40🍓

4K 300 2
                                    

Jaemren sekarang berada didalam kamar renjun yang berada di mansion keluarga Liu itu.

"Kenapa sayang?" Ucap jaemin yang sudah mendudukkan bokongnya pada tempat tidur dan sang istri masih berada di pangkuannya.

*Hyung, sebenarnya aku mau pulang tapi tak enak pada yima dan shusu." Ucap renjun menatap jaemin setelah melonggarkan sedikit pelukannya pada leher jaemin.

"Kenapa sayang? Kita bisa pulang karena yima dan shusu pasti akan mengerti." Ucap jaemin.

"Aku tak mau membuat yima dan shusu merasa kalau mereka jauh dariku Hyung " Ucap renjun.

*Lalu ingin pulang setelah mereka selesai makan malam?" Renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun menyandarkan kepalanya yang mendadak pusing ke bahu suaminya itu.

"Apa pusing sayang?" Dan renjun mengangguk sebagai jawabannya.

"Ingin pulang sekarang saja?" Ucap jaemin mengelus kepala istrinya itu dengan sebelah tangannya.

"Nanti saja." Ucap renjun menikmati elusan tangan suaminya itu.





Di meja makan.

"Semoga kau menikmati makanan yang kami siapkan Kun."

"Pasti yima."

"No, bukankah seharusnya kau panggil aku ibu?"

"Hmm, baiklah ibu." Ucap Kun tersenyum kecil sedangkan yangyang benar-benar tersenyum sangat lebar seketika.

"Usahakan tidak membuat anak kami menderita Kun, dia segalanya bagi saya."

"Saya mengerti." Ucap Kun dan djapun menatap Yangyang dan tersenyum licik.

"Selamat datang di kehidupan yang penuh dengan airmata untukmu kekasihku sayang." Batin Kun.










At. Mansion utama Na.

Taeyong benar-benar sangat senang hingga dia selalu tersenyum bahkan membeli banyak stok buah stroberi karena tau kalau sang menantu menyukainya. Mungkin saja nanti renjun akan memintanya juga.

"Kau sangat senang sekali sayang."

"Tentu saja jae. Sebentar lagi akan ada suara tangisan bayi di mansion ini. Aku benar-benar tak sabar menantikan semuanya."

"Aku juga sayang. Tapi, bagaimana dengan renjun? Apa dia akan terus bekerja?"

"Ntahlah, mungkin nanti atau besok akan aku tanyakan pada jaemin."

*Hmm." angguk jaehyun mengerti.

"Oh iya jae, apa bisa selama sebulan ini jaemin tetap ada bekerja dari mansion, takutnya renjun rewel, kau taukan Tri semester pertama kehamilan itu sangat berat."

"Hmm, aku akan melakukannya sayang." Ucap jaehyun.

"Makasih jae."

"Sama-sama sayang" Ucap jaehyun tersenyum.












Kembali lagi pada jaemren, keduanyapun keluar dari kamar renjun yang ada di mansion itu lalu keduanya langsung mendekat pada ilyoung.

"Njun? Bagaimana keadaan kamu njun?"

"Baik yima."

"Kalian akan pulang?" Ucap taeil.

*Iya shusu." Ucap jaemin dengan wajah datarnya.

"Kenapa kalian tak menginap saja njun." Ucap Doyoung.

"Aku—"

"Kami harus pulang yima, shusu karena saya ada keperluan lain bersama dengan renjun."

"Aaa, baiklah. Hati-hati ya, tolong jaga renjun dengan baik ya jaem."

"Hmm." Ucao jaemin datar lalu mereka berduapun langsung pergi dari kediaman Liu itu.








Di jalan.

Renjun terus melihat kearah jendela mobil dengan tatapan berbinarnya membuat jaemin terkekeh geli karena istrinya semakin terlihat menggemaskan saat dinyatakan hamil.

"Kenapa sangat antusias sekali melihat keluar jendela sayang?"

"Nana Hyung, injunie ingin makan cokelat."

"Cokelat? Tiba-tiba?"

"Hmm." Angguk renjun.

"Apa kau sudah mulai mengidam sayang?" Dan renjun hanya menatap bingung jaemin, karena dia sendiripun juga tak tau sama sekali.

"Baiklah, kita akan mencari tokoh cokelat dan membeli cokelat sesuai keinginan injunie, bagaimana?"

"Oke, makasih Nana Hyung." Ucap renjun senang bahkan puppy eyesnya terbentuk seketika.

"Anyting for you babe."








Sementara itu, Haechan dan jeno benar-benar pergi berkencan. Sekarang kefuanya sedang berada di Namsan tower.

"Bagaimana menurutmu mengenai kencan kita Haechan-ssi?"

"Bagus Hyung, aku juga suka seperti ini"

"Baguslah. Setidaknya aku tak gagal."

"Hyung ada-ada saja. Tapi Hyung, dimana orangtua Hyung?" Jeno lantas berubah raut wajahnya menjadi sendu dan Haechan merasa salah bicara dan mengelus bahu jeno.

"Maaf hyung, maaf kalau aku salah bertanya soal orangtua Hyung."

"Tak masalah Haechan, mungkin kau juga harus tau. Orangtuaku di bunuh saat aku berumur 8 tahun, dan setelah itu aku pun diadopsi oleh keluarga Na. Itulah kenapa aku sangat dekat dengan jaemin." Ucap jeno.

"Maafkan aku hyung." Ucap Haechan merasa bersalah.

"Tak masalah lagian sudah lama juga. Tak perlu merasa bersalah. Kalau mengenai orangtua, aku bisa mengatakan itu orangtua jaemin. Tak masalah bukan?"

"Tentu saja tidak Hyung. Kau adalah orang yang kuat dan bertanggung jawab, aku sangat suka sekali pada jeno Hyung " Ucap Haechan tersenyum dan jeno ikut tersenyum bahkan dia mengelus kepala Haechan dan langsung tersipu karenanya.


























_________________Tbc_________________

Terpaksa Menikahi Tuan Muda (jaemren) END✔ [Sudah Terbit Di Hifumi Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang