Kini Jaehyun telah sampai dikampusnya. Ia langsung menuju ruang kelas dimana mata kuliah pertama akan dimulai. Diruang kelas yang cukup luas baru terisi oleh beberapa mahasiswa yang sudah siap disana.
Jaehyun memilih tempat paling belakang yang paling dekat dengan pintu keluar, agar jika jam perkuliahan selesai ia bisa langsung meninggalkan ruang kelasnya dan pergi menuju ruang dosen untuk membantu pekerjaan para dosen yang ditujukan padanya.
"Jaehyun!!" Seru Doyoung teman seperjuangannya.
"Oh kau sudah sampai" jawab Jaehyun basa basi.
Doyoung mengambil posisi duduknya tepat sebelah Jaehyun "kudengar adik adikmu berbuat ulah lagi?" Tanya Doyoung yang dijawab helaan serta anggukan kepala oleh Jaehyun.
Jaehyun dan Doyoung adalah teman dekat sejak mereka duduk dibangku SMA. Sama seperti Jaehyun, Doyoung juga mempunyai adik laki laki walapun hanya satu yang bernama Renjun. Kedua adik Jaehyun dan adik Doyoung satu sekolah dan mereka juga berteman.
"Adikku selalu mengeluh dengan perbuatan adik kembarmu itu." Ucap Doyoung. Jaehyun menatap iba Doyoung, pasalnya Jaehyun pernah mengatakan pada Renjun untuk menjaga dan membimbing kedua adik kembarnya menjadi lebih baik, tapi hal itu malah membuat Renjun kerepotan.
"Maafkan aku, aku saja tidak bisa membimbing kedua adikku dengan baik. Kupikir jika teman seumuran mereka yang menghentikan, mereka akan lebih mendengarkan" Jaehyun sungguh merasa bersalah pada Doyoung juga adiknya, Renjun.
"Sampaikan maafku pada adikmu, jika ada kesempatan bertemu lagi, akan kubalas kebaikannya" lanjut Jaehyun. Doyoung merasa bersimpati pada Jaehyun lantaran memiliki dua adik kembar yang suka mencari masalah.
Doyoung hanya bisa mengelus pundak temannya " aku hanya bisa mengatakan Sabar ya Jaehyun, semoga adik adikmu segera berubah menjadi lebih baik lagi'"
"Haaa~ semoga"
Jaehyun dan Doyoung setelah melakukan percakapan kecil mereka yang bersamaan dengan masuknya Dosen pengajar mata kuliah pagi ini, mereka mulai mepersiapkan diri untuk mengikuti perkuliahannya.
Dilain tempat, lebih tepatnya di SMA XXX, tempat si anak kembar yang terkenal pembuat onar disekolahnya berdiri ditengah lapangan bersama murid murid yang telah mereka bully. Aksi mereka berdua mengundang banyak perhatian seluruh warga sekolah disana, tak terkecuali kepala sekolah atau ibu dari kedua anak kembar itu.
Boa mengetahui aksi anak kembarnya karena Boa sendiri yang menyuruh mereka untuk meminta maaf didepan banyak warga sekolah. Awalnya Jeno dan Jaemin tidak mau, tapi mereka mengingat perkataan kakaknya pagi tadi yang menyuruh mereka untuk segera meminta maaf.
Jeno dan Jaemin memandang remeh para korban bully, sedangkan korbanya sendiri hanya bisa menunduk. Mereka tidak tahu tujuan dari anak kembar tersebut.
"Aku, Jung Jeno dan juga adik kembarku Jung Jaemin ingin mengatakan sesuatu pada kalian semua" ucap Jeno sebagai pembuka.
"Bukan hanya untuk kalian saja, tapi seluruh warga sekolah SMA XXX. Kami ingin mengatakan bahwa kami... Telah menyesal dengan perbuatan kami, dan ingin meminta maaf pada kalian semua" lanjut Jaemin mengutarakan tujuan mereka berdua.
Tentu seluruh warga SMA XXX terkejut terlebih para korban sikembar, mereka lebih terkejut lagi. Pasalnya perbuatan Jeno dan Jaemin sudah melewati batas, bahkan hanya dengan meminta maaf saja tak akan cukup. Salah satu dari korban bully ingin membantah dan menolah permintaan maaf si kembar, tapi tatapan yang dibuat oleh Jeno dan Jaemin seolah mengatakan 'Jangan membantah dan turuti!! Atau kalian akan menanggung akibatnya!!'
Tatapan intimidasi dan mengancam itu membuat salah satu korban tadi tidak jadi membantah. Para korban akhirnya hanya menganggukkan kepala mereka dan semakin menundukkan kepala. Mereka tak berani menatap Jeno dan Jaemin.
"Kami berjanji tak akan lagi mengganggu, memalak, bahkan menyiksa kalian lagi. Dan jika kami melanggar dan mengingkari janji, kami siap menerima semua konsekuensinya." Ucap Jeno
"Dan untuk semua warga SMA XXX yang menyaksikan aksi kami berdua, kalian semua adalah saksinya" imbuh Jaemin.
Jeno dan Jaemin membukukkan badan didepan para korban mereka sebentar lalu pergi meninggalkan lapangan juga korban korbanya. Semua warga SMA XXX tak mengira jika Si kembar akan dengan sangat berani melakukan permintaan maaf, entah itu dengan tulus atau tidak, tetap saja itu adalah peristiwa langka yang tak boleh dilewati.
Jeno dan Jaemin menghapiri ibu Kepala Sekolah, dan Boa sendiri langsung berbalik badan untuk pergi menuju ruangannya untuk mengatakan sepatah dua kata pada anak kembarnya.
Jeno dan Jaemin berjalan menyusuri lorong mengikuti sang Kepala Sekolah, menghiraukan setiap tatapan murid murid yang melihat mereka berdua.
Sesampainya didepan ruang kepala sekolah, Boa membukakan pintu dan mempersilahkan kedua anak kembarnya masuk terlebih dahulu baru dirinya yang masuk kedalam ruangannya sendiri.
" kalian harus memegangi janji kalian. Karena kalau tidak, ayah dan ibu akan mengirim kalian disekolah asrama luar negeri. Kalian paham!"tegas Boa.
Jeno dan Jaemin terkejut dengan penuturan ibunya. Dimana ibunya tadi bilang akan memindahkan mereka keluar negeri " Apa?! Kenapa harus luar negeri? Berasrama pula?!" Ucap Jaemin dengan sedikit meninggikan suaranya.
Boa tak menjawab pertanyaan anaknya, ia malah mengeluarkan map biru dan menyerahkannya pada si kembar. "Baca itu dengan teliti. Itu berisi surat perjanjian, kalian harus menandatangani surat itu. Dan jika kalian menolak, maka hari ini juga kalian akan dipindahkan" Boa menekankan setiap perkataanya kemudian menyerahkan penanya pada Jeno untuk segera ditanda tangani.
Jeno Jaemin tak bisa lagi mengelak, surat perjanjian itu dicetak diatas kertas yang tak mudah untuk disobek. Konsekuensi melanggar janji mereka sangat merepotkan dan menyusahkan. Mereka tak ingin dipindahkan dan disekolahkan diasrama, apa lagi dipindahkan keluar negeri. Itu tidak boleh terjadi. Mereka tidak boleh berpisah dengan kakak kesayangan mereka.
Mau tak mau Jeno menerima pena itu dan menandatangani surat perjanjiannya. Sedangkan Jaemin masih ragu untuk melakukannya "sudah, tanda tangani saja. Kau mau berpisah dengan kak Jaehyun?" bisik Jeno berusaha meyakinkan kembarannya itu dan dengan terpaksa Jaemin menandatangani suratnya.
Boa tersenyum saat kedua anak kembarnya selesai menandatangani dan menyerahkan kembali surat perjanjian itu. Diletakkannya map berisi surat perjanjian diatas meja, lalu Boa duduk dikursi kebesarannya "baiklah kita akhiri percakapan kita. Kalian boleh kembali kekelas kalian." Boa menyuruh si kembar untuk kembali kekelas, dan tanpa basa basi lagi juga tanpa sopan santunya mereka pergi meninggalkan ruangan kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung
Fanfic"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"