Selama dikelas, semua mahasiswa fokus pada dosen yang berdiri menjelaskan materi didepan. Kecuali Doyoung, ia nampak tak fokus dan memikirkan sikap Jaehyun tadi yang mengacuhkan kekasihnya.
"Jaehyun.. " panggil Doyoung dengan suara bisiknya.
"Hm..?"
"Kenapa kau tadi mengabaikan Seulgi"
Jaehyun terdiam, yang awalnya ia fokus mencatat materi, menjadi terdiam karena pertanyaan Doyoung. Jaehyun memikirkan sebuah jawaban yang tepat, untuk disampaikannya kepada Doyoung, hanya saja alasan apa.
"A-aku tidak mengabaikan nya" bohong Jaehyun.
"Kau jelas tadi mengabaikannya, biasanya jika Seulgi memelukmu, kau akan membalasnya. Tapi kali ini kau tidak, apa kau sedang bertengkar dengannya?"
Jaehyun tak menjawab.
"Kau bertengkar karena apa?"
"Apa semua bermula saat makan malam di rumahmu?"
"Kenapa? Ceritak-"
Pertanyaan Doyoung terhenti, akibat sebuah kapur yang dilempar tepat mengenai kepalanya. Doyoung menoleh, mencari tahu siapa yang melemparinya, dan saat Doyoung mengetahui siapa pelakukanya, Doyoung hanya menunduk sambil mengucapka kata maaf kepada sang dosen.
Tindakan dosen itu, menyelamatkan Jaehyun dari berbagai pertanyaan Doyoung, meskipun nanti saat istirahat Doyoung masih akan tetap menanyai nya.
Di lokasi lain, tempat Jeno dan Jaemin berada. Sama seperti kakaknya yang sedang menjalankan kelas, si kembar pun juga sedang melaksanakan nya.
Seperti biasa, selama dikelas si kembar tidak memperhatikan gurunya dan hal itu sudah menjadi kebiasaan mereka. Sang guru juga tidak berani menegur, mengingat betapa kuat dan beraninya mereka melawan. Siapapun itu, mau itu orang tua atau bukan.
Saat ini Jeno dan Jaemin terfokuskan pada ponsel mereka, dimana Jaemin menyimpan foto foto seksi kakaknya dan kegiatan mereka semalam. Foto foto Jaemin kirimkan di ponsel Jeno, makanya mereka lebih memilih fokus pada ponsel dibanding guru didepan.
"Jeno, lihatlah wallpaperku"
Jaemin menunjukan wallpaper nya kepada Jeno. Wallpaper posel Jaemin berupa foto Jaehyun saat kedua kakinya diangkat oleh Jeno dan menampilkan lubangnya yang dipenuhi dengan dildo, mainan Jeno.
Jeno melihat wallpaper adik kembarnya, dan menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir kepada tingkah sang adik karena memakai foto itu, sebagai latar belakang ponselnya.
Setelah melihat ponsel Jaemin, tak sengaja Jeno bersitatap denga Renjun yang sedang memperhatikan mereka. Atau lebih tepatnya memperhatikan Jaemin.
Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas dan ada juga yang menetap dikelas. Jeno Jaemin hendak keluar, tapi Renjun menghalangi mereka.
"Jaemin, ada yang ingin kubicarakan kepadamu"
"Bicarakan saja disini"
Renjun tak menghiraukan ucapan Jaemin, ia langsung menarik tanganya dan membawa ketempat biasa Jaemin membolos. Di atap sekolah, meninggalkan Jeno yang terdiam ditempat "mereka meninggalkan ku"
Sesampainya diatap, Renjun melepas tangan Jaemin dan berbalik menghadapnya. Renjun menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya lewat mulutnya. Saat dirasa sudah lega, barulah Renjun berani mengangkat suara.
"Jaemin, aku menyu-"
"Hentikan itu!"
Renjun belum selesai berbicara, tapi Jaemin telah memotongnya. Dan Renjun terdiam, dengan mengerjapkan matanya. Sedangkan Jaemin, ia menggaruk belakang kepalanya dan melihat sekitar. Enggan untuk menatap pria mungil yang ada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung
Fanfic"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"