52- Salah Sebut Nama Saat Akad

45 1 0
                                    

MASIH POV AUTHOR]

“Bagaimana ini? Apa mempelai pria akan datang?” Penghulu mendesah, dia masih harus datang ke tempat lainnya.

Apalagi suara kasak -kusuk semakin santer terdengar. Membuat Clarisa dan seluruh keluarganya merasa semakin cemas.

Bremm

Bremm

Terdengar suara deru mesin mobil dari luar beberapa orang segera melihat siapa yang datang.

“Pras datang!” pekik salah satu kerabat Clarisa, yang memang sudah mengenal Pras.

Semuanya merasa lega, dan menoleh ke arah pintu utama masjid. Dimana Pras akan masuk.

Wiguna, Dimas dan dua orang kerabat Clarisa berdiri untuk menyambutnya.

Mereka melangkahkan kaki menuju pintu.

Wiguna tertegun, raut wajahnya berubah tegang. Sorot matanya menajam menatap seseorang yang berjalan tepat di samping Pras.

Pria yang berjalan di samping Pras pun menghentikan langkah kakinya, dia balas menatap Wiguna tajam.

Pras yang menyadari situasi menegangkan ini, mulai menghembuskan napas kasar. Melihat ke arah sampingnya.

Lalu menatap lurus ke depan, menatap Wiguna dengan tatapan merasa bersalah.

Karena, tanpa sengaja mempertemukan mereka.

Wiguna dan Amar.

“Ayo, aku sudah kesiangan. ”Pras menoleh ke arah Amar, lalu melangkahkan kakinya dengan cepat.

Apalagi, Dimas sudah menggerutu kesal.

"Kemana saja? Semua orang sudah panik.” Dimas memukul bahu kakaknya itu dengan gemas.

Pras hanya berdecak, lalu menatap teman dan Om nya bergantian.

“kalian masuklah dan jangan merusak acara sakral ini!” ucapnya dingin, lalu masuk bersama Dimas dan kerabat Clarisa.

Amar berjalan dan berhenti tepat di depan Wiguna, mata mereka beradu tatap dengan tatapan tidak suka.

“Apa kabarmu Wigu,” sapa Amar dingin, tanpa mengulurkan tangan.

“Sangat baik!” jawabnya tidak kalah dingin, “Kau pun terlihat sangat baik setelah tidak lama bertemu! Kupikir kamu sudah menjadi gelandangan!” ujarnya penuh hinaan.

“Ini semua berkat dirimu, yang mengajariku banyak hal tentang bisnis, aku sukses sekarang!” jawab Amar angkuh.

Mereka saling tatap dengan tajam dan tidak suka.

“Kakak!” pekik Sekar.

“Papa!” pekik Aura.

Sekar dan Aura memanggil mereka bersamaan.

Tadi Sekar mendengar dari Dimas, kalau kakaknya itu ada di depan. Dia berniat memanggilnya, acara Ijab Qobul segera akan dimulai.

Amar dan Wiguna menoleh bersamaan ke arah Sekar.

Wiguna terkejut dengan panggilan Kak, dia berharap kalau Sekar tidak sedang memanggil Amar kakak.

“Eh, Om. Kenalkan dia Kak Amar kakak ku.” Sekar memperkenalkan kakaknya, lupa kalau Amar sudah kenal.

"Kami kenal Sekar!' ketus Amar.

“Eh, iya ya lupa,” tertawa kecil.

“Ayo acaranya mau di mulai!” Sekar menggamit tangan Amar.

Wiguna menatap Sekar tidak percaya, dia mengepalkan tangannya.

Amar melirik Aura sekilas, hanya dengan melihatnya sekilas saja dia tau, anak itu pasti anaknya Elly.

Cinta yang Terhalang TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang