59🍓

2.3K 236 2
                                    

Renjun sedang berada didalam kamar sekarang dan diapun bercermin pada cermin full itu sembari melihat badannya yang semakin besar bahkan dia merasa takut jaemin akan meninggalkannya karena badannya yang besar saat ini.

Ceklek.

Renjun melihat kearah pintu kamar yang terbuka dan diapun melihat jaemin telah kembali dengan membawakan eskrim yang dia titipkan tadi. Tapi mendadak dia tak ingin dan langsung duduk diatas sofa membuat jaemin tersenyum kecil karena istrinya yang selalu berubah mood sungguh sangat menggemaskan bahkan dia melupakan apa yang dia dengar dari pertemuannya dengan Yangyang tadi.

"Kenapa sayang?" Ucap jaemin duduk disebelah istrinya yang mempoutkan bibirnya itu.

"Aku tak mau makan itu."

"Kenapa? Bukannya kau ingin eskrim? Nana Hyung memberikan yang cup besar loh." Ucap jaemin sembari mengelus kepala renjun.

"Aku tak mau semakin gendut. Lihat sekarang aku sangat gendut, aku tak mau Nana Hyung nanti malah tak mau melihatku lagi dan pergi bersama dengan orang lain." Ucap renjun ketus membuat jaemin tertawa karena pikiran renjun yang sangat aneh-aneh itu.

"Siapa yang mengatakan hal itu pada injunie hmm?" Ucap jaemin.

"Pikiran." Ketus renjun dan jaeminpun mengecup pipi chubby itu bahkan dia menggigitnya pelan membuat renjun menatapnya bingung.

"Nana Hyung tak akan berpaling dari injunie. Karena injunie adalah rumah injunie untuk berpulang dan nana Hyung tak akan membuat injunie terluka, Nana Hyung hanya akan membuat injunie bahagia kalaupun menangis itu hanya akan menjadi tangis bahagia. Mengerti?" Ucap jaemin dan renjunpun merasa sangat terharu lantas masuk dalam pelukan jaemin.

"Mianhe nana Hyung, injunie hanya berpikiran negatif saja tadi." Ucap renjun merasa bersalah karena dia telah secara tidak langsung menuduh suaminya akan berselingkuh.

"Gwanchana. Sekarang ayo makan eskrimnya. Nanti eskrimnya mencair jadi tak enak loh." Ucap jaemin dan renjunpun mengangguk lalu melepaskan pelukannya dan mengambil eskrim dengan cup besar itu dan memakannya dengan lahap membyat jaemin tersenyum dan mengelus kepala istrinya itu.

"Aku akan pastikan tak akan ada yang bisa memisahkan kita dan membuatmu terluka injunie. Aku berjanji dengan nyawaku sendiri. dan atas nama orangtuamu juga orangtua ku." Batin jaemin.













At. Mansion nohyuck.

Haechan sedang menonton televisi bahkan dia tak menyadari jeno yang telah kembali, jeno hanya tersenyum lalu mendekat dan duduk disebelah Haechan dan meletakkan eskrim pesanan Haechan pada pangkuannya.

"Hyung? Sudah berapa lama Hyung pulang?" Kagetnya.

"Baru saja. Dan kau ternyata tak sadar saking asyiknya menonton." Ucap jeno tersenyum.

"Hehehe. Makasih eskrimnya Hyung." Ucap Haechan tersenyum manis.

"Hmm. Oh iya, kau ingin mengatakan apa pada Hyung?" Ucap jeno penasaran.

"Aaa, ini." Ucap Haechan mengambil dari laci meja kecil disebelahnya dan memberikan kotak pada jeno.

"Ada apa ini? Hyung tidak sedanf berulang tahun."

"Memangnya memberikan hadiah pada suami harus saat ulangtahun saja?" Ucap Haechan.

"Tidak sih."

"Itu hyung tau." Ketus Haechan dan jeno sedikit kaget dengan perubahan Haechan yang tiba-tiba.

"Boleh Hyung buka?"

"Buka saja." Ketusnya kembali.

Jeno hanya terkekeh pelan dan diapun membuka kotak itu dimana ada testpack dengan dua garis, foto usg dan surat dokter yang menyatakan mereka akan menjadi orangtua. Membuat jeno kaget dan bahagia juga.

"Haechan? Kau serius?"

"Hmm." Angguk haechan ketus dan jeno langsung memeluk istrinya itu.

"Makasih sayang. Ini hadiah yang paling membahagiakan untuk Hyung. Makasih. Hyung sangat senang sekali." Ucap jeno senang dan Haechan hanya tersenyum kecil.









At. Apartemen Shohei-shotaro.

Shotaro terlihat sedang menyiapkan makan malam sedangkan Shohei belum pulang dari perusahaan milik keluarnya yang ada di korea itu. Beberapa menit kemudian, shotaro mendengar suara pintu apartemen yang terbuka dan diapun menuju pintu lalu tersenyum melihat Shohei yang telah pulang.

"Akhirnya kau pulang juga Shohei."

"Tentu saja. Aku kan berjanji akan pulang cepat untuk makan malam denganmu. Bagaimana dengan kandunganmu, apa babynya banyak menendang?"

"Sedikit, tapi aku suka" Ucap shotaro tersenyum dan Shohei ikut tersenyum juga.

"Syukurlah kalau kau senang, tapi kau tidak kelelahan kan?" Ucap Shohei lalu mereka mulai masuk keruangan tengah.

"Tidak." Ucap shotaro tersenyum.

"Baguslah. Aku akan bersih-bersih sebentar, kau tunggu saja di meja makan oke?"

"Hmm." Angguk shotaro lalu shoheipun masuk kedalam kamarnya sendiri karena mereka memang masih berpisah kamar atas kemauan Shohei karena dia tak mau memaksa shotaro walaupun Shohei sudah merasa nyaman atau mungkin sudah mulai mencintai shotaro. Tapi, dia tak bisa egois karena dia hanya mau shotaro tetap bahagia dan tak tertekan selama kehamilannya itu.








































__________________Tbc________________

Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang