38

958 72 2
                                    

Malam hari telah tiba. Tepatnya pada tengah malam. Jaehyun benar benar tertidur lelap dalam pelukan Jeno, perlahan lengannya yang digunakan menjadi bantalan Jaehyun ditarik dan menggantinya dengan bantal yang empuk.

Wajah lelap Jaehyun, ditatap begitu dalam oleh Jeno. Sungguh cantik dan indah, tak salah jika Jeno begitu mencintai kakaknya sampai melebihi batas. Tangan besar dan kekar terulur mengusap pipi tembam dan kenyal itu, gemas. Jeno hampir ingin mencubit pipinya.

Beralih dari pipi menuju perutnya yang sedikit membuncit, diusap dengan begitu hati hati seolah Jeno takut akan melukai janin didalamnya. Ukiran senyuman terpampang di wajah tampan Jeno, merasa bangga usahanya membuah kan hasil yang sudah ia inginkan.

"Cepatlah besar dan tumbuh, ayah tak sabar bertemu denganmu"

Kembali ke wajah cantik Jaehyun setelah puas dengan janin didalam sana, Jeno mengecup dalam bibir manis Jaehyun dan setelah itu bangkit dan turun kasur dengan hati hati, agar tak membangun kan Jaehyun.

Jeno telah berhasil keluar dari kamar kakaknya tanpa membangunkan sang pemilik sedikitpun, dan tak disangka setelah menutup kembali pinta kamar, ada Jaemin yang sudah menunggu tak jauh didepan pintu sana.

Melihat kembarannya yang sudah keluar dari kamar sang kakak tercinta, Jaemin berjalan mendekat dengan maksud untuk masuk kedalam sana. Namun, Jeno yang sudah tahu lebih dahulu niat Jaemin berdiri menghalangi jalan kembarannya.

"Minggir aku ingin menemui kak Jaehyun"

"Dia sudah tidur, jangan mengganggunya"

Tak memperdulikan larangan dari kakak kembarnya, Jaemin berusaha menerobos masuk. Tapi, Jeno dengan sekuat tenaga menahan tubuh Jaemin dan berakhir mendorongnya, membuat adik kembarnya mundur beberapa langkah.

"Aku bilang minggir!!"

"Tidak akan. Sudah kubilang tak akan kubiarkan kau mendekati Jaehyun, sebelum kau merubah pola pikirmu!"

"Memangnya apa salahnya melarang kak Jaehyun untuk mendekati siapapun, dan memusnahkan orang orang yang beraninya mendekati kak Jaehyun!!"

"Jelas saja salah!!" Jeno mulai menaikkan sedikit nada suaranya.

"Doyoung sahabat Jaehyun, aku tak masalah jika kau ingin menyingkirkan wanita itu karena dia juga menganggu tapi, setidaknya beri dia satu kelonggaran agar dia tetap bisa bernafas dengan lega"

"Kak Jaehyun tak memerlukan orang lain, cukup kita saja yang berada disisinya"

"Kau pikir dengan kita berada selalu disisinya akan membuatnya bahagia? Membuatnya dapat merasakan kebebasan? Menghamili Jaehyun sudah lebih dari cukup untuk membuktikan dia milik kita"

"Tidak!!! Itu tidak cukup!! Aku-"

Jeno memotong ucapan Jaemin dan berjalan mendekatinya, kesal karena adiknya yang terus membatah perkataannya.

"Dengarkan aku Jung Jaemin, jika kau nekat membunuh janin yang ada didalam perutnya, atau kau membunuh Kim Doyoung didepan matanya atau tidak, aku bersumpah akan menghukum mu sampai kau lebih memilih untuk mengakhiri hidup mu sendiri!!" ucap Jeno dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Jaemin sudah tak lagi berani berkutik, jika kakak kembarnya sudah seperti ini, maka Jeno akan bersungguh sungguh dan selalu memegang setiap ucapannya.

"Kembalilah ke kamar mu dan renungkan semua yang sudah kau perbuat, dan yang akan kau lakukan"

Sesuai perkataan Jeno, Jaemin kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal begitu juga Jeno yang menyusul tak jauh di belakang adik bungsunya. Tanpa mereka sadari, didalam kamar Jaehyun, dia mendengarkan semua argumen dari kedua adiknya.

Sedih karena ia merasa bahwa dirinyalah penyebab dari semua permasalahan ini. Merasa karena dirinya, kedua adiknya berubah menjadi seperti saat ini. Dan merasa menjadi seorang kakak yang gagal mendidik adik adiknya.

"Jeno... Jaemin..."







Keesokan paginya Jeno dan Jaehyun sudah terlebih dahulu berada di ruang makan menyantap sarapan buatan Jeno. Posisi duduk mereka berjauhan, karena kondisi Jeno mudah mual mual jika berdekatan dengan Jaehyun saat makan. Aroma tubuh Jaehyun yang tercampur dengan aroma makanan, membuat Jeno ingin muntah, oleh karena itu jarak duduk mereka berjauhan agar Jeno dapat menemani Jaehyun saat acara makan.

Disaat mereka sedang menikmati sarapan mereka, datanglah si bungsu Jaemin. Mengetahui Jaemin telah tiba, Jeno segera mendekati Jaehyun, menarik tangannya dan membawanya pergi dari sana menjauh dari Jaemin.

Jaemin tak dapat menahan kepergian Jaehyun yang ditarik oleh Jeno. Jika dia nekat, bisa bisa Jeno akan melayangkan pukulan ke wajahnya.

Setelah itu di teras, dimana mobil sudah terparkir disana siap untuk ditumpangi oleh tuannya. Jeno membuka pintu mobil sedan hitam itu, mempersilahkan Jaehyun untuk masuk terlebih dahulu. Dan saat giliran dirinya akan masuk, pundaknya ditarik, tubuhnya dipaksa untuk berbalik.

Jaemin si pelaku yang menarik pundak Jeno, menarik kerah seragam kakak kembar nya "Jung Jeno, sialan kau!!"

Dengan tegas, Jeno melepas genggam Jaemin pada kerahnya dan mendorong sedikit kuat tubuh adiknya "tenangkan pikiranmu, jika kau sudah berpikir normal kembali baru aku akan mengizinkan mu mendekati Jaehyun" lalu, Jeno masuk kedalam mobil, dan pintu ditutup. Mobil siap berjalan dan pergi meninggalkan pekarangan rumah.

"AAARRRKKKHHH...!!!"

Kesal karena Jeno masih melarang Jaemin untuk mendekati Jaehyun.

"Sialan kau Jeno!! Apa yang salah dengan ku??!! Aku hanya tak ingin kak Jaehyun dekat orang lain!! Memangnya salah memusnahkan orang orang yang mendekati kak Jaehyun??!!

"AAARRRKKKHHH... "








Sesampainya di kampus Jaehyun, Jeno memutuskan untuk mengantar kakaknya terlebih dahulu untuk memastikan Jaehyun tiba di kampus dengan selamat. Jeno keluar terlebih dahulu setelah mobil terparkir dengan apik.

Memutari setengah badan mobil, Jeno membukakan pintu untuk kakaknya "terimakasih, Jeno" ujarnya setelah keluar dari mobil lalu Jeno kembali menutupnya.

"Berhati hatilah selama kau kuliah. Jangan terlalu memaksakan diri jika sudah lelah, perbanyak istirahat. Aku tidak mau kejadian kemarin terulang lagi! Mintalah Doyoung untuk menjagamu selama tidak ada aku"

Jaehyun sedikit gemas dengan tingkah Jeno saat ini, merasa cukup terhibur dan sedikit melupakan ancaman dari Jaemin.

"Iya Jeno, kau juga berhati-hati saat ke sekolah. Jangan membuat keributan lagi di sana"

"Tck! Iya iya! Sudah sana!"

Jeno segera masuk kedalam mobil sebelum Jaehyun semakin membuatnya terlihat seperti anak kecil. Sebelum mobil berjalan, Jeno menurunkan kaca jendela mobilnya "Jaehyun!" memanggil kakaknya.

Jaehyun sedikit membungkukkan tubuhnya, dan mencondongkan sedikit kedepan "iya Jeno, ada apa?" bukanya menjawab, Jeno langsung mengecup bibir Jaehyun dengan singkat, membuat Jaehyun terkejut dan hanya bisa mengedipkan matanya.

Setelah itu, mobil melenggang meninggalkan kampus Jaehyun. Aktivitas kedua kakak beradik tadi tak lepas dari tatapan yang sedari tadi memperhatikan mereka. Tangan nya terkepal dikedua sisi tubuhnya, menahan rasa cemburu didalam hatinya.

"Jung Jeno"

Our HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang