13🍓

8.5K 762 31
                                    

"Ne?!"

________________




"Apa yang kau katakan renjun? Apa kau serius? Tolong jangan libatkan semua yang terjadi ini dengan dirimu Huang Renjun." Kesal taeil pasalnya dia tidak mau membuat renjun terjebak hanya karena ingin mempertahankan nama baik keluarga Liu. Renjun tidak berhak melakukan hal itu, taeil tidak akan mungkin melakukan itu pada keponakannya. Dia tidak mau merasa bersalah sampai mati pada yuta dan winwin.

"Tidak masalah shusu. Ini untuk kebaikan keluarga kita. Aku sudah menganggap shusu dan yima sebagai orangtuaku, jadi ini tidak masalah bagiku" Ucap renjun karena dia tidak ingin hal buruk terjadi pada pamannya, keluarganya satu-satunya. Karena sang Paman saat ini mempunyai penyakit jantung.

"Tolong jangan renjun, yima tidak mau merasa bersalah pada ayah dan ibumu." Ucap Doyoung menggenggam kedua tangan renjun.

"Yima dan shusu tidak perlu cemas. Karena ini keinginanku, Mama dan baba pasti merestuiku untuk membantu kalian. Aku mohon, ijinkan aku." Ucap renjun menatap ilyoung.

"Baiklah. Tapi, saat di perjalanan nanti jika kau berubah pikiran katakan pada kami." Ucap taeil.

"Hmm." Angguk renjun.

"Kau ingin yima membantumu renjun?" Ucap Doyoung.

"Tidak yima. Aku akan memakainya sendiri." Ucap renjun mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah. Yima dan shusu akan tunggu dibawah." Ucap Doyoung lalu diapun keluar dengan raut kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh anaknya itu.

Setelah kepergian ilyoung, renjun menatap tuxedo itu dengan tatapan dan perasaannya yang tidak bisa dia mengerti secara pribadi. Dia tidak menyangka akan menikah, tapi kalau tidak seperti ini? Maka keluarga pamannya adalah taruhannya, dia tidak mau hal itu terjadi, dia tidak mau benar-benar kehilangan keluarga nya lagi.

Renjun memakai tuxedonya dan menatap dirinya kembali di cermin dengan airmata yang menetes dari matanya.

"Mama, baba, injunie harap Mama dan baba merestui injunie. Dan Nana Hyung, maafkan injunie karena harus mengkhianatimu." Monolog renjun sembari memegang kalungnya yang terlihat karena tuxedonya yang tiga kancing teratas memang tidak dikancingkan. Lalu renjunpun menghapus airmatanya dan menghembuskan nafasnya lalu turun untuk menemui Paman dan bibinya.







Di lantai bawah....

"Aku tidak percaya Yangyang tega melakukan ini pada kita hyung? Apa yang salah dengan anak itu?" Ucap Doyoung.

"Tenang sayang. Ingat kau jangan marah-marah lagi, kau punya darah tinggi." Ucap taeil mengelus bahu istrinya yang duduk.

"Aku tidak menyangka Yangyang akan berbuat senekad ini. Aku jadi merasa sangat bersalah jika renjun tidak berubah pikiran Hyung." Ucap Doyoung.

"Aku juga. Karena aku tau renjun itu seperti apa." Ucap taeil. Lalu keduanya langsung melihat renjun yang turun dari lantai dua benar-benar sangat cantik sekali bahkan membuat keduanya terpesona. Mereka seperti melihat winwin turun saat itu juga.

"Aku sudah siap yima, shusu." Ucap renjun.

"Kau sangat cantik sayang. Ingat, jika kau berubah pikiran, jangan sungkan untuk mengatakan pada kami. Karena masa depanmu penting  sayang, kau pantas menikah dengan orang yang kau cintai." Ucap Doyoung.

"Aku mengerti yima. Ayo kita pergi." Ucap renjun tersenyum..

"Hmm." Lalu mereka bertiga pergi menuju gedung tempat acara itu.

















Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang