Aku heran kenapa tuan Pras sampai segitunya terkejut sih. Dengan cepat aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat sampai mirip boneka hiasan yang ada di dalam mobilnya tuan Pras.
"Aku tidak bohong tuan." Jawabku serius, aku kan memang sudah pernah menikah.
"Lalu kenapa kamu tidak bilang." Ujarnya dengan nada kecewa.
"Bu Mila sudah tahu kok." Jawabku cepat, waktu pertama kali datang aku memang sudah mengatakan sudah dua kali menjanda kepada Bu Mila saat itu.
Apa harus ya, aku laporan kepada tuan Pras juga?
"Huuuh." Tuan Pras menghela nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar, dia tampak frustasi. Kenapa orang itu?
"Lalu suamimu dimana? " Tanyanya dengan nada kecewa, atau mungkin aku saja yang salah duga.
"Suami? Tidak ada. Aku…"
"Sekar! Jangan bercanda kamu!" Potongnya cepat.
"Bercanda? Apa maksud anda?" Aku merasa bingung, memangnya aku salah bicara ya?
"Tadi kamu bilang sudah menikah, dan sekarang kamu bilang suamimu tidak ada. Mana yang benar? Atau apa kamu sedang mempermainkan ku?"
Aku semakin heran dengan perkataannya itu. Kenapa dia sewot begitu, nyaliku jadi ciut kan?
"Saya jujur dan tidak pernah bercanda. Saya memang sudah menikah, hanya saja suami saya tidak ada. Kami sudah bercerai." Aku menjelaskan semuanya pada akhirnya, sebenarnya tadi salahnya sendiri yang memotong perkataanku.
"Apa? Jadi kamu sudah janda?" Tanyanya heboh, apa ada yang salah dengan status janda? Ini juga kan bukan mauku tahu.
"Iya, Hem saya janda." Cicitku pelan. Entah kenapa aku sedikit malu dengan statusku ini.
"Hahaha." Tuan Pras tertawa, apa-apaan dia! Apa dia sedang mengejekku. Kesal rasanya aku!
"Apa anda sedang mengejek statusku!" Aku berkata dengan nada kesal dan intonasi yang meninggi.
"Tentu saja tidak, aku hanya…" Dia tampak gelagapan, lalu tidak melanjutkan perkataannya itu.
"Apa?" Ketusku. Dengan mata yang mendelik kesal.
"CK berani ya sama aku sekarang!" Kok dia yang tiba-tiba saja terlihat kesal. Seharusnya aku kan yang kesal padanya.
"Eh kok anda yang marah tuan, seharusnya aku kan!" Ujarku gelagapan, sedikit ciut nyaliku kalau dia sudah dalam mode galak begitu.
"Kenapa kamu harus marah, hemm." Dia menyipitkan matanya dengan bibir yang tersenyum tipis. Membuatnya semakin tampan saja, ah sungguh aku ini tidak tahu malu. Kenapa juga harus berfikiran seperti itu!
"Karena anda menertawakan statusku, itu kan sungguh tidak sopan." Jawabku pelan, jujur saja aku takut dia marah lagi.
"Hahah, aku tidak menertawakanmu." Jawabnya santai.
"Itu tadi apa ketawa!" Ketusku, dengan suara pelan.
"Memangnya kau tertawa harus laporan dulu sama kamu ya?" Sinisnya. Tentu saja aku langsung bungkam, memang benar perkataannya.
Tapi tadi itu, dia benar-benar terlihat seperti sedang menertawakanku saja. Dia tertawa pada saat aku selesai mengatakan statusku yang janda.
"Sekar!" Ucapnya lembut.
Apa-apaan ini, kenapa suaranya lembut begitu sih? Aku merasa aneh mendengar suara lembutnya. Rasanya begitu terasa hangat kedalam hatiku.
"Iya tuan." Ucapku lembut juga, dia kan bicara dengan baik dan lembut. Jadi tidak salahnya jika aku juga seperti itu. Anggap saja timbal balik, baik dibalas baik heheh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomanceMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...