jaemin itu.
"Maaf hyung, aku tak bermaksud kurang ajar. Aku hanya bertanya saja."
"Aku masih sendiri."
"Benarkah?" Ucap renjun dengan tatapan berbinar.
"Ada apa?" Bingung jeno.
"Apa kau mau aku kenalkan pada sahabatku. Dia baik kok, namanya Lee Haechan." Ucap renjun antusias.
"Aaa. Aku sudah mengenalnya."
"Benarkah Hyung?"kaget renjun.
"Hmm, saat itu mobilnya mogok dan aku membantunya. Kami sudah berkenalan. Tapi, untuk mengenal lebih jauh sepertinya tidak."
"Ingin aku bantu Hyung?"
"Apa tak masalah? Aku takut jaemin akan marah kalau aku berkencan pada akhirnya."
"Nana Hyung tak akan marah padamu Hyung, asalkan kau berkencan dengan Haechan saat libur kerja. Bagaimana?"
"Baiklah, kau atur saja." Ucap jeno tersenyum karena sejujurnya dia cukup tertarik dengan Haechan, karena terlihat sangat menggemaskan.
Drrtt...Drrtt...Drrtt...
Renjun tersenyum senang melihat nama yang tertera di ponselnya lalu mengangkatnya.
"Hallo nana Hyung?"
"Kau membuatku cemas injunie. Kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja hyung, mianhe tadi malam aku tak mengangkat telpon dari Hyung, aku rasa aku sangat lelah sampai tak mendengar suara ponsel ini."
"Aku mengerti."
"Tapi Nana Hyung, bukankah disana masih sangat malam? Kau tak lelah?"
"Tidak. Karena rasa rindu ku lebih besar."
"Hyung."
"Kau sudah sarapan bukan?"
"Hmm, Hyung tenang saja. Aku akan menjaga diriku disini, Hyung juga harus istirahat dan cepat kembali."
"Pasti sayang, kalau begitu Hyung tutup dulu, ingat kalau terjadi sesuatu langsung hubungi jeno. Oke?'
"Ne Nana Hyung."
"Baiklah, i love you."
"I love you too." Lalu panggilan berakhir dan renjun benar-benar mengalihkan pandangannya pada jendela mobil. Jeno hanya terkekeh pelan melihat tingkah menggemaskan dari istri jaemin itu.
At. Mansion Qian.
Yangyang bangun dari tidurnya dan diapun keluar dari kamar tamu yang dia tempati dan menuju meja makan.
"Nyonya sudah bangun."
"Iya Bi, dimana Kun ge?" Ucap Yangyang bingung karena tak melihat Kun pagi ini.
"Tuan Qian sudah pergi ke kantor nyonya. Tuan Qian juga mengatakan pada saya kalau tuan qian ingin Anda istirahat dan tetap ada di mansion."
"Aaa, baiklah." Ucap Yangyang tersenyum karena tau Kun sangat memperhatikannya. Padahal tidak begitu adanya.
"Nyonya ingin makan apa?"
"Spaghetti aja bi."
"Baik nyonya, silahkan ditunggu." Ucapnya lalu pergi ke dapur dan Yangyang duduk di meja makan itu.
Drrtt...Drrtt...Drrtt...
Yangyang menatap kesal karena melihat nama sanga yah yang tertera di layar ponselnya itu.
"Apa dia ingin memarahiku? Aku tak akan menjawabnya." Monolog Yangyang lalu diapun mematikan.
Tapi telpon itu terus berbunyi tanpa henti hingga Yangyang akhirnya menjawabnya.
"Kenapa lagi ayah? Kau ingin memarahiku begitu?" Kesal Yangyang.
"Tidak, tapi ayah mohon pulang lah nak."
"Apa ayah sekarang tengah membodohiku?"
"Tidak, ayah melakukan ini karena bundamu. Dia benar-benar mencemaskan mu bahkan sampai masuk rumah sakit. Ayah mohon pulang Yangyang."
"Baiklah, aku akan berkunjung sebentar nanti, hanya berkunjung." Lalu yangyangpun mematikan ponselnya begitu saja lalu mendeal nomor kun.
"Ge, nanti aku akan pulang ke rumah sebentar "
"..."
"Aku akan menunggu supir pribadi dari Gege."
"...."
"Ne, sampai jumpa nanti malam ge." Lalu panggilan berakhir dan diapun tersenyum senang sembari menyandarkan tubuhnya pada kursi.
"Huang Renjun terimakasih karena sudah menggantikanku, sekarang aku bisa hidup bahagia Dengan kekasihku dan kau menderita selamanya dengan manusia robot itu, sungguh sangat menyenangkan."
_________________Tbc_________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]
Fanfic[Sudah Terbit!!!] {Chapter masih lengkap} Open PO tanggal 01 Februari-07 Februari 2024 di Hifumi Publisher Status cerita: End! Start: 28 Mei 2022 End: 26 Juni 2023 menceritakan Huang Renjun yang harus menikah dengan sang tuan muda, Na Jaemin. ceo mu...