Tuan Pras melihatku dengan tatapan mengejek. Mungkin heran saja melihat wanita makannya kayak aku.
Tapi aku bukanlah tipe wanita yang suka jaim-jaim dan ingin terlihat bagus dimata lelaki. Eh ralat, tentu saja aku ingin terlihat baik dan bagus dimata lelaki yang aku sukai.
Tapi dia kan Tuan Pras, pria yang super duper menyebalkan meski ya memang dia itu memiliki wajah super duper tampan. Majikanku pula, sehingga membuatku menjaga hati untuk tidak jatuh hati padanya.
Sesekali kulirik tuanku itu, dia makan dengan tenang dan elegan. Sungguh berbeda denganku, ah aku jadi sedikit malu juga akhirnya.
Selesai makan, kami bergantian mencuci tangan di kamar mandi yang berada di ruangan ini. Bukan di kamar istirahatnya itu.
Kubereskan bekas makan kami.
Tuanku itu langsung duduk di kursi kebesarannya, dan mulai fokus pada laptopnya.
Sedangkan aku, duduk diam memperhatikannya sambil menunggu mobil yang menjemputmu.
Aku tersenyum, saat fokus bekerja ternyata wajahnya bertambah tampan berkali-kali lipat. Aah jiwa jombloku meronta-ronta.
Aku jadi berkhayal menjadi pacar tuan Pras. Tiba-tiba saja pipiku terasa panas. Kusentuh kedua pipiku dengan kedua telapak tanganku itu. Semoga saja pipiku tidak memerah dan tuan Pras tidak menyadari kalau aku sedang mengkhayalkannya.
"Kenapa?" Aku terkejut,tuan Pras tampak menatapku dari tempat duduknya dengan bibir tersenyum mengejek.
Aku menggelengkan kepalaku. Bingung mau berkata apa. Entah kenapa mulutku yang bawel ini tiba-TIBA saja terasa kaku, dan aku tidak sanggup berkata-kata.
Bahkan jantung ini sudah berdegup tidak beraturan dengan hati yang berdebar-debar. Entah kenapa.
Aku menatapnya dengan perasaan campur aduk.
Sialnya tanganku masih menangkup kedua pipiku ini. Dengan cepat kuturunkan tanganku dan mulai saling meremas dengan kuat.
"Aku tahu kamu naksir padaku, tapi kamu bukan levelku." Sinisnya datar lengkap dengan senyuman mengejek.
Aku ingin menjawabnya dengan mengatakan 'anda juga bukan levelku' sayangnya, suaraku tiba-TIBA saja tidak keluar. Mungkin aku terlalu gugup seolah ketahuan sedang mengkhayalkannya.
Kemudian dia kembali fokus pada laptopnya.
Aku bersyukur, karena aku punya kesempatan menetralkan detak jantungku. Kalau tidak, sepertinya aku akan pingsan yang hanya semakin membuatku malu saja.
Huuuh
Kuhela nafasku dalam-dalam dan ku hembuskan dengan perlahan. Hingga aku merasa sedikit lebih tenang.
Tok tok tok
Terdengar suara pintu diketuk dari luar.
"Masuk!" Ujar tuan Pras.
Tampak seorang pemuda mungkin kisaran usia dua puluh lima tahunan yang berwajah lumayan tampan berdiri di depan pintu.
Mata ku langsung saja membuat, ternyata di lingkaran hidupku saat ini dipenuhi wajah pria tampan. Ah senangnya.
Bibirku sudah tersenyum manis pada pemuda itu, dan dia balas tersenyum kepadaku.
Sekilas kudengar suara tuan Pras mencibir pelan. "Jelalatan!" Katanya, sirik aja tuh orang huuh.
"Pak maaf saya Deri sopir pengganti pak Maman." Ujarnya setelah berada di depan tuan Pras.
"Gantengnya!" Gumamku pelan, aku memang tipe wanita pemuja wajah tampan heheh. Normal ya, siapa juga yang nggak suka wajah tampan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomanceMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...