13

2.2K 121 0
                                    

Jaehyun berjalan kembali kekamarnya dengan perasaan hati yang gembira. Dia akan menghubungi Doyoung dan adiknya untuk menginap kerumahnya nanti malam. Namu, Jaehyun baru ingat jika ponsel telah dihancurkan oleh Jeno kemarin.

Perasaan yang awalnya senang, mendadak runtuh mengingat tentang ponselnya. Jaehyun harus mencari cara agar dia tidak sendirian dirumah bersama kedua adik kembarnya yang 'berbahaya'

Sesampainya Jaehyun didepan kamarnya, saat akan meraih kenop pintu, tiba tiba pintu kamarnya terbuka dan Jaehyun langsung ditarik kedalam. Dan punggungnua dibenturkan dibalik pintu "kenapa kau sangat lama, hm?"

"Jeno, jangan terlalu kasar dengan kak Jaehyu, kau membuatnya takut!" ucap Jaemin yang masih ada ditempatnya "haah~ maafkan aku kak, sudah kasar denganmu" Jaehyun mengangguk, masih terkejut dengan perlakuan Jeno tadi.

Jeno akhirnya menggandeng tangan Jaehyun dan menariknya kembali duduk bersama disofa "Jadi, apa yang ayah katakan padamu, kak?" tanya Jaemin "ayah hanya memberitahuku untuk menjaga kalian, dirumah dan disekolah" si kembar mengangguk, setelah mendapat jawaban Jaehyun.

"A-anu... Jeno, Jaemin... " panggil Jaehyun kepada kedua adik kembarnya. Si kembar menoleh "b-boleh aku meminjam ponsel kalian? A-aku ingin menghubungi temanku" Jaehyun meminta izin kepada kedua adiknya untuk meminjam ponsel. Jaehyun benar benar takut dengan kedua adiknya saat ini. Jaehyun sungguh tak menduga adik adiknya akan seperti ini.

"Kenapa? Ah! Kau ingin dia menginap disinikan?" tebak Jeno, Jaehyun kaget kenapa bisa Jeno menbaknya dengan benar. Jeno dapat mengetahui jika tebakannua benar, melalui ekspresi yang Jaehyun tunjukkan "Jika itu mau mu, maka itu tidak akan pernah terjadi"

Jaehyun menunduk, tentu saja Jeno melarangnya. Jaehyun pun menoleh kearah Jaemin, berharap adiknya yang satu ini mengizinkan dan membujuk kembarannya "Maafkan aku kak Jaehyun, meskipun kau memohon aku juga akan mengatakan 'Tidak' "

"Kenapa?! Aku punya pekerjaan yang harus diselesaikan bersamanya! Dan itu tak cukup jika diselesaikan sehari!!" Jaehyun mencoba untuk meninggikan suaranya, semoga dengan marahnya Jaehyun, si kembar mengabulkan keinginannya "kalian tidak akan mengerti! Jikka aku meminta bantuan kalian, kalian juga tidak akan bisa!! Ini tugas kuliah!! Tugas akhir!!!"

"Aku ingin meminta bantuannya untuk segera selesai!! Kalian egois!!! " ucapnya, lalu berdiri dan berjalan menuju kasurnya. Tubuhnya dijatuh diatas kasur, dan disembunyikan dibalik selimut besar dan tebal. Si kembar saling lempar pandang, dan kembali menatap kearah gundukan kasur yang terdapat Jaehyun di dalamnya.

Keduanya mendekat kasur Jaehyun, dan menarik selimut tebal itu. Namun, ternyata Jaehyun menahannya. Jaehyun marah dengan kedua adiknya, ia tak ingin melihat si kembar "keluar dari kamarku!! Aku tak mau melihat kalian berdua!!!" teriak Jaehyun dari balik selimut.

"Ayolah kak, jangan seperti anak kecil"-Jeno

"Benar, jika kau seperti ini yang ada kami akan semakin jatuh cinta kepadamu"-Jaemin

"Aku tidak perduli!! Keluar kalian!! -Jaehyun

Sudah, sudah cukup bagi Jeno mendengar kakaknya mengusir dirinya juga Jaemin. Dengan kasar, Jeno menarik selimut tebal itu, dan sukses memperlihatkan Jaehyun. Jeno merangkak, dan mengukung kakaknya "Jangan berani kau membentak kami! Kami tidak ingin ada yang mengganggu, kau mengerti?!"

Jaehyun tak bisa berkata apa apa lagi, dia sudah mulai ketakutan. Jaehyun berusaha mendorong Jeno yang ada di atasnya, tapi kedua tanganya langsung ditahan. Mencoba untuk memberontak, melepaskan diri dari kungkungan Jeno. Namun apa daya, kekuatan adiknya tak main main.

Melihat Jeno yang bergelut dengan Jaehyun, Jaemin ikut naik keatas kasur dan berakhir disamping Jaehyun, lalu menghentikan pergelutan itu "Jeno, hentikan!" bentak Jaemin, Jeno pun langsung berhenti setelah kembarannya membentaknya. Jaemin berbaring miring menghadap Jaehyun, mengelus surai halus kakaknya "Jeno, bukan begini caranya. Jika kau ingin kak Jaehyun menuruti kita, kau harus bersikap lembut, bukan kasar kepadanya. Lihat, dia ketakutan."

Iya, saat ini Jaehyun ketakutan. Perlahan, belaian yang Jaemin berikan mampu menenangkan Jaehyun "aku akan meminjamkan ponselku, aku juga akan memperbolehkan teman kakak menginap disini" Jeno tak percaya dengan ucapan kembarannya, ia membelalakkan matanya, dan menatap tajam Jaemin "apa yang kau bilang?! Kenapa kau malah memperbolehkannya?!"

Jaemin tak menjawab, ia terus memandang lembut wajah Jaehyun. Sedang mengagumi kecantikan dan keindahan yang Tuhan berikan. Tangan Jaemin pun perlahan mengelus rahang, dan berakhir ke bibir Jaehyun, dengan usapan pelan "Ada syarat yang harus kak Jaehyun penuhi, agar keinginan kakak terkabul"

"Apa?"

"Bercintalah dengan kami" bisiknya dengan semringai liciknya. Jeno yang juga mendengar bisikan itu, mengerti maksud tujuan Jaemin mengabulkan keinginan kakaknya. Jaehyun terkejut, mengapa persyaratan nya harus itu. Melihat tatapan menolak yang Jaehyun pancarkan, Jaemin pun semakin menyunggingkan sudut bibirnya "Bercintalah dengan kami, setiap malam. Maka kami akan mengabulkan semua yang kak Jaehyun inginkan. Dan kami, tak menerima penolakan"

Jaehyun menegak ludahnya, adiknya semakin bertindak jauh, bahkan terlalu jauh. Jantungnya semakin berdegup kencang, dan Jaehyun semakin takut. Senyuman yang kedua adiknya tunjukan saat ini, sangat menakutkan.

"Bagaimana kak Jaehyun, persyaratan itu berlaku mulai hari ini. Dan saat ayah dan ibu pergi, aku dan Jeno, akan langsung melakukannya"

Our HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang